Four

149 11 5
                                    

"Hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah."
-Dee Lestari

👗👗👗

Naya berbaris sendirian di barisan paling ujung dengan matahari yang dengan teganya menyorot dirinya. Serasi dengan mata siswa siswi lain yang juga menyoroti dirinya. Dengan sesekali meringis karena kepalanya yang sudah mau pecah, Naya mencoba fokus mendengar amanat kepala sekolah.

Reyna terus menatap Naya dengan pandangan khawatir. Merasa bosan dengan apa yang disampaikan pembina upacara, Naya mencoba mencari keberadaan Reyna. Tak sampai beberapa menit Naya sudah menemukan barisan Reyna karena Reyna berdiri di barisan paling depan.

Melihat Naya juga memandang ke arahnya, Reyna berkata tanpa suara, 'Lo sakit?' Yang dibalas dengan gelengan disertai dengan senyum oleh Naya. Setelah itu Naya kembali menghadap ke pembina upacara.

‘Lo harus kuat, Nay. Lo nggak boleh lemah.’ Batin Naya.

Tanpa Naya sadari, ada seseorang yang menatap Naya dengan sorot mata yang sama seperti reyna. Khawatir.

Akhirnya upacara yang sangat melelahkan bagi semua murid, terutama Naya berakhir. Sontak hal itu membuat Reynaa lari terbirit menuju sahabatnya yang sudah membungkuk sambil memegangi lutunya dengan napas terengah-engah seperti habis lari maraton.

Reyna mendudukkan Naya di pinggir lapangan lalu menyuruh temannya mengambilkan tas Naya. Terlalu jauh jika harus ke UKS dan petugas PMR sudah tidak kelihatan.

“Lo bawa obat kan, Nay?” ucap Reyna yang dibalas anggukan oleh Naya.
Setelah meminum obatnya, barulah Naya merasa agak baikan. Lalu mengucapkan terima kasih kepada teman Reyna yang telah mengambilkan tasnya.

Dengan mata menyipit tanda curiga Reyna berkata, “Pasti lo nggak sarapan! Lo harus inget penyakit lo. Gue nggak mau lo drop lagi, Nay!”

“Iya, Rey, iya. Gue nggak kenapa-kenapa, kok. Lo nggak usah khawatirin gue mending lo ke kelas lo deh, kayaknya udah mau bel,” ucap Naya sambil memasukkan obat dan botol air minumnya ke dalam tas.

“Gue anterin lo ke ruang kelas, lo.”

“Perhatian banget sih, Rey, entar Adit cemburu lagi. Takut gue,” ucap Naya sambil berdiri lalu menghadap ke teman Reyna yang mengambilkan tasnya sambil tersenyum menjulurkan tangannya yang langsung diterima oleh teman Reyna.

“Nama gue Naya. Nama lo siapa?”

“Alya. Nggak usah bilang nama lo siapa juga gue tau kok. Siapa sih yang nggak tau Naya?” ucap Alya yang membuat Naya cengir dengan lebar.

Terjadi perdebatan panjang antara Reyna dan Naya karena Reyna yang bersikukuh ingin mengantar Naya ke ruang kelas karena takut Naya kenapa-kenapa. Jika kalian menebak Reyna yang akan memenangkan perdebatan itu maka kalian salah besar. Karena pada akhirnya Reyna memilih kembali ke kelas karena bel berbunyi nyaring di penjuru sekolah.

Setelah sampai di kelas dan melakukan perkenalan yang sekedar formalitas karena faktanya tidak ada yang tidak mengenal Naya. Maka disinilah Naya sekarang, di bangku paling belakang dan duduk sendiri. Memang begini pengaturan bangku di sekolah ini yaitu duduk sendiri. Jadi jangan harap bisa bergosip ria saat belajar apalagi kerja sama saat ulangan.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang