Si Bidadari : Surat Pita Biru

110 27 23
                                    

Aku bingung,kamu itu masalalu yang harus ku kenang,atau masalalu yang harus ku perjuangkan?

Malam,kamu yang jauh disana,aku sang penanti harapan masih setia disini.Tentu saja menunggumu.

Sudah 5 tahun lamanya,dia pergi dan aku tak tahu sebabnya.Dia meninggalkan kata "temui aku lagi besok"

Tapi hingga saat ini,dia yang menghilang.Menyisakan rindu yang mendalam.

♍♍♍♍

Aku berjalan mendekatinya.

Ku berikan tidak ya?
Ahh...aku maluuuu.

Tapi aku bakal terus memendam rasa ini berkepanjangan jika surat kagum ini tak segera ku berikan.

Ku lihat Yuto senpai masih berdiri disana dan bermain dengan bola basket kesayangannya.

Aku semakin dekat ke arahnya.

ku berikan tidak ya,surat ini???

Yash,ku berikan sekarang!!!

Jarakku dengannya sekarang hanya berkisar lima langkah.

Kini dia berhenti bermain basketnya.Dia menatap ke arahku yang kini sedang memegang surat dengan pita biru di bagian luarnya.

"Apa itu?"

Aduh,kenapa dia bertanya padaku sih,aku jadi makin gugup.

Dengan gemetar,tanganku mulai menyodorkan surat itu kepadanya.

Dan dia menerimanya.

hampir menerimanya sebelum akhirnya aku memutuskan untuk kabur dan tetap menggenggam surat itu erat-erat.

♍♍♍♍

"Aish...Neru-chan,kamu ini...padahal itu kesempatan emas untuk menyatakan perasaanmu padanya !!!"

Moe gemas karena aku tidak jadi memberikan surat itu.

"T-tapi,aku tidak cukup berani untuk melihat reaksinya,Moe..."
Aku memanyunkan bibirku sambil membayangkan reaksi Kak Yuto jika membaca surat itu.

"Sini..."
"berikan suratnya !"
Moe merebut surat itu dari tanganku secara spontan sebelum aku berusaha menahannya tetap di genggamanku.

"Mau kamu kemana-kan suratnya???"
"HEI !!!"
"Moe!!! Moeeeeee!!!"
Aku berteriak dan mengejar Moe yang berlari di koridor sekolah.

Hiihhh...anak itu larinya cepat sekali.

BUGH !

"Ah,Gomen—"

Aku sampai menabrak orang lewat gara-gara dia.

Aku sempat meminta maaf sebelum melihat wajahnya.

"Kenapa lari-lari?Apa kamu di hukum sensei ???"

Kak Yuto adalah orang yang aku tabrak barusan.

Tentu saja aku terkejut.Dan entah darimana tiba-tiba Moe sudah berada di sampingku, masih membawa surat itu.

Aku mengisyaratkan Moe untuk jangan memberikan suratnya.

Namun,dasar si Moe,dia justru menggodaku dengan mendekatkan surat itu ke arah Kak Yuto.

"Kenapa matamu membelalak begitu???"
Kak Yuto semakin bingung melihat isyaratku pada Moe barusan.

"Ini...dari Neru,untukmu"

Hiiiiihhhh...Moe !!!
Dia tetap memberikan surat itu padanya.

Aduuuhh...gawat.
Aku bisa hilang muka kalau Kak Yuto sampai tertawa geli membaca surat itu.

ZODIAC HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang