5 Juli 2018, 16.15.
Sore itu, akhirnya aku melihat wajahmu. Kamu datang ke ruang yang tidak mampu menampung 200 an orang di sini. Aku awalnya tak percaya setelah melihat namamu ada dalam daftar kelompok Kuliah Kerja Nyata dan tak mau menerima kami akan berdinamika dan tinggal bersama dalam satu atap selama 21 hari, karena selama ini aku membencimu.
Namun melihat wajahmu hari itu, aku merasa sangat lega. Mungkin karena kamu adalah satu-satunya orang yang aku kenal dan aku adalah satu-satunya orang yang kamu kenal. Tidak butuh waktu lama, kamu langsung saja duduk di sampingku dan bertanya, "kelompok 77, ya?"
"Huum, itu ada tulisannya." Jawabku sambil menunjuk kertas di depan kami.
I hate that situation. Suasana canggung mulai terasa. Tak ada yang memulai obrolan lagi. Aku lebih memilih mengobrol dengan sahabatku dari kelompok 78 yang kebetulan juga duduk di sampingku, itu pun tak berlangsung lama.
"Cin?"
Akhirnya kamu memanggil namaku. "Hmm?"
Kamu mengajakku bercerita ke sana kemari. Seakan-akan suara dosen yang sedang memberikan materi menghilang begitu saja. Satu hal yang kusadari saat itu, kamu sangat berbeda dari yang aku kenal sebelumnya. Sifat yang membuatku sangat membencimu tak nampak pada dirimu sore itu.
"Kamu shock nggak, sih, lihat aku kayak gini?" tanyamu tiba-tiba. Was you read my mind?
"Hm? Kok bisa? Emang kamu kenapa?"
"Aku di fakultas kan nggak kayak gini... Aku kan diem aja biasanya."
"Oh, itu. Iya. Sedikit hehe."
Kami saling pandang kemudian tertawa.
*
Malam tiba. Akhirnya pembekalan hari pertama berakhir. Aku dan sahabatku bergegas untuk pulang.
Tiba-tiba sahabatku menghentikan langkahnya, kemudian memanggilku dan berkata, "kamu cocok sama dia beneran."
"Dia?"
"Teman kita, yang satu kelompok denganmu..." katanya sambil terkekeh.
Aku memukul pundaknya. "Ngawur! Aku tidak akan cocok dengannya. Kami selalu meributkan ini itu!"
Kami memang terlihat cocok karena sedari tadi kita asyik ngobrol berdua. Ya, gimana lagi aku hanya kenal kamu di sini. Aku tidak akan pernah mau dekat denganmu.
Tidak akan mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
For 21 Days
Non-FictionTidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan. Kamu boleh memusuhi orang semaumu. Namun, tidak ada yang tahu bahwa suatu hari dia yang kamu benci adalah orang yang paling kamu rindukan. Teruntuk kamu, aku, dan semua mahasiswa yang pernah menjal...