👑 👑 👑
"Astaga, Yang Mulia!" seorang wanita muda yang hampir menabrak Woohyun--saat ia tengah membawa dua napan penuh berisi roti--langsung menunduk dalam. "S-saya, minta maaf... Saya kurang berhati-hati dan tidak melihat anda datang. Tolong maafkan saya, Wangjanim." suaranya penuh dengan getar ketakutan. Dan ia masih menundukkan kepala, sama sekali tak berani untuk menatap Woohyun.
Woohyun mengernyitkan dahinya. Apa dia minta maaf pada lantai?
"Bukan pada lantai, bo--! Em..."
Ups, seorang royal diajarkan untuk tak bersumpah-serapah saat bicara dengan orang lain. Tapi berada di sekitar Woohyun dan dapat membaca semua pemikirannya yang tidak biasa membuat Raehun sangat ingin menubrukkan kepalanya ke tembok, yeah, andai dia masih punya kepala.
"Maksudku, dia minta maaf padamu. Salah satu peraturan di istana; para pengurus termasuk butler, maid, penjaga dan lain sebagainya tidak boleh tanpa izin menyentuh keluarga Kerajaan, bahkan meski mereka tidak sengaja. Mereka juga tidak diperbolehkan menatap langsung ke mata, itu dianggap menantang kasta."
Woohyun memutar mata. Peraturan macam apa itu? Oke aku tahu soal tata krama dimana kita tak boleh menatap langsung pada orang yang dihormati, tapi, soal menyentuh? Itu sudah terlalu kuno, bro!
KAMU SEDANG MEMBACA
ɮɛƈօʍɨռɢ քʀɨռƈɛ 👑
FantasiaWoohyun tak pernah tahu jika menolong seseorang di dalam gang kecil malam itu ketika berjalan pulang dari Cafe tempatnya bekerja bisa mendatangkan hal yang tak terduga. Pemuda misterius yang ditolongnya saat itu memberikan sebuah liontin yang membut...