3. Terusir

35.1K 2.3K 33
                                    


Pandangan Eldo beralih ke arah panggung. Diamatinya gadis yang tengah bernyanyi di atas sana. Eldo masih tidak mengerti, apa yang membuat para tamunya begitu menyukai penampilan gadis itu. Wajahnya memang manis, tapi penampilannya sangat biasa. Sama sekali tidak cocok dengan gambaran wanita penghibur profesional. Wajah yang dirias seadanya, blouse dan jeans, serta sneakers. Eldo tersenyum sinis. Gadis itu lebih cocok menjadi penyanyi di acara pentas seni sekolahan.

Namun yang menarik, setiap kali gadis itu turun dari panggung, pasti ada saja lelaki yang mendekatinya.

Zka baru saja meninggalkan panggung. Ia memiliki waktu untuk beristirahat selama 30 menit. Zka memilih tempat di meja bar, berdekatan dengan Rick. Satu-satunya orang yang ia percaya di J Club. Rick, tetangganya, bartender junior di tempat ini. Rick pula yang menawarkannya pekerjaan di sini dan berjanji akan menjaga Zka selama berada di J Club.

"Mau minum?" tawar Rick ketika melihat Zka.

"Hmm."

"Ginger and honey?"

Zka mengangguk. Rick selalu menyediakan minuman khusus untuknya. Bebas alkohol, bebas soda. Meski hanya bernyanyi di bar, tapi Zka harus menjaga kualitas suaranya. "Thanks, Rick."

"Hai, Cantik!"

Zka berjengit ketika pinggangnya dirangkul oleh seorang pria asing. Refleks ia menjauh dan menghindar dari pria itu.

"Hey, kenapa menjauh?" Pria itu menarik lengan Zka agar posisi mereka kembali berdekatan. "Temani aku, kita minum bersama."

"Maaf. Aku di sini untuk bernyanyi. Cari saja wanita lain untuk menemanimu." Zka menepis tangan pria itu dengan berani.

"Jangan menolakku." Alih-alih membiarkan Zka menjauh, pria itu malah kembali meraih pinggang gadis itu.

"Aku tidak dibayar untuk menemani tamu di sini." Zka mendesis kesal.

"Kalau begitu aku yang akan membayarmu." Pria itu bertindak semakin berani. Ia meremas bokong Zka dan mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir gadis itu.

Zka menampar pria itu dan mendorong dadanya dengan kencang, ditatapnya pria itu dengan marah. "Jangan kurang ajar padaku!"

"Brengsek! Berani-beraninya kau menamparku, Jalang!" Pria itu menarik tangan Zka, memelintirnya dan membuat tubuh gadis itu berputar. Kemudian dengan kasar menjambak rambut Zka hingga membuat gadis itu memekik karena perih yang dirasakan di kulit kepalanya.

"Hei, menjauhlah darinya!" Rick keluar dari area bar dengan panik dan berusaha melepaskan Zka dari pria itu.

"Apa urusanmu bocah?!" Pria itu menghardik Rick.

"Dia temanku!" balas Rick berani.

"Jangan coba-coba membelanya atau aku akan membuatmu menyesal."

Para tamu yang lain mulai berkerumun menyaksikan keributan kecil di depan meja bar. "Ada apa ini?" tanya seorang pria lain.

Seketika Zka merasakan cengkeraman di tangan dan tarikan di rambutnya mengendur. Ia segera melepaskan diri dan mencoba melihat siapa yang datang. Mata Zka melebar, ia ingat itu adalah pria misterius yang pernah menolongnya satu bulan lalu.

"Aku hanya minta ditemani oleh gadis ini, tapi dia menolak." Pria yang telah bertindak kurang ajar pada Zka terlihat gentar menghadapi sang Pria Misterius.

JELAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang