03

535 152 25
                                    

Setelah perut terisi. Khensa, Jessy, dan Karel kembali kekelas.

  "Aduh kenyang banget deh" ucap Jessy.

  "Lo kenyang, gue sakit perut" ucap Karel.

  "Lo tu harus nya bersukur, untung gue beli dua, kalo gak lo gak bisa makan tauk" ucap Jessy jutek.

  "Gue masuk kelas duluan ya, bye" ucap Karel, saat sampai didepan kelas nya.

  "Bodok amat, mau lo masuk, mau kagak gue gak peduli" ucap Jessy.

Sebelum Karel masuk kekelas. Ia menyempatkan untuk senyum dan melambaikan tangan kearah Khensa. Khensa pun membalas senyum dan lambaian tangan Karel.

  "Khensa, kam..." Jessy menjeda kata kata nya saat melihat Khensa tak ada disamping nya. Saat Jessy membalikan badan ternyata Khensa sedang senyum senyum dengan Karel. Jessy terdiam sesaat ia tak mau mengganggu sahabat baru dan sahabat lama nya sedang jatuh cinta.

  "Khensa" panggil Jessy namun tak dihiraukan Khensa.

  "Karel" panggil Jessy namun tak ada jawaban.

  "Khensa, Karel" teriak Jessy.

  "I....i...iya" ucap Khensa terbata bata, iya merasa malu. Bukan hanyak kepada Jessy namun kepada semua pasang mata yang sedang menutup telinga.  Karna suara Jessy yang sangat keras.

  "Jessy, kamu kenapa teriak. Telinga aku hampir pecah ni" ucap Khensa.

  "Ya habis nya kalian malah tatap tatapan" ucap Jessy jujur.

  "Bilang aja sirik" ucap Karel sambil berlalu kedalam kelas.

  "Idih siapa yang sirik, lu gak usah sok ngartis deh" teriak Jessy lagi lagi.

  "Aduh.. Jessy kayak nya telinga aku bakal pecah beneran ini" ucap Khensa sambil memegang telinga nya.

  "Sorry" ucap Jessy sangat lembut.

  "Nah kalau ngomong nya pelan kan enak" ucap Khensa.

  "Iya iya, yaudah ayok kekelas" ucap Jessy sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar.

  "Ya gak kitu juga kalik, suara nya" ucap Khensa sambil menertawai tingkah lucu teman nya itu.

Khensa dan Jessy pergi dari depan kelas Karel menuju kelas mereka. Saat mereka sampai ternyata salah satu dosen mereka sedang menuju kelas. Dengan tergesa gesa Khensa dan Jessy masuk kedalam kelas, dan langsung duduk dikursi dengan nafas yang terengah engah.

  "Selamat pagi semua" ucap dosen.

  "Pagi" ucap semua mahasiswa.

Dosen pun memulai pelajaran.

*****

  "Dosen nya lucu banget ya" ucap Khensa sambil tertawa.

  "Dia itu dosen favorit gue. Dosen yang terkenal kekileran nya, dan dia punya ciri khas. Matanya itu loh, kalau ngelirik bisa buat jantung copot" ucap Jessy.

  "Hai" ucap Karel.

  "Hai" balas Khensa.

  "Dih, lo lagi lo lagi" ucap Jessy.

Karel tak menghiraukan ucapan Jessy. Ia segera mengambil posisi disebelah Khensa.

  "Emmm.... Gue anter pulang ya" tanya Karel pada Khensa.

  "Tapi..." ucapan Khensa terjeda.

  "Tapi kenapa?" tanya Karel.

  "Dia gak mau dianter sama lo" ucap Jessy.

  "Bukan, bukan karna itu. Tapi, karna aku gak tau mau tinggal sama siapa" ucap Khensa malu.

  "Orang tua lo dimana?" tanya Karel.

  "Dijakarta" ucap Khensa singkat.

  "Em.... Gimana ya? Tinggal sama Jessy aja gimana" ucap Karel semangat.

  "Iya, khen. Lo tinggal sama gue aja. Lagipula gue gak ada temen diapartemen" ucap Jessy.

  "Tapi aku gak enak" ucap Khensa.

  "Udah gak papa. Kita kan temen" ucap Jessy sambil memeluk Khensa.

Khensa pun sekarang bahagia karena bisa memiliki teman sebaik Jessy. Dan Karel pun memutuskan untuk mengantar Khensa dan Jessy.

Khensa, dan Jessy berjalan dibelakang Karel. Mereka sedang menuju mobil pribadi milik Karel. Dari kejauhan sudah terlihat mobil mewah berwarna hitam. Karel memang tergolong orang yang mampu. Ayah nya bekerja di Prancis, sedangkan ibu nya bekerja menjadi dosen disalah satu universitas swasta. Bahkan untuk keluar negri saja Karel sudah terlalu bosan.

  "Aaaaaaaa..." Jessy teriak kegirangan diatas mobil Karel, dengan atap yang terbuka.

  "Jessy, duduk ah. Nanti kamu jatuh" ucap khensa.

  "Gak papa, khen dia jatuh. Toh tulang nya udah anti banting" ucap Karel disertai tawa yang pecah.

Mendengar perkataan Karel, Jessy langsung duduk dan menarik rambut Karel dengan kuat.

  "Aw,, sakit jes" teriak Karel sambil fokus menyetir.

  "Ni rasain ni" ucap Jessy masih terus menarik rambut Karel.

  "Jessy, gak usah becanda deh. Karel masih nyetir kalo ada apa apa gimana" ucap Khensa sambil mencoba menarik paksa tangan Jessy.

  "Biarin aja" ucap Jessy.

Semakin lama semakin kuat tarikan Jessy, membuat Karel tak mampu mengendalikan laju mobil nya.

  "Aaaaaaaa..." teriak mereka bersamaan, saat mobil yang mereka tumpangi menabrak seseorang.

  "Karel" panggil Khensa panik.

  "Kita nabrak" ucap Khensa lagi.

  "Karel lo ceroboh banget sih" ucap Jessy.

  "Ini semua gara gara lo jes" ucap Karel panik.

Khensa membuka pintu mobil dan melangkah mendekati perempuan yang mereka tabrak.

  "Apa anda baik baik saja" tanya Khensa .

  "Ya, hanya sakit pada kaki" ucap perempuan tersebut.

  "Kami akan membawa anda kerumah sakit" ucap Khensa.

Lalu Khensa meminta Karel untuk membantu perempuan tersebut masuk kemobil. Setelah perempuan tersebut berada di mobil, Karel langsung mengendarai mobil nya menuju rumah sakit. Terlihat Jessy menutup mulut nya mual. Ia memang tidak bisa mencium aroma darah.

Gimana gimana ceritanya??
Vote dan komen nya:*

PROMISE and LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang