Woohyun tak pernah tahu jika menolong seseorang di dalam gang kecil malam itu ketika berjalan pulang dari Cafe tempatnya bekerja bisa mendatangkan hal yang tak terduga.
Pemuda misterius yang ditolongnya saat itu memberikan sebuah liontin yang membut...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👑 👑 👑
Woohyun benar-benar bingung saat ini ia harus merasa apa; antara takut, terkejut, bingung, dan kagum. Setelah ia pikir lagi, mungkin kombinasi semua emosi itu sedang ia rasakan sekarang.
Ia menghela napas seraya menoleh ke ranjangnya, ke arah subjek tak sadarkan diri yang tengah berbaring diatas kasur itu lebih tepatnya.
Wooyun kembali berbalik dan menutup mulutnya dengan kedua tangan selagi melebarkan mata tak percaya.
Jangan-jangan... diaitu... penggemarberatku yang melakukanoperasiplastikhinggamemilikiwajahsamapersisdenganku, laluiaberusahamenculikkudanmengambilalihposisikudanhidupsebagaidiriku?!
"Andwaeee!" teriaknya tiba-tiba sambil menggelengkan kepala dengan liar. "Aku tak mau digantikan oleh orang asing ini! Aku masih punya masa depan yang cerah menungguku hingga sukses! Aku bahkan belum pernah punya pacar selama 20 tahun aku hidup. Maksudku, ini sudah zaman modern dan siapa yang belum pernah berkencan sejak lahir hingga 20 tahun?! Lalu apa aku akan mati perjaka? Dan... dan aku juga belum sempat bilang ke Kihyun kalau aku yang mengambil jatah makan siangnya di cafe hampir setiap hari! Bagaimana jika orang ini jahat dan akan membunuh Kihyunie saat Ki memarahinya?! Ah tidaaak!" ia memanyunkan bibir. "Kihyun-ah, maafkan aku telah gagal menjadi teman yang baik untukmu."
Yeah, itu hanyalah contoh dari sekian banyak skenario yang dapat dipikirkan oleh otak yang mendiami kepala seorang Nam Woohyun. Ia terlalu sibuk menebak-nebak siapa dan apa yang akan terjadi setelah ini, hinga tak menyadari jika seseorangyang sejak tadi ada diatas ranjangnya itu perlahan sadar dan membuka mata.
Iamengerjap sejenak sebelum mengedarkan pandangannya. Dilhatnya Woohyun tengah duduk didepan meja belajar, menghadap ke arah rak-rak buku yang--sama sekali tidak--tersusun rapi. Pemuda bersurai gelap itu nampak tengah bergumam sendirian, namun iatak dapat melihat wajahnya karena Woohyun duduk membelakanginya.