5

22 3 0
                                    

"Kalau kamu melihat ke sebelah kiri, kamu akan mendapati gunung berlian." jelasnya sembari menunjuk ke arah kiriku. Persis seperti seorang tour guide. Berbakat, nih!!!

Aku menganga kagum. Sungguh, ini indah sekali. Gunung berwarna hijau itu ditumbuhi berlian yang menempel di badan gunung dan membuatnya bersinar ditimpa cahaya matahari. Oh, please. Bolehkah aku berpose di dekat gunung itu?

"Dan, di sebelah kananmu, kamu akan melihat air terjun." lanjutnya lagi sambil menunjuk ke arah kananku.

Aku ganti menoleh ke kanan. Triple wow!!

Memang, air tidak tepat di sebelah kananku. Namun, aku masih bisa melihatnya. Air yang begitu jernih dengan para duyung yang melompat layaknya lumba lumba.

" air itu adalah air kehidupan kami. "

Aku mengkerutkan keningku bingung.

"Kehidupan?" ulang ku.

Dia mengangguk.

"Ya, air itu bisa menyembuhkan penyakit dan menghidupkan kembali yang sudah meninggal. Bagi kami itu adalah air kehidupan karena percaya atau tidak, kami semua ini seharusnya sudah mati sejak proses penyerangan terhadap keluarga kerajaan beratus tahun lalu." jelasnya.

'cerita itu lagi..' batinku. Apakah cerita itu sangat berpengaruh ya disini?

"Lalu, apa yang terjadi?" tanyaku penasaran. Seru juga mendengar seperti ini. Bisa jadi inspirasi buat tugas tentang legenda. Dijamin, aku bakal dapat nilai sempurna.

"Namun, selama air ini masih ada, maka kami tidak akan meninggal." raut wajahnya berubah sedih.

"Terus kenapa kau sedih? Bagus dong. Dengan begitu serangan seperti apapun tidak akan membunuh kalian." Aku heran. Kenapa dia sedih?

"Ya. Tapi, coba kau perhatikan baik-baik." dia menggenggam tanganku, mengajakku berjalan mendekati air terjun tersebut.

Aku tersentak. Air terjunnya tidak mengalir lagi sehingga sisa air hanya sedikit, sangat sedikit.

"Itulah kenapa paa putri duyung memilih tinggal disini daripada di laut. Mereka ingin menjaga air ini. Mereka memasang tameng pelindung sehingga air nya tidak dapat diambil tanpa izin mereka. Tapi, bagaimanapun usaha kami, air ini otomatis semakin hari akan semakin sedikit karena kami kehilangan pemimpin sejati kami."

"Pemimpin sejati?" tanyaku.

"Kaum xylor. Hanya kaum itulah yang bisa mengembalikan air kehidupan. Tapi, semenjak mereka dibantai, tidak ada lagi yang tersisa. Pemimpin kami sekarang sekejam iblis.

Kami disiksa dan diperlakukan tidak layak. Air kehidupan selalu diambil sedikit demi sedikit, mereka menggunakannya untuk mandi. Mereka tidak tahu kalau air yang mereka pakai itu berhubungan dengan nyawa orang lain.

Alhasil, kami sekarang hanya bisa pasrah menunggu ajal yang pasti akan menjemput." usai menjelaskan, dia terisak

Oh, sungguh betapa aku sangat ingin mempertaruhkan segalanya demi melihat senyum bahagia mereka.

"Maafkan aku." sesalku.

"Mengapa kau minta maaf?" tanyanya.

"Aku melihatmu menangis, namun tidak ada yang bisa kulakukan untuk meredakan tangismu."

Dia terkekeh kecil disela tangisnya.

"Kau lucu. Kau tidak salah apapun. Seharusnya aku yang meminta maaf karena merusak acara tour kita dengan tangisan ku."

Aku tersenyum. Akhirnya aku bisa membuatnya tertawa.

"Sienna!!!"

Samar-samar“, aku mendengar suara seorang perempuan yang memanggil Sienna, semakin lama suara tersebut semakin jelas.

"Hei!!" sapa wanita yang tidak kuketahui namanya tersebut seraya menepuk pelan pundak Sienna, yang dibalasnya dengan senyuman.

"Oh, hai Eniya!!" Sapa Sienna ceria.

"Berita bahagia!!!!" teriak gadis yang kuketahui namanya Eniya itu di dekat telinga Sienna.

Sienna menggerutu.

"Bahagia? Seberapa bahagia sampai kau teriak di dekat telingaku? Kalau sampai pendengaranku rusak, kau harus ganti rugi!!" ccerocosnya tidak terima, sementara yang ditegur hanya bisa cengengesan tidak jelas.

"I found my mate!!"

Sienna tertegun sesaat.

"Benarkah?" tanyanya masih tidak percaya.

Eliya mengangguk bahagia.

"Akhirnya, setelah penantian yang terasa seperti berabad abad lamanya, aku menemukan jodohku." wow, dia pasti sangat bahagia sekarang. Binar bahagia dari matanya tidak dapat disembunyikan.

"Selamat." ucap Sienna singkat.

"Thanks. Minggu depan kami bakal resmi married. Tenang saja, aku akan memberikan kartu undangan pertama padamu." janjinya.

Sienna tersenyum kecil.

"Kalau gitu, aku pergi dulu ya. Ada banyak yang harus kukerjakan." pamitnya seraya terbang menjauh dari kami.

"Beruntung sekali dia." gumam Sienna pelan, yang masih dapat ditangkap oleh inda pendengaran ku.

"Beruntung?" tanyaku membeo ucapannya.

Dia menghela nafas berat.

"Bagi kami makhluk immortal, mate atau biasa disebut jodoh itu adalah nyawa dan seharusnya di usiaku yang sekarang ini, aku sudah menemukan mateku, Eliya yang seusiaku saja udah menemukannya. Aku merasa kalah." jelas nya.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sora e Leggenda AgusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang