🍁9

11.1K 882 46
                                    

.

.

.

.

.

.

.

Mark tidak bisa menahan lengkungan bibirnya melihat Lisa yang terduduk dengan wajah sumringah menyuapi Mathew diatas ranjang rawatnya.

Disisi ranjang ada Mrs. Tuan dan Grace kakaknya yang ikut tersenyum sambil sesekali menolong Lisa menyuapi Mathew makan.

"Lisa, istirahatlah biar jijie yang melanjutkannya" ujar Grace dengan sedikit khawatir melihat Lisa yang masih pucat tapi terus berusaha menyuapi Mathew diatas ranjang rawatnya.

Sedangkan bocah itu terus saja bergerak dengan agresif.

Lisa menoleh pada Grace dengan senyuman yang masih terlihat lemah meski tidak seburuk hari sebelumnya.

"Tidak apa jijie, aku hanya ..."

"Sudahlah Lis, kau istirahatlah. Biarkan Grace melanjutkannya" Mrs. Tuan langsung membuat Lisa bungkam dengan perkataannya. Mark menatap sejenak wajah Lisa setelah mendengarkan perkataan Mrs. Tuan.

"Benar kata lao-ma Lice. Nanti setelah Mathew selesai makan, dia bisa bersamamu lagi"

"Ah iya gege"

"Hmm, istirahatlah"

Mark sangat paham, Lisa belum rela melepas Mathew karna rasa kangennya pada putranya. Tapi ini semua demi kesehatannya.

Lisa menyerahkan kotak makan Mathew pada Mrs. Tuan, lalu mengangkat putranya dan menyerahkannya pada Grace setelah memberikan sebuah kecupan dipuncak kepala pria kecilnya.

Mrs. Tuan menatap Mark lalu tersenyum kecil dan kembali menatap Lisa. Mark segera bangkit berdiri dari sofa dan mendekati ranjang rawat Lisa.

Tanpa suara, pria itu membantu membaringkan Lisa kembali diranjang. Lisa tersenyum hangat menatap telapak tangan Mark yang mendarat sejenak diperut ratanya sebelum menarik selimut dan menutupi tubuh ringkihnya.

"Baiklah sayang, aku akan keluar sebentar" ujar Mark sambil mengelus kepala Lisa. Wanita itu mengernyit sambil menatap Mark.

"Gege mau kemana?" matanya menatap lurus pada Mark yang terdiam dan terlihat berpikir sejenak.

"Hanya menemui klien lama lao-pa didekat sini" mata Lisa agak menyipit menatap pergerakan bibir Mark. Disudut ruangan itu, Mrs. Tuan mengawasi Grace dan Mathew sambil sesekali mencuri pandang pada putra dan menantunya.

Lisa menjilat bibir bawahnya menatap Mark dengan tatapan senduh.

"Apa gege akan lama?" Mark tersenyum mendengat pertanyaan Lisa. Tangannya terulur mengelus lembut pipi Lisa.

"Tidak sayang, hanya sebentar" seolah tak mengijinkan Lisa berbicara lebih banyak, Mark langsung menunduk dan mengecup dalam-dalam bibir Lisa.

Lisa membulatkan matanya karna kaget dengan tindakan Mark. Sedangkan Grace yang kebetulan mencuri pandang pada keduanya, cukup terkejut dengan tindakan Mark. Namun wanita itu hanya tersenyum manis setelahnya.

Mark berlalu dari ruangan itu, meninggalkan Lisa dengan perasaan campur aduk. Wanita itu menghelah nafasnya menatap pintu yang menutup itu. Setelah itu telapak tangan pucatnya terangkat dan menyentuh lembut bibirnya.

Lisa tahu pipinya pasti sudah semerah kepiting rebus.
________________



"Hai Lice" Lisa segera membuka kelopak matanya yang sudah hampir menutup. Diangkatnya kepalanya untuk menatap gerombolan manusia yang mendekati ranjangnya.

[COMPLETE] UNA IN PERPETEUUM |21+|  (Mark Tuan x Lisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang