🦆7

35.1K 3.1K 411
                                    

Sejak kejadian tidur bersama, semuanya terasa berbeda bagi Lisa. Padahal hanya baru beberapa jam berlalu, namun ia tetap merasakan ada jarak yang mulai terbentang antara dirinya dengan Jungkook.

Tadi pagi, ketika ia keluar dari kamar mandi, ia sudah tidak menemukan Jungkook diranjangnya. Belum ada sepatah katapun yang diucapkan pemuda itu padanya hingga detik ini.

Lisa memang tidak mengharapkan permintaan maaf dari Jungkook, karena ia juga bersalah dalam hal ini.

Tapi, melihat Jungkook yang seperti mulai menghindarinya, membuatnya merasa tak nyaman. Lisa tidak terbiasa berada sejauh ini dari Jungkook. Jauh dalam artian, seperti ada sebuah dinding besar yang membatasi mereka.

Gadis itu menghembuskan nafasnya lelah. Entah sudah berapa kali ia melirik ponsel yang berada di tangan kanannya.

Biasanya Jungkook sering mengirim pesan-pesan menyebalkan, seperti; 'Hei, jidat lebar! Minggu depan mau main playstation, tidak?' atau 'Dasar idiot! Kau lemparkan kemana sendal baruku?' serta, 'Makan yang banyak! Tubuhmu kurus sekali, seperti sumpit berjalan.'

Lisa tersenyum mengingatnya. Ia baru menyadari kalau Jungkook juga sering menyelipkan kalimat perhatian yang disandingkan dengan kalimat-kalimat menjengkelkan lainnya.

Baru beberapa jam berada di jarak ini, namun perasaan rindu itu sudah terbentuk dihatinya.

Biasanya kalau berlibur bersama seperti ini, Lisa akan menyusup kekamar Jungkook dan membuat pria itu terkejut dengan menyeret kakinya dari atas ranjang hingga jatuh dengan debuman yang keras dilantai. Sampai Jungkook meringis kesakitan sembari mengusap bokongnya sendiri, kemudian berlari mengejar Lisa.

Ah, menyenangkan, bukan?

Terlepas dari termenungnya Lisa, gadis itu sampai tak menyadari ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya dengan senyuman tipis dibibir.

Seseorang itu menyodorkan sesuatu tepat didepan wajah Lisa, membuat gadis itu terkesiap.

"Jennie eonni?" ucapnya, terkejut. Mengambil alih benda yang disodorkan Jennie dan memandangnya dengan seksama. "Apa ini?"

"Pil pencegah kehamilan." jawab Jennie. Ia mendudukkan dirinya ditepi ranjang, bersisian dengan Lisa.

Kedua mata Lisa membulat lebar. Tangannya sedikit bergetar, menggenggam benda tersebut. "T-tapi.."

Jennie terkekeh kecil, "Aku tahu, Lisa. Semalam, kau tidur dengan Jungkook, bukan?"

Lisa semakin melebarkan matanya dengan jantung yang berdegup kencang, "B-bagaimana eonni bisa tahu?"

Lagi-lagi Jennie terkekeh geli melihat ekspresi panik Lisa dengan bibir yang tergagap lucu. "Tadi pagi aku melihat Jungkook keluar dari kamarmu, dan cara berjalanmu juga aneh, kkk~"

Mendapati Lisa yang tengah meneguk salivanya kasar dengan wajah tegang luar biasa, membuat Jennie tersenyum hangat. Sangat menenangkan sembari mengelus surai lembut Lisa, "Tidak apa. Kau sudah cukup dewasa untuk melakukan kesenangam semacam itu, Lisa."

Lisa menunduk sendu, "Tapi ... Aku benar-benar merasa bersalah pada Jungkook."

"Kenapa?" Jennie menatapnya bingung.

"Semalam, Hanbin oppa datang kesini," Lisa menarik nafas sejenak, dan Jennie tahu sesuatu yang buruk telah menimpa adiknya ini. "Aku tahu, aku tidak punya hak untuk menyuruh Hanbin oppa memilih antara aku atau Hayi eonni. Aku tahu mereka saling mencintai."

Nada suara Lisa mulai bergetar, dan ia berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan kalimatnya tanpa diiringi oleh air mata. "Aku tahu, aku ada diposisi yang salah. Hanbin oppa juga tahu kalau aku mencintainya, tapi ia membiarkannya. Membuka jalanku untuk masuk kedalam hubungan mereka. Namun aku juga terlalu bodoh untuk terperangkap dalam janji menggiurkannya."

the hottest baby | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang