08

320 83 24
                                    

Kring.... Kring.... Kring.... Kring..

Alarm sudah berbunyi lebih dari sepuluh kali, namun pemilik alarm sama sekali tidak mendengar. Khensa dan Jessy terlalu larut bercerita tadi malam, sehingga Khensa dan Jessy sulit bangun dipagi hari.

Dret... Dret...

Dan kini Hp Khensa bergetar. Karel lah yang menelpon Khensa. Karel sengaja menelpon Khensa karena ia ingin menawarkan tumpangan bersama kesekolah. Namun Khensa terlalu pulas tertidur hingga tak menyadari bahwa hari sudah siang.

Dret... Dret... Dret

Karel sudah menelpon Khensa sekitar lima belas kali, namun hasil nya nihil. Tak ada satupun yang menjawab. Karna panggilan nya tak kunjung diangkat Karel pun menjadi kawatir. Tanpa pikir panjang Karel langsung mengendarai mobil menuju rumah Jessy. Kurang dari 45 menit Karel sudah sampai. Ia berlari menuju kamar Jessy. Sesampai nya dikamar Jessy, Karel mengetuk pintu sambil berteriak memanggil nama Khensa dan Jessy.

  "Khensa, Jessy!!" panggil Karel sambil mengetuk pintu.

Karel menjadi semakin panik, karna ia tak mendapat jawaban dari Khensa dan Jessy. Karel pun meminta bantuan, ia meminta kunci kamar Jessy. Dan ahirnya Karel mendapatkan nya. Karel segera membuka pintu, dan ternyata.

  "Khensa....." teriak Karel sambil berlari mendekati Khensa, mata Karel terlihat berkaca kaca. Karel berkali kali memanggil nama Khensa dan Jessy tetapi tak ada satu pun jawaban. Karena terlalu panik Karel sampai tidak bisa berfikir. Ia ahirnya berniat mencari bantuan untuk membawa Khensa dan Jessy kerumah sakit. Saat Karel hendak meninggalkan mereka, tiba tiba badan Khensa bergerak menyamping. Karel sangat kaget melihat Khensa.

  "Khensa?? Sebenernya apa yang terjadi" ucap Karel di dekat telinga Khensa. Setelah berbisik di telinga Khensa Karel memajukan wajah nya.

Merasa ada pergerakan ditelinga nya, Khensa pun membuka mata, dan Karel langsung memeluk tubuh mungil Khensa. Merasa bingung Khensa terdiam untuk berfikir, apa yang sebenarnya terjadi pada Karel.

  "Karel" panggil Khensa lembut.

  "Aku gak mau kehilangan kamu khen" ucap Karel.

  "Ha?? Coba kerasin suara kamu, aku gak denger" ucap Khensa.

Mendengar ucapan Khensa, Karel langsung mengerutkan kening nya.

  "Khen, kamu sehat kan?" tanya Karel.

  "Aduh aku gak denger rel" ucap Khensa sambil melepas sesuatu di telinga nya.

  "Itu apa?" tanya Karel.

  "Ini?" ucap Khensa sambil menunjukan sebuah benda yang barusan ia ambil dari telinga nya.

Karel mengangguk.

  "Ini sengaja aku pakai, biar gak denger suara aneh, soal nya kata Jessy di apartemen ini ada hantu nya" ucap Khensa dengan raut wajah polos.

  "Yaampun berarti aku udah salah sangka, aku mengira kalian????? Ah sudah lah" ucap Karel.

Khensa akhirnya membangunkan Jessy. Saat Jessy bangun ia terkejut melihat Karel ada di dalam apartemen nya.

  "Ngapain lo kesini pagi pagi rel" ucap Jessy sambil menguap.

  "Coba lo liat jam" perintah Karel kepada Jessy, namun Khensa juga ikut melirik ke arah jam dan seketika.

  "Ha!!!!" Khensa dan Jessy sangat terkejut saat melihat jam.

  "Jess, kita bakal terlambat" ucap Khensa masih dengan mata yang melihat kearah jam.

  "Ayo khen, kita mandi" ucap Jessy sambil menekan kata mandi.

Khensa dan Jessy berlari memasuki kamar mandi. Mereka memutuskan mandi bersama karena waktu sudah sangat siang. Mereka kawatir jika mereka terlambat maka mereka akan dihukum, apalagi pelajaran pertama adalah dosen terkiler di universitas. Putaran detik di jam baru 60 kali tetapi Khensa dan Jessy sudah selesai mandi.

  "Karel, gua sama Khensa mau keluar kamar mandi jadi lo jangan menghadap ke kamar mandi ya, lo berbalik arah aja" ucap Jessy sambil mengintip Karel dari balik pintu kamar mandi.

