🦆9

34.3K 2.9K 130
                                    

Lisa menatap pantulan dirinya pada cermin besar dihadapannya dengan bibir yang mempout. Kedua tangannya berada dipinggang sambil sesekali memutar tubuhnya.

Gadis itu mendengus pelan. Dilihat dari sudut manapun juga, lemak ditubuhnya terlihat semakin bertumpuk. Ia memang tidak menyalahkan siapapun atas kenaikan berat badannya yang cukup drastis selama lima bulan ini.

Tapi, hei! Ini sepuluh kilo! Kalian bisa bayangkan setembam apa pipinya, lingkar pahanya, dan juga lingkar lengan atasnya.

Walaupun Jungkook berkata kalau Lisa masih terlihat cantik, tapi tetap saja angka timbangan yang naik adalah salah satu mimpi buruk dihidupnya.

Ia menghela nafas pendeknya. Tangannya terulur untuk mengelus perut buncitnya. Tidak apa-apa berat badannya bertambah, kesehatan buah hatinya adalah yang utama. Begitu pikirnya.

Gadis itu melangkah menuju balkon. Tubuhnya segera disambut oleh hembusan angin sore yang begitu menyejukkan. Pedesaan dimana paviliunnya berada ini memang menyajikan pemandangan yang sangat memukau.

Dari tempat berdirinya saat ini, Lisa dapat melihat pegunungan yang asri, terbalut oleh pepohonan hijau yang sangat menyegarkan untuk dipandang.

Sungai kecil yang mengalir tak jauh dari paviliun pun cukup menambah kesan elok dan damai dari pedesaan ini.

Lisa beruntung dapat menghabiskan waktu ditempat ini. Sebenarnya, paviliun yang memiliki dua lantai ini adalah milik Jungkook.

Lisa hanya tinggal sendiri disini. Pada pagi hari, ada dua orang asisten rumah tangga, beserta dua orang penjaga kebun yang bekerja. Jika pekerjaan mereka sudah selesai, maka mereka akan pulang dan kembali keesokan harinya. Begitu seterusnya.

Sementara di gerbang masuk, ada sekitar empat orang penjaga keamanan. Jungkook sengaja mempekerjakan orang sebanyak itu demi melindungi Lisa dari resiko paparazi ataupun sejenisnya yang sewaktu-waktu dapat muncul kapan saja.

Kedua orangtua Jungkook sebenarnya sudah menawarkan diri agar Lisa tinggal bersama mereka. Namun Lisa menolak. Ia hanya ingin hidup mandiri dan tak merepotkan oranglain katanya.

Lisa tersenyum dan melambaikan tangannya pada seorang wanita paruh baya yang kebetulan melewati jalan didepan paviliunnya. Wanita yang kini tengah membalas senyum Lisa itu sering dipanggil bibi Han oleh para penduduk desa. Dia wanita yang baik dan sangat keibuan sekali. Terkadang Lisa mengobrol dengannya ketika sedang berjalan-jalan disekitar desa. Ya, walaupun harus didampingi oleh dua orang bodyguard. Tapi hal itu tidak menjadi masalah besar, selama ia masih bisa menikmati suasana disini dengan baik.

Setelah dirasa angin disore hari ini mulai menusuk kulitnya, dan menghantarkan suhu dingin keseluruh tubuhnya, akhirnya Lisa memutuskan untuk masuk kembali kedalam kamarnya.

Prang!

Lisa terlonjak saat mendengar suara pecahan dari lantai bawah. Ia menyernyit, dadanya bergemuruh was-was. Seingatnya  para pekerja sudah pulang sebelum jam makan siang. Hanya ada para penjaga yang sedang berjaga diluar sana.

Gadis itu berjalan perlahan menuju sisi pintu, meraih tongkat baseball yang bersandar pada lemari besar disisinya.

Pikirannya mulai kacau. Jungkook tidak mungkin datang tanpa memberi kabar, begitupula dengan teman-temannya.

Lisa membuka pintu kamarnya secara perlahan. Do'a-do'a pun dirapalkannya dalam hati. Meminta perlindungan pada Tuhan, dan berharap tidak ada hal buruk yang terjadi dibawah sana.

Ini benar-benar membuatnya takut. Oh, ya ampun! Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh ibu hamil yang lemah seperti dirinya?

Gadis itu menyembulkan kepalanya perlahan dari balik pintu. Sunyi senyap. Tak ada suara apapun, sampai tiba-tiba ...

the hottest baby | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang