Crista tak menyangka, hari ini dia telah resmi menjadi istri dari seorang Gustaf Ardiansyah. Ia pun tidak mengerti bagaimana caranya suaminya itu bisa mempersiapkan pernikahan mereka hanya dalam waktu seminggu. Karena kaki Crista yang masih sakit, beberapa kali seorang petugas dari KUA datang untuk meminta tanda tangannya bersama Gustaf sebelum hari pernikahan tiba.
Dalam pernikahan itu, hanya sedikit orang saja yang hadir. Dari pihak Gustaf yang hadir adalah orang tua Gustaf, kakak Gustaf bersama istrinya, dan dua perangkat desa tempat tinggal Gustaf sebagai saksi. Sedangkan dari pihak Crista yang hadir adalah orang tua Crista, Raya dan ayahnya, serta tiga orang perangkat desa tempat tinggal Crista. Ijab Qabul berjalan lancar tanpa hambatan. Dengan seperangkat alat shalat dan satu set perhiasan, Crista sah dimata agama dan hukum sebagai istri Gustaf Ardiansyah.
Ada perasaan tidak nyaman di hati Crista saat tatapan matanya bertemu dengan kakak ipar suaminya. Ada kebencian dalam tatapan itu. Begitu juga dengan ibu mertuanya. Bukan tatapan benci dari sang ibu mertua, tapi sepertinya ibu mertuanya itu tidak menyukainya. Lain halnya dengan ayah mertua dan kakak ipar barunya. Kedua laki-laki yang berstatus Ayah dan anak itu menyambutnya dengan hati terbuka.
Nah, Crista Amelia .... Selamat menempuh hidupmu yang baru.
•••
(Crista)
Aku baru saja tiba di rumah mertuaku bersama kak Gustaf. Rumah yang sangat megah, yang di dalamnya terdapat begitu banyak barang-barang yang sangat mahal. Aku begitu gugup, bahkan tak berani melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam.
"Crista...?" panggil kak Gustaf yang sudah berada di dekat pintu.
"Kenapa berdiri di situ? Ayo masuk!" ajaknya saat melihatku diam saja. Aku tak menjawab. Aku bahkan sangat malas menatap wajahnya (oh... Ini sangat buruk sekali. Sebagai seorang istri jangan sampai berpikiran seperti itu ya. Mohon jangan ditiru). Aku segera melangkah mengikutinya. Aku bisa mendengar kak Gustaf menghela nafasnya karena sikapku yang kurang bersahabat dengannya.
"Assalamu'alaikum .... " Aku mengucapkan salam pelan saat kaki kananku melangkah memasuki rumah mertuaku itu.
"Kalian sudah sampai?" terdengar suara berat menyambut kedatangan kami. Aku menoleh dan melihat sesosok Laki-laki tampan yang wajahnya mirip sekali dengan kak Gustaf. Hanya saja, di pipi laki-laki yang mendekatiku ini sudah mulai ditumbuhi keriput di sekitar mata dan pipinya. Beliau adalah ayah mertuaku, namanya Beni Ardiansyah. Aku segera mencium tangan kanan beliau saat beliau berada di dekatku. Ayah mertuaku terdiam melihat apa yang ku lakukan. Mendapat reaksi seperti itu, aku menjadi bingung sendiri. Tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Ayo, masuk! Mama dan kedua kakakmu sudah menunggu." kata Ayah mertuaku mengalihkan suasana saat melihatku kebingungan. Ayah membawaku menuju ruang tamu.
Ibu mertuaku, Vina Ayunda, tampak tersenyum saat melihat kedatangan ku. Rambut beliau yang panjang sebahu dibiarkan tergerai. Di samping ibu mertuaku berdiri seorang laki-laki yang mirip dengan kak Gustaf. Hanya tinggi badan dan warna bola mata mereka yang berbeda. Jika kak Gustaf badanya tinggi, laki-laki ini berperawakan sedang. Jika kak Gustaf iris matanya berwarna grey, iris mata laki-laki itu berwarna brown. Dia lah kak Gerald. Kakak kandung kak Gustaf satu-satunya. Sedangkan di samping kak Gerald berdiri seorang wanita yang sangat cantik. Rambut panjang bergelombang miliknya tergerai hingga di pinggulnya. Dengan kedua tangan terlipat di atas dada, wanita itu menatapku dengan pandangan tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Failure
Romance.: Amazing cover by AuthorID :. CERITA SUDAH PINDAH ke DREAME. Dreame account: Kireina Yuni Bagaimanakah seandainya jika kamu tiba-tiba terpaksa harus segera menikah? Dengan orang yang belum pernah kamu kenal, saat kamu baru saja lulus SMA? Tak ter...