Halo..
Selamat malam..
Semoga betah ya sama cerita ini..Happy reading..
***
Terpaksa Tata mengisi kamar tidur di lantai atas. Lantai atas sendiri terdiri atas dua kamar tidur yang tersedia kamar mandi di dalamnya, dan sebuah ruang keluarga yang sudah terisi sofa dan televisi.
Ketika malam datang, Ardi memanggilnya ke bawah untuk mengajaknya makan malam bersama. Tata bersyukur Ardi masih memperhatikannya. Sepertinya Ardi memesan makanan melalui ojek daring. Hanya suara denting sendok dan garpu yang beradu diatas piring yang terdengar diantara mereka. Tidak ada percakapan khas pasangan suami istri diatas meja makan.
Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga Ardi lebih dulu menghabiskan makanannya. Menelungkupkan sendok dan garpu di atas piringnya, lalu menenggak habis segelas air putih yang sudah Tata siapkan sebelumnya.
"Mulai besok gue harap lo nggak lupa siapin makan buat gue," ujar Ardi pada Tata yang duduk dihadapannya.
"Iya, maaf. Tadi aku sibuk beresin kamar. Aku jadi lupa," jawab Tata.
"Uang belanja lo bulan ini udah gue transfer ke rekening lo. Uang untuk ibu lo juga."
Hati Tata menghangat, ia menatap Ardi dengan pandangan berbinar. Tidak menyangka Ardi masih berbaik hati padanya.
"Jangan geer dulu. Gue ngelakuin itu semata-mata karena kewajiban gue sebagai seorang suami, memberi nafkah untuk istri," ucap Ardi datar.
"Makasih Di," jawab Tata dengan suara bergetar.
Dengan cepat ia menghapus setitik air mata yang keluar di ujung matanya. Menahannya mati-matian agar tidak menangis didepan Ardi. Tata kemudian langsung membereskan piring bekas makan miliknya dan Ardi lalu membawanya ke kitchen sink.
"Oh ya, sebaiknya acara syukuran rumah ini kita adakan hari sabtu nanti. Sebelum masa cuti kita habis. Tolong lo siapin semuanya, nanti uangnya gua transfer." Tambah Ardi lagi meninggalkan Tata seorang diri di dapur.
***
Tata segera menelpon Ibunya setelah mendapat perintah dari Ardi. Meminta saran apa saja yang harus dipersiapkan olehnya. Akhirnya Tata memutuskan untuk memesan katering untuk hidangan syukuran. Ibu Tata juga bilang sebaiknya Tata menghubungi ketua Rt setempat untuk memberi tahu kalau ia akan mengadakan syukuran rumah baru. Sehingga para tetangga bisa hadir.
Acara syukuran itu akan dilaksakan pada besok lusa. Meski sudah memesan katering untuk hidangan, masih banyak yang harus Tata beli untuk kebutuhan dapurnya. Selain itu kulkas juga masih kosong, dan banyak perlengkapan lain yang Tata butuhkan.
Keesokan paginya, Tata menghampiri Ardi yang tengah membaca koran di halaman belakang. Dengan jantung berdebar ia mendekat, lalu duduk di kursi yang kosong. "Ardi, kamu bisa antar aku ke pasar? Aku mau beli perlengkapan dapur."
"Nggak bisa."
"Aku belum tau dimana pasar dekat sini Di."
"Lo bisa naik ojek di depan cluster Ta."
"Tapi Di, Aku gak bisa di bonceng pakai motor. Kamu kan tau ... ." Belum selesai Tata menjawab, Ardi langsung bangkit dari kursinya meletakkan korannya secara sembarangan lalu masuk ke dalam rumah.
Tata hanya menghela nafas pendek melihat sikap Ardi. Tidak lama kemudian Ardi kembali datang membawa sebuah kertas dan memberikannya pada Tata. Tata menerima kertas yang ternyata sebuah brosur itu lalu membukanya. Brosur perumahan tempat ia tinggal itu ia buka lalu di tutup lagi seraya melemparkan pandangan bertanya pada Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Cinta ✔ (Pindah Ke UNINOVEL)
RomanceSetyo Ardi Wibowo memiliki pengalaman cinta yang pahit. Hubungan yang ia jalin selama 5 tahun dengan sang tunangan dibalas pengkhianatan. Tunangannya telah hamil dan telah menikah dengan laki-laki yang menghamilinya. Ditengah keputusasaannya Ardi me...