Part 36

79 9 0
                                    

'Kamu bagai senja, aku yakin semua orang berdecak kagum terutama aku. Kamu bagai badut membuat ku tertawa. Dan kamu bagai api, yang telah membuat wanita beku ini mencair. Terimakasih karena kamu aku kembali dan keluar dari dunia kegelapan yang membuatku tak percaya akan dunia-ALEXANDRA.'

Setelah pergi dari apartemen Raka. Andra datang ke apartemennya sendir, ia masih memikirkan perkataan Alexa tadi.

Sambil menghisap benda beracun itu, Andra membuka ponselnya. Disana ada foto kemesraan mereka berdua saat dipantai, senja menjadi perantara diantara mereka. Mengutarakan perasaan satu sama lain, tertawa lepas.

Andra membuang punting rokok, lalu menginjaknya. Dadanya kembali sesak, Andra berdoa semoga ini mimpi yang tidak menjadi nyata.

Andra mendongak kepala saat seseorang menepuk pundaknya.

"Bella," gumam Andra.

Bella tersenyum, itu senyum yang Andra suka, sangat memabukkan sehingga membuatnya menjadi candu.

"Aku tau kamu sangat sayang sama Alexa, Andra. Jangan mudah putus asa, aku tau kamu orangnya ngga mudah menyerah. Perjuangkan kembali hatinya, seperti kamu memperjuangkannya dulu. Maafin aku yang udah bikin kamu sedih karena penyakit aku, mungkin, umurku tak akan lama lagi. Jika aku pergi, aku mohon jangan bersedih kembali. Masih ada orang yang bisa membuat kamu tersenyum seperti dulu Andra. Tenang aja, aku ngga bakal ninggalin kamu ko. Aku bakal ada disamping kamu, walau ngga terlihat. Jangan pernah datang untuk menjenguk aku lagi, ya. Cukup kemarin aja kamu njenguk aku, dan aku berterimakasih sama kamu, karena kamu masih sayang sama aku. Satu permintaan yang aku ingin dari kamu. Perjuangin Alexa, jangan sampai dia kecewa sama kamu untuk yang kedua kalinya, aku tau,kalian sama-sama masih sayang. Tuhan menguji kalian berdua, semoga kalian bisa melewatinya bersama. Goodbye, do not cry over me, I would not go away, and I was still in the heart of the little. I Love You....Forever," Selebur cahaya mengecil lalu menghilang.

"Bella!!"

Nafasnya tak beraturan. Andra menatap jam dinding.

Rupanya ia tertidur sampai sore.

Waktu menjelang maghrib. Andra bergegas mandi lalu menjalankan ibadah sholat maghrib.

Masih dalam perasaan sakit, karena Bella memberitahu tentang dirinya, umur tak akan lama lagi. Andra berusaha khusyu menjalankan ibadah.

Tak sadar ia menangis.

Dalam doa'nya, Andra berdo'a semoga Bella tidak membuktikan ucapannya. Itu hanyalah mimpi. Setelah masalah Alexa selesai ia akan menjenguk Bella kembali. Bahwa itu tidak benar, Andra percaya pada Bella, bukan berarti Bella bisa mempermainkan kepercayaannya.

Hanya Tuhan yang tahu kematian seseorang kapan terjadi, Bella tidak berhak mengaturnya, dan ia masih berhak untuk menikmati alam semesta.

***

"Alexa ayo makan. Dari kemarin lo belum makan apa-apa loh." Bujuk Raka.

Sudah beberapa kali ia membujuk Alexa untuk mengisi perutnya, tetapi Alexa menolaknya. Jika Raka tidak segera menjauhkan piringnya maka Alexa akan membanting.

"Pergi! Biarin gue sendiri, gue ngga butuh apapun."

"Gue ngga akan pergi kalau lo ngga makan,"

Alexa menatap Raka dengan mata teduhnya. "Lo tuli? Harus berapa kali gue bilang, gue ngga laper!"

"Bohong. Muka lo pucet gitu, ayo makan, gue suapin,"

Alexa masih enggan membuka mulutnya.

"Alex!"

ALEXANDRA ✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang