"Ini hanya akan berlangsung 1 bulan saja. Setelah nenekku sembuh, kau bisa menjalankan hidupmu kembali"
Perjanjian yang eunji buat dengan seorang lelaki sebulan yang lalu akan berakhir diawal bulan juli ini. Dia akan terbebas dari status kebohongan yang mengharuskannya berakting sebagai kekasih yang baik didepan nenek lansia yang sakit-sakitan.
Park Chanyeol lelaki muda yang kaya dan juga tampan. Memiliki tinggi diatas rata-rata, IQ yang hampir menyamai profesor,dan juga proporsi tubuh yang mendekati sempurna. Eunji tak habis pikir bagaimana seorang lelaki yang bisa dikatakan national boyfriend or perfect ceo itu bisa tak tersentuh oleh wanita atau kemungkinan dia begitu berada pada kasta tertinggi yang sulit diraih dengan level wanita manapun.
Gila? itu yang ada dipikiran eunji saat pertama kali bertemu dengan lelaki itu. Bagaimana tidak hanya karena sebuah tas kecil berwarna merah muda yang ia temukan dipinggir jalan bisa membuatnya memasuki mansion mewah bahkan tinggal didalamnya. Bukan, ini bukan dongeng cinderella dengan sepatu kacanya melainkan ini kisah eunji dengan tas merah muda pembawa berkah. Eunji yang selalu dihina kini menjelma menjadi cinderella, eunji yang dulu ditendang kini mulai ada yang sayang. Oh, Tuhan betapa beruntungnya jika kehidupan mewah ini berlangsung selamanya bukan hanya sebulan perjanjian.
"Ekhem.." deheman dari suara besar seorang lelaki membuatnya tersadar dari lamunannya
"Ahh, ya"kata eunji
"Ini hari terakhir kau menemani nenek, bisa nenek meminta sesuatu?" tanya nenek park memegang salah satu telapak tangan eunji
Ahh, rasanya eunji ingin menangis jika dingatkan terus-menerus tentang hari terakhir atau semacamnya.
"Tentu saja nenek, eunji akan mengabulkan semua permintaan nenek"jawab eunji membawa suasana menjadi hangat. Entah dia tercipta dari sinar mentari ataukah percikan api membuatnya selalu bisa mencairkan suasana.
"Apapun itu?"nenek memastikan
"Ya, apapun itu"eunji meyakinkan
15 menit, nenek tak kunjung mengucapkan apa permintaannya dan hanya menatap tangannya yang menggenggam eunji. Eunji mulai bingung begitu juga dengan raut wajah chanyeol yang sama sepertinya. Alih-alih eunji memberi isyarat dengan kedua alisnya terangkat naik pada chanyeol 'nenek kenapa?' , chanyeol malah melototinya 'diam saja' . Uhh, begitu dingin. Pantas saja lelaki itu masih sendiri dengan sikapnya yang seperti itu-pikir eunji.
"Nenek, what happen? are you okay?" eunji berlagak sok inggris tak ingat jika nilai bahasa inggrisnya disekolah dulu adalah yang tertiiiiiiiit (eunji tidak mau disebutkan)
Nenek mengangguk, beliau kini mengukir senyum membuat tarikan otot pada kulitnya yang keriput. Eunji menjadi lega, begitu juga dengan chanyeol.
"Nenek ingin kau menemani nenek saat operasi nanti. Nenek ingin melihatmu saat pertama kali membuka mata dan menutup mata. Apa kau mau mengabulkan permintaan nenek" nenek berujar begitu tulus dan penuh harap. Ada rasa yang aneh yang mengalir didesir darah eunji,rasa yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata dan mampu membuatnya diam untuk beberapa saat.
"Iya, eunji akan menemani nenek" ucap suara bass yang menjawab. Tentu itu bukan suara eunji, melainkan chanyeol.
Chanyeol melangkah mendekat, pada sisi ranjang yang kosong disebelah kanan eunji. Dia menambah kehangatan pada empat tangan itu.
"Eunji,akan selalu ada untuk nenek. Eunji tidak akan pergi kemanapun tanpa izin nenek. Dengan syarat, nenek harus sembuh. Maka, kita bisa bahagia bersama. Ini bukan pemaksaan dari cucumu nenek, ini permintaan dari dua anak kesayanganmu" chanyeol berujar dengan sedikit getar pada ujung kalimatnya yang tak sadar membuat satu tetes air mata jatuh saat ia berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Chanji
FanfictionBerisikan oneshoot Chanji dari hasil karya beberapa author yang berkolaborasi di dalamnya.