Aku menatap langit malam yang indah dengan garang.
Air mata yang datang karena itu terakhir kali aku melihatmu, tolong.Sebuah pesawat melayang di udara,desingan nya mengucapkan selamat tinggal pada bandara.Menyisakan jejak di langit,bersama rindu yang terpendam lama...
Aku bermimpi itu lagi.
Berulangkali.
♎♎♎♎
Langit cerah menyapa siang hari ini.Kita bertiga duduk di sofa bekas yang terletak di tengah lapangan terbuka.Terasa rileks ketika hal ini dilakukan sepulang sekolah.
Rania memandang angkasa luas,matanya dipejamkan sejenak,lalu dia merebahkan badannya di sofa.Kemudian ku lihat dia membaca novel kesukaannya, "AIRPLANE WITHOUT SKY".
Aku yang penasaran mendekat ke arahnya,melirik ke isi bukunya.
Tidak lupa juga menatap wajah pembacanya.Cantik.
"Baca apasih,seru banget?"
"Kepo kamu"
Rania langsung menutup bukunya."Kok elo nyebelin sih,untung cantik..."
Aku merayunya seperti biasa."Apaan sih Ben,gombal lu receh banget"
Rania menertawakan rayuanku yang menurutnya pasaran."WOYYY!!!"
Tiba-tiba dari balik sofa,menyembul kepala Mada dan dia berteriak."Kaget goblok !"
Aku benar-benar terkejut dengan keberadaan Mada barusan,tapi si Mada malah tertawa dan merangkul kita berdua.Sahabat memang selalu begitu.
♎♎♎♎
Rania...
Seandainya dia tahu rasaku ini lebih dari apa yang ada di fikirannya.
Kamu selalu memberi perhatian pada Mada,dan aku selalu memberi perhatianku padamu.
Kamu rela menunggu Mada pulang sekolah di depan gerbang,dan akupun rela menunggumu yang menunggunya.
Kamu berkata padaku kalau kamu diam-diam menyukainya...
Dan aku berkata diam-diam pada hatiku,bahwa aku,menyukaimu.
Kita sama-sama mencintai,
hanya beda jalurnya saja.Iya kan?♎♎♎♎
Bilur-bilur keunguan bercampur jingga melukis langit sore pukul lima.Kita bertiga berjalan di pinggir jembatan,sesekali melihat pesawat terbang yang lepas landas dari bandara dekat pemukiman rumah kita.
"Mada!!!"
"Liat deh...ada pesawat terbang lewat tuh"
Rania tampak sangat senang dengan pesawat yang terbang di udara.Mada langsung menghampirinya dan ikut takjub melihat transportasi udara itu.Aku jadi teringat miniatur pesawat terbang milikku di rumah.
"Ben..."
Tiba-tiba Rania menghampiriku yang berdiri jauh darinya.
"Sendirian aja lo,kasian gue,wkwkwk"
Rania menyikut lenganku dan memberi kode kalau dia senang bisa berduaan dengan Mada."Kurang lama,sono gih,terusin aja nyampe gue jadi obat nyamuk"
Aku bercanda tentangnya,pura-pura tak terjadi apa-apa,padahal lubuk hati ini tak bisa memungkiri jika rasa cemburu itu ada walau cuma sedetik."Makasih ya Ben,elo tuh emang jagonya bikin orang bahagia"
ya karena bahagia lo bahagia gue juga Ran ,batinku.