04

476 147 18
                                    

"Untung tu perempuan gak laporin kita kepolisi" ucap Karel.

"Kita kan udah tanggung jawab, jadi dia gak bakal laporin kita kepolisi" ucap Khensa.

"Tapi gara gara tu perempuan gue jadi mual" ucap Jessy.

"Tapi gara gara kita, perempuan itu terluka" ucap Khensa.

Mereka bertiga pun berdebat karna ulah mereka sendiri. Setelah puas berdebat mereka pun kembali ke apartemen. Sedangkan perempuan yang mereka tabrak sudah pergi bersama keluarganya.

Karena lama perjalanan Khensa dan Jessy pun tertidur. Mereka menyandarkan kepala masing masing di jendela mobil. Terdengar suara dengkuran kecil yang keluar dari mulut Jessy. Hampir satu jam perjalanan ahirnya mereka sampai diapartemen Jessy.

"Jess, jess, udah nyampek jess" panggil Karel.

Tak ada jawaban dari Jessy. Bahkan suara dengkuran nya semakin keras.

"Jessy, Khensa" panggil Karel lagi.

"Jessy, Khensa" teriak Karel sangat kuat.

Sontak Jessy dan Khensa pun terbangun bersamaan. Namun mata mereka masih terpejam.

"Woy, bangun" teriak Karel.

Mendengar teriakan Karel barulah Khensa dan Jessy membuka mata mereka. Mereka terpihat mengucak mata dan sedang mengumpulkan nyawa masing masing.

"Udah nyampek, yuk turun" ajak Karel sambil membuka pintu mobil nya.

"Kok cepet banget" ucap Khensa.

"Cepet dari mana, lo berdua mah enak tidur jadi gak kerasa. Gua yang bawak mobil capek, lama, lelah" ucap Karel dengan raut wajah yang lucu.

"Ih.... Kamu lucu tau" ucap Khensa.

"Dih,, lucu dari mana" ucap Jessy.

"Gua mah lucu, tampan, manis, cerdas" ucap Karel sambil menaikan kerah baju nya.

"Aduh gak salah denger kan, cerdas? Cerdas kok juara 32 dikelas" ucap Jessy sambil tertawa sangat keras.

"Lu gak usah buka aib" bisik Karel namun masih bisa didengar Khensa.

Khensa pun senyum senyum melihat dua sahabat yang sedang bertengkar. Setelah puas tertawa, Jessy mengajak Khensa dan Karel masuk ke apartemen nya. Apartemen Jessy berada di tingkat dua. Merekapun menaiki sebuah lift. Tak butuh waktu lama mereka pun sampai didepan pintu apartemen Jessy. Jessy terlihat merogoh kunci ditasnya. Setelah menemukan kuncinya Jessy langsung membuka pintu.

Setelah pintu terbuka sempurna, barulah terlihat sebuah kamar yang indah. Kamar dengan nuansa serba putih. Khensa nampak terpanah dan sempat mematung di depan pintu kamar Jessy.

"Khen, lo mau disitu sampai besok atau mau ikut gue masuk" ucap Jessy.

"Aku mau ikut kamu masuklah" ucap Khensa sambil berjalan masuk kekamar Jessy.

Tanpa basa basi Karel langsung duduk di ranjang Jessy.

"Andai Khensa tadi bilang, ya aku mau diluar aja. Gua pasti gak akan mau masuk, gua bakal nemenin Khensa berada diluar" ucap Karel pelan namun masih bisa didengar Khensa dan Jessy.

"Tapi gua bakal narik Khensa masuk kedalam kamar, sedangkan lo gua bakal usih jauh jauh" ucap Jessy.

"Lo tega ah" ucap Karel lebay.

"Dih, lebay" ucap Jessy.

"Oiya khen, lo gak bawa baju ya?" tanya Jessy.

"Enggak jes, tas aku hilang saat naik mobil, menuju universitas" ucap Khensa sedih.

"Emmm,,, gini aja. Karel lo anter Khensa belanja baju" ucap Jessy.

"Siap sedia" ucap Karel sambil berdiri dengan semangat.

"Giliran disuruh jalan sama Khensa, semangat nya sampai 45" ucap Jessy sambil tertawa. Sedangkan Khensa terlihat diam malu malu.

"Karel kamu duluan aja kemobil nya, aku mau ngomong sebentar sama Jessy" ucap Khensa.

"Siap Khensa can..." ucapan Karel dipotong Jessy.

"Ahh udah sana keluar" ucap Jessy sambil mendorong tubuh Karel keluar .

Setelah Karel hilang dari balik pintu, barulah Khensa memulai pembicaraan nya.

"Jes, aku takut mau pergi berdua sama Karel" ucap Khensa.

"Udah lo gak usah takut, Karel itu temen sejati gue. Dia gak mungkin nyakitin lo. Selama lo pergi sama dia gue bakal telpon lo. Jadi kalau Karel macem macem gue tau" ucap Jessy sambil memegang tangan Khensa.

"Yaampun, Jessy kamu bener bener cerdas" ucap Khensa.

"Ah udah gak usah muji gue, nanti gue malah sombong lagi. Sekarang gue anter lo menuju mobil Karel ya" ucap Jessy.

Khensa mengangguk angguk. Mereka pun berjalan menuju mobil Karel. Setelah sampai dibawah Jessy membisikan sesuatu ditelinga Khensa.

"Jangan lupa, nada hp lo geterin jangan deringin. Nanti ketahuan Karel" ucap Jessy pelan.

Khensa tertawa mendengar perkataan Jessy. Dan sekarang Khensa gantian membisikan sesuatu ketelinga Jessy.

"Siap jes" ucap Khensa.

"Gimana, udah bisik bisikan nya" tanya Karel.

"Udah kok" balas Khensa.

"Yaudah ayok kita jalan" ajak Karel sambil membuka pintu mobil bagian depan.

"Aku duduk dibelakang aja" ucap Khensa malu.

"Yaampun Khensa, itu pintu depan udah dibukain masak lo mau duduk dibelakang sih" ucap Jessy.

"Iya khen, kalau Jessy yang gue ajak maen. Baru duduk dibelakang" ucap Karel sambil menahan tawa.

Jessy menahan amarah nya terhadap ucapan Karel.

"Mending sekarang lo ajak Khensa pergi, daripada gue telen nanti"ucap Jessy dengan raut wajah lucu.

"Ayo khen" ajak Karel.

Khensa masih terdiam, ia bingung dan bimbang.

"Udah ayo masuk" ucap Jessy sambil mendorong Khensa masuk kedalam mobil. Setelah Khensa masuk kemobil Karel segera menutup pintu.

"Jaga baik baik temen gue, kalau lecet sedikit lo bakal abis" ancam Jessy

"Siap" balas Karel.

Karel pun segera berjalan menuju pintu kemudi. Setelah sampai Karel langsung masuk kedalam nya. Tak berselang lama mesin mobil pun telah hidup. Dan pergi meninggalkan halaman apartemen Jessy. Jessy terlihat melambai kan tangan kearah Khensa, dan khensa membalas dari dalam mobil. Setelah mobil hampir tak terlihat barulah Jessy masuk ke apartemen nya.

Yang baca dapet salam dari Karel❤
Yang vote dapet salam dari Khensa❤

PROMISE and LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang