CHAPTER II

48 7 0
                                    

"MAMAHHH, KIRANDY AFRILA PUTRI KESAYANGAN PULANG DENGAN SELAMAT TIDAK KURANG SEDIKITPUN" Teriak Kirand dari pintu depan

"Adek jangan suka teriak² ah. Lagian kalo masuk itu salam dulu bukannya teriak²" ujar Tifanny

"Hehe, assalamualaikum mamaku yang cantik jelita yang cantiknya ngalahin Park Shin Hye tapi boong" kekeh Kiran menatap mamanya yang tengah jengkel tersebut

"Wa'alaikumsalam, iya terserah kamu. Itu jidat kenapa ditambal berantem lagi kamu?" tanya Tifanny membuat Kiran diam sesaat

Wait, mama bilang jidat ditambal berarti diplester dan kalo diplester pasti gue luka tapi kenapa gak kerasa ya kalo luka

Kiran pun mengambil handphone yang akan ia gunakan untuk bercermin nantinya.

"Bentar mah, Kiran tadi gak ngapa²in tapi kok bisa luka ya?!" Teriak Kinan, sedangkan mama sibuk berkutat dengan pikirannya tentang hal ceroboh apa yang telah dilakukan putrinya tersebut, tiba-tiba suara toa mengganggu pendengaran Tifanny

"Kiran tau kenapa jidat Kiran di plester" ucap Kiran yakin

"Kenapa lagi? Kamu ga aneh aneh kan? Kamu mecahin apa lagi? Jangan bilang kamu robohin gedung olahraga ya mama masih muda ga mau stroke dini" tanya Tifanny was-was apa yang dilakukan putrinya bukanlah tindakan ceroboh seperti sebelumnya dimana ia pernah memecahkan 3 kaca ruang guru dan mematahkan 2 gitar sekolah itu sudah membuat Tifanny pening

"Tadi Kiran kan---" mengalirlah cerita dari mulut Kiran dari A-Z namun Kiran hanya tidak menceritakan perasaan yang ia rasakan saat bersama cowok yang membantunya tadi.

"Mah Kiran ganti baju dulu deh kayaknya soalnya udah apek gini tadi manjat tembok belakang gegara kejar-kejaran sama Pak Arya" pamit Kiran lalu bergegas menuju kamarnya saat ditengah tangga ia berteriak

"Kiran mau tidur yang berani gangguin Kiran awas aja!" ultimatum telah dikeluarkan Kiran berharap Ardan tidak mengganggu tidurnya lagi

***
Setelah mengganti pakaian Kiran langsung merebahkan diri ke kasur king size nya yang empuk bermotif Pikachu tersebut.

"Gue kangen seseorang tapi siapa yang gue kangenin" gumam Kiran tak lama sebelum ia sampai ke alam mimpinya.

'Hey, what are you doing?' tanya seorang anak laki-laki padanya

'Kiran, aku janji gak akan ninggalin kamu, mau kan janji buat gak ninggalin aku kita kan sahabat' tambah anak itu

'Ndy janji gak ninggalin Ndo sampai kapanpun kita kan sahabat' ucap gadis itu pada anak laki-laki tadi

'Nanti kalo Ndo atau Ndy pergi tungguin ya jangan lupa sama Ndo' ujar anak laki-laki tersebut

'Ndy janji' ucap gadis itu sambil mengaitkan kelingkingnya dengan anak laki-laki tadi

Brakk

Ia hanya bisa melihat seorang anak laki-laki yang menangis sambil menyerukan namanya berkali-kali namun tiba-tiba semua gelap sebelum ia bisa mendengar dengan jelas siapa nama anak tadi

"Arghhh mimpi itu lagi, sebenarnya gue siapa? Siapa anak laki-laki tadi? Kenapa dia selalu datang dalam mimpi gue?" pusing dengan apa yang terjadi ia memilih berjalan menuju kamar Ardan.

Cklek

"Bang gue numpang tidur siang ya gue takut tidur sendiri mimpi itu.... Dateng lagi" ucapku lemas

"Hmm tidur aja asal jangan ngompol sama jangan ngiler" ucap Ardan tanpa dihiraukan oleh Kiran karena ia sudah terlelap setelah selesai meminta izin tadi

Not BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang