Kalian tahu kan surat kaleng? Mungkin sebagian dari kalian akan mencemooh tentang orang yang percaya kebenaran dari surat kaleng di zaman milenium saat ini.
Awalnya aku juga begitu, sampai aku tanpa sengaja menemukan surat kaleng saat aku berjalan di tepi pantai. Sempat aku berfikir kalau ada orang yang ingin mengerjaiku dengan menggunakan surat kaleng.
Betapa terkejutnya aku karena setiap hari dan dijam yang sama selalu ada surat kaleng yang hanyut menghampiriku. Aku bertanya - tanya pada diriku sendiri siapa yang selalu membuat surat ini. Kalian pasti penasaran apa isi didalam surat ini bukan?
Jika kalian berfikir isinya adalah curhatan si penulis atau puisi atau bahkan identitas dari si penulis, itu salah besar. Isi dari surat ini hanyalah potongan dari beberapa gambar pemandangan.
Kubawa surat itu kerumahku serta aku susun dengan potongan gambar lainnya. Kalau dihitung-hitung sampai sekarang jumlah surat kalengnya adalah 15 buah.
Setelah aku menyusun potongan gambar itu, ku lanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda.
Saat aku sedang berjalan - jalan, beberapa orang menyapaku saat aku melintas di hadapannya. Kalian pasti bingung apa pekerjaanku kan?
Pekerjaanku sebenarnya mudah hanya memotret. Ya, aku adalah seorang fotografer. Tiap hari aku memotret semua yang ada di tempat yang aku kunjungi lalu kupajang ke galeri milikku. Seperti sekarang aku rela menempuh perjalanan berjam - jam dari Seoul ke Busan hanya untuk memotret semua aktivitas disini.
Aku terus berjalan dan berjalan sampai pada akhirnya aku berada di sebuah pasar. Kumulai mengambil kamera yang menggantung dileherku kubidik setiap sudut yang kuanggap bagus untuk aku pajang di galeriku.
Disela - sela kegiatanku, tiba - tiba ada seseorang yang menepuk bahuku. Awalnya aku takut kalau yang menepuk bahuku itu orang jahat sepeti preman mungkin. Tapi saat aku berbalik aku langsung menghembuskan nafas lega ternyata yang menepuk bahuku adalah ibu - ibu yang sepertinya pedagang disini.
Ibu itu menawarkan dagangannya ke aku untuk kubeli. Kulangkahkan kakiku mengikuti ibu itu dan sampailah kita disebuah kedai yang menjual berbagai makanan seafood. Kuakui memang Busan terkenal dengan makanan lautnya. Ini karena Busan terdapat banyak pantai yang membentang.
Kududukkan diriku di kursi kosong yang ditunjuk oleh ibu tadi. Kulihat ibu tadi berjalan menuju ke dapur untuk mengambil beberapa makanan yang dijual disana.
Pemandangan kegiatan di kedai ini membuatku ingin mengambil gambar disini. Kubidik dari beberapa sudut termasuk kegiatan yang ada didapur yang memang terlihat dari mejaku saat ini.
Setelah beberapa menit akhirnya makananku datang. Sebuah sup dengan berbagai macam seafood didalamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diletakkannya sup itu diatas mejaku. Ibu tadi tersenyum kepadaku untuk memberi kode agar aku menikmati sup buatannya. Kucoba masakannya yang ternyata enak. Kuah hangat dengan rasa gurih dan manis perpaduan kaldu seafood yang ada didalamnya dengan rempah - rempah.