Terima kasih sudah mau baca, kasih vote dan komentar ..
Happy reading ... :*
***
"Lo yakin nggak mau ikut?"
"Nggak, Gin," jawab Tata cepat, seraya membereskan meja kerjanya.
"Sebentar doang padahal. Ayolah, Jen." Bujuk Ghina lagi.
"Nggak bisa, Ghina."
"Ahh BT. Gue nggak punya teman nongkrong lagi dong!"
"Kok gitu?"
"Iya, lo sekarang nggak bisa di ajak nongkrong lagi." Ghina memasang wajah sedih.
"Bisa kok tapi nggak sesering dulu."
"Padahal gue udah request ke Desi, makan-makannya di resto favorit lo Jen. Enak lho Jen, lo suka banget sama semua menu disana." Ghina tidak menyerah membujuk Tata.
"Gue mau makan malam di rumah sama suami gue Ghin. Dan itu rasanya jauh lebih enak. Lo sih belum tau rasanya."
"Masa sih?"
"Gue balik duluan. Have fun ya. Bye." Tata pamit saat keluar dari lift, mengabaikan Ghina yang masih saja tidak terima jika ia tidak ikut ke acara ulang tahun Desi, rekan kantornya.
"Jenitaaa nggak asik!" Pekik Ghina kesal melihat Tata meninggalkannya.
***
Tata akhirnya tiba di rumah pukul tujuh malam, ia langsung menyiapkan makan malam untuk Ardi. Setelah selesai memasak dan menyajikan hidangannya di meja makan, Tata bersiap-siap merapihkan diri untuk menyambut suaminya pulang kerja.
Seharusnya Ardi sudah pulang dari jam lima sore tadi, Tata pun merasa aneh kenapa Ardi belum pulang. Tata mencoba menghubungi Ardi, tapi tidak ada jawaban, resah menunggu Ardi, Tata memfoto masakan buatannya lalu mengirimnya pada Ardi.
Hingga tidak terhitung berapa kali ia menguap, kantuk menderanya. Ardi tidak kunjung pulang juga, masakannya juga sudah tidak hangat lagi. Tata menumpukan tubuh dan kepalanya pada meja makan. Tubuh Tata terasa semakin lelah, matanya juga sudah sangat berat menahan kantuk. Hingga akhirnya Tata tertidur pulas di meja makan.
***
Ardi mendapati Tata tertidur dimeja makan saat ia pulang ke rumah tepat pada jam sebela malam. Terlihat juga masakan Tata di atas meja makan, persis seperti gambar yang ia terima lewat aplikasi chat nya barusan.
Ardi harus lembur karena menggantikan Rudi, salah satu Spv-nya yang tidak bisa masuk karena istrinya sedang melahirkan. Sebenarnya bisa saja ia tidak lembur karena masih ada para spv yang bisa menggantikan tugas Rudi, tapi Ardi memilih lembur karena malas untuk pulang ke rumah.
Kulit Tata yang kuning langsat terlihat bersinar berada dibawah lampu yang berada tepat di atas meja makan. Tata mengenakan baju tidur berbahan satin yang panjangnya mencapai lutut nya. Rambut panjangnya di cepol asal-asalan namun tetap memperlihatkan leher jenjangnya yang indah.
Siapapun pasti akan mengakui kalau Tata memang sangat cantik. Begitupun Ardi, saat pertama kali bertemu Tata, Ardi tidak bosan memandangi wajah tirus Tata yang terawat itu. Pimosisi tidur Tata yang miring, menampakkan sisi kanan wajahnya yang mulus, tidak lupa bibir tipis Tata yang pernah Ardi lumat dengan kasar. Ardi mengingat-ingat kapan terakhir kali ia meminta jatahnya sebagai seorang suami.
Emmhhhh
Ardi tersentak kala Tata melenguh, mengeluarkan suara seperti mendesah. Masih dengan memejamkan mata, Tata meregangkan tubuhnya, mengulet sewajarnya orang tertidur. Namun hal itu mengusik Ardi. Tidak berpikir lama, Ardi menggendong Tata menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Cinta ✔ (Pindah Ke UNINOVEL)
RomantizmSetyo Ardi Wibowo memiliki pengalaman cinta yang pahit. Hubungan yang ia jalin selama 5 tahun dengan sang tunangan dibalas pengkhianatan. Tunangannya telah hamil dan telah menikah dengan laki-laki yang menghamilinya. Ditengah keputusasaannya Ardi me...