Karel menuruti apa kata Jessy, ia segera membalikan wajah serta tubuhnya agar tak menghadap Khensa dan Jessy yang akan berganti baju.

  "Jangan nengok ke belakang kalau belum gua panggil, sampek lo nengok gua telen lo rel" ucap Jessy sambil mengambil baju, bersama Khensa disampingnya.

Khensa dan Jessy mengambil baju dengan cepat dan berlari menuju kamar mandi untuk mengganti baju. Kurang dari dua menit khensa dan Jessy sudah selesai berganti baju. Mereka berlari dari kamar mandi dan langsung menuju tempat merias milik Jessy mereka menyisir rambut bergantian, dan memakai sedikit make up. Karel yang mendengar Khensa dan Jessy berebut make up hanya bisa tertawa.

  "Udah jangan berantem besok gue beliin make up deh" ucap Karel masih dengan posisi membelakangi Khensa dan Jessy.

Khensa dan Jessy tak menanggapi perkataan Karel mereka hanya fokus memakai make up. Saat Jessy hendak memakai lipstik, Karel menyuruh nya untuk memakai dimobil saja.

  "Pakai lipstik nya di mobil aja, soal nya waktu udah mepet" ucap Karel sambil melihat jam tangan nya.

Khensa dan Jessy mengangguk, Jessy memasukan lipstik nya kedalam tas. Dan mereka pun berlari menuju mobil Karel. Setelah sampai dimobil Khensa memutuskan duduk dikursi belakang bersama Jessy meski Karel sudah berulang kali meminta nya duduk didepan bersama nya.

  "Karel, gak usah bertengkar. Ini bukan saat yang tepat. Sekarang biarin Khensa dibelakang sama gue" ucap Jessy saat melihat Karel terus mengajak Khensa duduk didepan.

  "Kali ini gue ngalah" ucap Karel dengan wajah cemberut. Jessy dan Khensa segera memasuki mobil, begitu juga dengan Karel. Tak butuh waktu lama mobil Karel sudah berjalan meninggalkan halaman apartemen Jessy.

Didalam mobil Jessy sibuk merapikan make up nya, sedangkan Khensa hanya terfokus pada Hp milik nya. Sesekali Jessy melirik kearah Hp Khensa. Saat Jessy sedang melirik ke arah Hp Khensa, tiba tiba Khensa balik melihat kearah wajah Jessy. Jessy pun tertangkap basah oleh Khensa.

  "Ngapain ha? Mau ngintip ya" ucap Khensa.

  "Enggak kok enggak, orang aku mau ngambil lipstik aku yang jatuh" ucap Jessy. Dan benar saja, Jessy memang merunduk dan mengambil lipstik nya yang terjatuh, entah disengaja atau tidak.

  "Yaudah cepet pakek itu lipstiknya" ucap Khensa.

Jessy pun memakaikan lipstik nya didibirnya, namun belum selesai ia memakai tiba tiba mobil Karel berhenti mendadak. Hingga lipstik Jessy belepotan dimana mana, bahkan sampai kepipi.

  "Karel!!!" Jessy teriak sekencang kencangnya. Khensa dan Karel menutup telinga masing masing karna suara Jessy akan memecahkan telinga mereka.

  "Liat ni lipstik gue, jadi berantakan tauk" ucap Jessy sambil menunjukan raut cemberutnya.

Perlahan Karel berbalik badan untuk melihat keadaan Jessy. Dan saat Karel sudah melihat wajah Jessy, ia tidak bisa menahan tawa nya.

  "Hahahaaaa, muka lo, muka lo kayak badut" ucap Karel sambil tertawa, begitu juga dengan Khensa.

  "Gara gara lo tau gak" ucap Jessy cemberut.

  "Tadi ada kucing lewat makannya gue ngerem mendadak" ucap Karel sambil menahan tawanya.

  "Kesel deh gue sama lo rel" ucap Jessy dengan wajah cemberut.

  "Udah ah gak usah berantem, sini aku bersihin lipstik dan kamu Karel jalanin mobil dengan hati hati" ucap Khensa sambil mengambil tisu basah di tas nya. Setelah Khensa mendapat tisu basah, ia langsung mendaratkan tisu basah nya ke lipstik Jessy yang berada dipipi.

  "Untung Khensa baik, gak kayak tu tu orang yang didepan" ucap Jessy sambil melirik lirik kearah Karel yang sedang fokus menyetir.

  "Udah jes, biarin Karel nyetir dengan fokus. Biar kejadian kaya gini gak keulang lagi" ucap Khensa.

  "Bener tu jes, apa kata Khensa" ucap Karel.

Jessy mengepalkan kuat tangan nya. Jika Khensa tidak meminta nya bersabar mungkin ia sudah memukul Karel.

Hai hai hai:)
Vote dan komen ya:)

PROMISE and LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang