Tak ada hal lain yang bisa membuat Amfitrit tenang sebelum ia bisa membuat Poseidon mengiakan apa yang ia inginkan. Kini ia berdiri di pinggir balkon teratas istana suaminya di dasar laut Aegea yang luas. Jemarinya yang memucat menggenggam erat pagar rendah yang membatasi kamarnya dengan lautan yang gelap. Surai emasnya bergerak mengikuti arus lautan dalam yang hangat.
Amfitrit mengira dirinya telah berhasil membuat Poseidon menuruti apa yang ia mau. Namun, ia tahu dengan pasti, tak ada cara lain agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Poseidon bukanlah pria yang dengan mudah bisa memberikan sesuatu yang orang lain minta tanpa mereka memberikan sesuatu yang lain sebagai gantinya. Menurutnya, harus ada timbal balik, antara si pemberi dan penerima.
"Kau bisa pergi kalau kau ternyata tidak menyukai dengan apa yang menjadi pilihanku, Suamiku," tegas Amfitrit. "Aku tak peduli berapa banyak ketaksetiaanmu yang akan hadir dalam kehidupan kita mendatang—"
"Sayang," sela Poseidon. Lalu ia menggenggam tangan Amfitrit, dan membawanya dalam kecupan kecil, "Tak ada hal lain yang kuinginkan selain kau, Amfitrit."
Suaminya.
Sang Dewa Laut.
Amfitrit tersenyum, mendapati dirinya menikmati perhatian kecil suaminya. "Aku tak bisa menjanjikan yang lebih dari ini padamu, Poseidon. Kesetiaan. Namun, tahukah kau bahwa aku sudah berusaha sejauh ini hanya untuk membuat diriku memercayaimu?"
Tatapan Poseidon tak lepas dari wajah manis Amfitrit. "Aku memang tak layak untuk mendapatkan hal itu setelah apa yang selama ini kulakukan di belakangmu. Aku hanya bisa menjanjikan kebahagiaan padamu. Aku malu mengakuinya, tapi sejak kau memutuskan untuk mau kembali padaku, aku semakin ingin tak ingin berpisah denganmu."
Kali ini Amfitrit tak bisa menahan tawanya. Ia mengibaskan tangannya ke udara dan memutar bola matanya dengan gemas. "Oh, omong kosong! Aku tahu dengan pasti bahwa kau tak akan dan tak pernah bersugguh-sungguh dengan ucapanmu, Poseidon. Mengingat semua rumor yang beredar tentangmu—"
Amfitrit menatap Poseidon tepat di matanya, "yang jauh lebih menarik daripada kekuasaanmu, aku bisa memakluminya. Sebagai seorang wanita, aku paham bahwa semua pria tak akan pernah bisa dipercaya, tetapi, kuakui aku terkesan dengan kejujuranmu, Sayang," lanjutnya.
Amfitrit mengingat kejadian ketika Delphin menemukan dirinya sedang bersembunyi di sebuah pulau ujung lautan terjauh, tanpa ragu Poseidon segera datang kepadanya. Tindakan tak terduga dari seorang pria yang sedang jatuh cinta memang tak pernah membuat Amfitrit berhenti terkejut. Bersama dengan beberapa pengawalnya, pria itu memohon kepada Amfitrit agar mau kembali ke Aegea.
Hanya satu permohonan yang mampu menggetarkan hati Amfitrit dan membuatnya mengganggukkan kepala. "Kumohon ...."
Sebuah pelukan hangat dari arah belakang membuat jantung Amfitrit hampir kehilangan detaknya. Walaupun tentu saja itu tak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Namun, rasa itu menyergap tubuhnya ketika pikirannya sedang tak berada di tubuhnya. Kecupan-kecupan kecil di sepanjang leher belakang Amfitrit hingga ke bahunya yang terbuka membuatnya hampir tenggelam dalam gairah. Kemudian ia berbalik dan menemukan sesuatu yang tajam telah menusuk jiwanya melalui tatapan.
Amfitrit menghela napasnya, jarinya yang ramping membelai cambang Poseidon yang tumbuh lebat sejak terakhir mereka bertemu. Ketika iris birunya bertemu dengan warna hijau milik Poseidon, Amfitrit tahu hidupnya tak akan lagi sama, tetapi ada hal-hal yang masih akan terus ia rasakan sebagai bagian dari kompensasi yang telah ia sepakati.
Senyum Poseidon menari-nari di matanya. "Akhirnya, hanya ada kau dan aku."
"Ya, aku tahu."
"Selamanya?" tanya suaminya.
"Dan seterusnya."
Walaupun mungkin kelak hatinya akan terluka, tetapi ia berusaha sekuat tenaga untuk terus memercayai ucapan suaminya. Seperti para manusia fana yang terus memercayakan nasib seluruh samudra pada kekuatan mutlak sang Dewa Laut. Ya, Amfitrit menyerahkan segala yang dipercayainya. Bahwa suaminya akan membuat Amfitrit bahagia.
Poseidon.
[[end]]
KAMU SEDANG MEMBACA
Poseidon's Chase
Short Story--- Poseidon jatuh cinta. Namun sayang, orang yang disukainya setengah mati berusaha menghindar. Bukannya Amfitrit tak menyukai pria itu. Hanya saja... Ah, Amfitrit tak mau memusingkannya. --- #thewwgfantasy #poseidonproject