.8.

421 51 56
                                    

Seorang wanita cantik masih terisak di tempatnya, ia masih duduk di lantai menyandarkan punggungnya pada pinggiran ranjang. Ia sembunyikan wajah sedihnya pada lipatan kedua lengan, menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang baru saja terjadi. Sesekali ia memanggil nama pria yang ia cintai itu, pria yang tadi pergi meninggalkannya dengan keadaan marah akibat dari ulahnya.

Suara ponsel mengejutkannya yang menandakan sebuah pesan masuk, langsung saja ia menyeka air matanya dan bangkit dari duduknya untuk mengambil ponsel yang tergeletak di atas ranjang, berharap itu dari kekasihnya.

Ia membulatkan kedua mata, antara terkejut dan juga kecewa karena pesan itu bukan dari kekasihnya, melainkan dari pria lain.

"Besok?" Gumamnya saat membaca isi pesan

Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, sontak membuat wanita cantik bernama Woohyun itu menengok ke arah pintu, dia terkejut bukan main karena melihat kekasihnya sudah berdiri di sana. Mata mereka saling bertemu, senyuman manis Woohyun perlahan mengembang karena senang melihat kekasihnya itu yang tidak lain adalah Kim Sunggyu.

"Aku lelah jadi aku akan menginap" ucapnya datar. Kemudian ia langsung meletakkan ransel di lantai, ia berjalan menuju lemari untuk menemukan handuk dan baju ganti, langsung saja ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sebenarnya saat Sunggyu pergi tadi, ia berdiri di depan pintu kamar dan tidak pergi dari apartemen. Dia kesal tentu saja, tapi dia juga tidak bisa melihat orang yang dia cintai menangis karenanya, maka dari itu dia mengurungkan niatnya untuk pergi.

Woohyun mengambil ransel Sunggyu yang tergeletak di lantai, kemudian ia letakkan di atas sofa. Sekarang Woohyun sudah tidak menangis lagi, ia keluar dari dalam kamar untuk menyiapkan beberapa makan untuk pria yang ia cintai itu, karena Woohyun tahu kekasihnya itu pasti lapar sehabis bekerja seharian.

_

Sunggyu menatap pantulan dirinya di cermin westafel, matanya masih memerah dan juga sedikit membengkak. Ia meraba wajahnya kemudian menghela napas, seharusnya dia tidak perlu menangis karena besok masih di sibukkan dengan syuting Music Video, pasti managernya akan memarahinya besok. Bagaimana dia tidak menangis? Hatinya sangat sakit sehingga tidak bisa membendung air matanya. Akan tetapi jauh di lubuk hatinya, ia merasa bersalah karena sudah membentak Woohyun tadi, entahlah dia hanya merasa kesal.

Sunggyu jadi bingung harus bersikap seperti apa saat melihat Woohyun.

_

Setelah beberapa menit, Sunggyu sudah selesai membersihkan tubuhnya, ia sedang duduk di atas ranjang sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk. Di saat yang bersamaan Woohyun masuk ke dalam kamar dengan nampan berisi nasi goreng dan juga segelas air putih. Sunggyu tahu kehadiran Woohyun, tapi dia tidak menengok bahkan melirik ke arahnya sama sekali.

Woohyun berjalan menghampirinya, ia letakkan nampan tadi di sebelah Sunggyu.

"Sini biar ku bantu" ucap Woohyun sembari mengambil alih untuk mengeringkan rambut kekasihnya itu.

Sunggyu tidak menolaknya dan membiarkan kekasih yang mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba saja Sunggyu langsung memeluk pinggang ramping Woohyun membuat yang di peluk sedikit terkejut. Woohyun pun membalasnya dengan mengusap-usap kepala Sunggyu. Ah, Sunggyu memang tidak bisa berlama-lama dalam hal bertengkar dengan kekasihnya itu, tentu saja karena rasa cintanya yang lebih besar.

Mereka berdua hanya diam saja, tidak ada yang mau mengalah untuk berbicara, Sampai akhirnya suara Woohyun memecah keheningan. "Makanannya mulai dingin" ucapnya pelan.

Sunggyu tidak memperdulikannya dan malah semakin mempererat pelukannya. Sampai akhirnya sebuah suara yang berasal dari perutnya memprotes, memintanya untuk melepaskan pelukannya. Sementara Woohyun terkekeh geli mendengar suara itu.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang