Part 27

144 9 0
                                    

Di lapangan khusus basket. Suara sorak menyorak dari siswi, mereka menyemangati Andra. Padahal dia sudah tidak lagi masuk kedalam list kapten. Ia hanya sedang menunggu Alexa yang mendapati jadwal piket dihari ini. Makanya, Andra menyempatkan diri untuk bermain basket sambil menunggu kekasihnya.

BAR saling beradu merebutkan bole besar berwana orange itu. Keringat mereka saling bercucuran didahi dan rambut, membuat kadar ketampananya semakin meningkat. Siswi yang sedang Melihat geng BAR beradu basket, mereka saling membawa, handuk, botol air mineral.

Zaskira yang menatap kebawah menggerutu kesal. Pacarnya selalu tebar pesona, tapi nyatanya Bima tidak begitu. Selain dari orang terdekatnya, Bima anaknya pendiam. Berbicara hanya seperlunya saja. Bukan berarti Bima anak yang dingin dan datar, hanya saja, ia tidak ingin dianggap sok kenal. Menurutnya sangat menjijikan baginya.

"Ck! Bukannya bantuin apa-apa, malah disini. Liatin apa sih lo," ucap Alexa yang sudah berada dibelakang Zaskira.

Zaskira diam dengan wajah lesu dan bibir mengerucut.

Alexa menyikut lengan Zaskira untuk menjawab pertanyaannya.

"Apa sih!" ketus Zaskira.

"Lo kenapa kesel gitu, ngga enak banget buat diliatnya."

Zaskira menunjuk kebawah lapangan dengan mulutnya. Alexa pun ikut menatap apa yang dituju sahabtnya.

"Gitu aja manyun lo. Belum juga di jadiin pelakor."

"Tapikan gue sebel! Ketampanan Bima itu, cuma buat gue. B-U-A-T-G-U-E." katanya diakhiri dengan penekanan.

"Lebay benget lo jadi cewe. Kalo Bima ngga mengeluarkan keringat, yang ada dia gendut. Mau lo, punya pacar gendut."

"Ya ngga papa. Yang penting jangan tebar pesona. Lo ngga liat, noh para ciwi-ciwi alay pada sok caper sapa cowo kita?" tanya Zaskira.

"Terus?"

"Kok terus sih!"

"Ya terus gue harus gimana?"

Alexa menyentuh pundak Zaskira dan menghadapnya.

"Dalam suatu hubungan harus ada kepercayaan satu sam lain. Lo tau kenapa gue biasa aja sama Andra kalo banyak cewe-cewe yang ngelirik dia?" dibalas gelengan kepala Zaskira.

"Karena, gue selalu percaya sama Andra kalau dia bisa menjaga hati gue seutuhnya. Dia selalu bilang kalau dia bisa pegang omongan dia. Dan, gue seneng malah tambah cinta. Nih ya gue kasih tau, kalau lo ngga percayaan sama Bima. Yang ada hubungan kalian renggang. Lo cuma liat begituan aja udah cemburu. Lo percaya kalau Bima sama kaya Andra?"

Zaskira mengangguk dengan mulut yang masih bungkam.

Alexa tersenyum penuh arti.

"Ya elah! Bukannya piket malah pada gosip lo pada. Xa, cikraknya siniin," Manda membuyarkan obrolan mereka.

Alexa memberikan cikrak kepada Manda.

"Udah semua?" tanya Alexa.

"Udah."

"Ya udah yuk balik. Para cowo lucknat telah menanti kita."

Zaskira terkekeh sedangkan Manda memutar bola matanya jengah.

Mereka saling berjalan dengan tas yang sudah ada dipundak mereka sejak piket tadi.

"Nanti pada mau kemana nih?"

Zaskira dan Alexa menatap Manda yang berada di tengah-tengah mereka.

"Gue ngga kemana-mana. Mau lanjutin film yang semalem ketunda." jawab Zaskira.

ALEXANDRA ✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang