Kiran POV
"Misi, emm... Kak" panggil cewek yang sepertinya dia adik kelas.
"Kenapa" tanyaku tanpa membuka mataku yang terpejam. Ouh, bocah ini benar-benar mengganggu rencana tidurku. Rasanya baru ingin aku menipakkan langkahku di alam mimpi tiba-tiba bocah tengil ini datang. Jika tak sedang diserang kantuk yang sangat besar mungkin ia sudah kutelan bulat-bulat dengan amukanku karena telah mengganggu rencana tidurku.
"Kak Kiran dipanggil sama Mr. Arya kak diminta ke ruangan" jawabnya tanpa berani mendongakkan wajahnya"Ok"
"Misi kak"
"Yoi, BTW Thanks" ucapku sebelum bocah tadi menghilang dibalik pintu UKS.
Perasaan minggu ini gue gak berulah gue anteng kok tumben Mr. Arya manggil biasanya juga udah kebal tumben banget apa jangan-jangan gegara kemarin ya.
Flashback
Sore itu Kiran pulang dari belajar kelompok untuk menggarap pekerjaan berupa pembuatan rancangan kostum. Hari itu sudah sangat sore dan bang ojol yang ia pesan belum juga tampak. Lelah menunggu Kiran pun mencari kesibukan untuk mengusir jenuh. Ia berjalan dan menemukan sepeda gunung lalu munculah sifat asli Kiran yang usil. Ia mengempeskan roda sepeda tersebut tanpa tahu siapa pemilik sepeda tersebut. Awalnya ia hanya ingin menaiki sepeda itu namun ternyata dikunci sama yang punya kesal dengan itu ia pun nekat mengempeskan ban sepeda.
'Mampus gue kalo emang tuh sepeda punya Mr. Arya. Lagian tangan jahil amat sih pake ngempesin roda segala. Mr. Arya juga udah tau sepeda kek gitu banyak yang punya tapi gak dikasih tanda pengenal. Ilang mampus dah' batin Kiran sambil beranjak dari ranjang UKS menuju ke ruangan Mr. Arya.
"Assalamualaikum" what!! Loh kok ada manusia terkutuk sih. Oke maksud gue kok ada David dan kenapa harus ada Mamanya. Perasaan gw gak ada urusan sama si makhluk astral itu tapi kenapa mesti ada dia sih.
"Lo!" ucap gue dan David. And, kenapa mesti bareng sih. Badmood gue lama-lama.
"Wa'alaikumsalam, duduk dulu" pinta Mr. Arya. Gue duduk lah ya biar jadi cap anak didik yang baik.
"Ada apa ya pak kok saya dipanggil? Dan kenapa ada cowok jadi-jadian ini disini?" tanyaku penasaran. Perasaan gue gak pernah punya masalah sama itu anak tapi kenapa tiba-tiba gue harus berurusan sama dia sih. Boro-boro buat ngomong doang ketemu aja bawaannya pengen gue telen dia.
"Maksud lo apa hah? Gue cowok tulen ya! Emang lo pikir gue apaan. Lo kali cewek jadi-jadian" sumpah ya kalo ini emang gak diruangan Mr. Arya udah gue sumpel juga tuh mulut bacod aja kerjaannya.
"Lo kok nyolot sih" jawabku yang mulai tersulut emosi
"Gue gak akan nyolot kalo lo gak mulai duluan" Jawabnya yang semakin membuatku mendidih ditambah wajahnya yang seolah menantangku untuk berdebat dengannya.
"Lo tuh...." awas aja lo
"Diam!! Kalian kesini bapak minta kerjasama kalian buat mewakili sekolah kita sebagai duta pertukaran pelajar selama sekitar satu bulan dan disana kalian harus mampu menjaga nama baik sekolah. Bukan hanya nama baik sekolah tapi kalian juga membawa nama baik negara kita jadi kalau sampai kalian salah langkah nama bangsa kita bisa tercoreng. Saya mohon kerjasama dari kalian untuk program study ini kalian juga ditugaskan untuk mempelajari budaya dan kemajuan teknologi yang ada di negeri 'Matahari Terbit' itu. Untuk perijinan Kirandy sudah kami dapatkan dari kedua orang tua kamu. Bukan malah berantem kayak tadi pusing kepala saya tiap lihat kalian berantem" jelas Mr. Arya panjang lebar. And, what?? Mom and Dad udah main setuju aja tanpa kasih tau gue dulu.
Sebenarnya bukan masalah besar buat gue untuk mengikuti apa yang telah dikatakan Mr. Arya tadi. Tapi kenapa orang tua gue langsung deal tanpa sepengetahuan gue, berasa anak yang tak di inginkan dah. Gue paham dengan kesibukan mereka jadi mereka jarang ada waktu buat gue bahkan raport pun lebih sering diambilin Tante Rere tetangga gue. Gue masih bisa maklum pada awalnya tapi sekarang bahkan mereka gak sama sekali gak tanya pendapat gue dulu tentang hal ini ohh damn!!
"Pihak sekolah berharap kalian bisa menjadi tim yang kompak dan dapat bekerja sama dengan baik" tambah Mr. Arya yang semakin membuatku pening. Damn!! Masa iya gue harus kerjasama dengan David si cowok ngeselin yang ada perang dunia ke sembilan terjadi kalo gue sama itu anak disatuin.
"Pak kalau saya gak masalah tapi cewek kaya dia bisa apa sih?" sewot David, oke ini anak emang cari ribut.
"Heh gausah nyolot ya lo" Teriakku didepan mukanya. Masa bodo dengan Mama David toh dari tadi mamanya juga diam saja melihat anaknya berulah.
"Untuk David kamu disana akan mewakili sekolah dalam bidang akademik dan non akademik begitu juga Kirandy namun Kiran juga cenderung membantu keseharian seperti berbicara dengan bahasa Jepang dan hal lainnya yang akan kalian butuhkan nantinya sebagai seorang tim. Sebenarnya sekolah juga sudah menyeleksi beberapa siswa namun tak satupun dari mereka yang dapat berbahasa Jepang dengan baik. Dengan demikian pihak sekolah memutuskan Kirandy untuk mewakili sekolah kita. Pihak sekolah memilih kalian sebagai pasangan karena kalian dianggap sangat serasi dan dapat mekengkapi satu sama lain. Nanti kalian akan diberi pelatihan bersama para peserta lainnya mulai minggu ini sepulang sekolah sampai satu minggu sebelum keberangkatan kalian. Untuk info yang lebih jelas akan disampaikan saat pelatihan sore sepulang sekolah. Nanti kalian akan dibimbing oleh beda pembimbing setiap negara. Selain memang untuk pemahaman dan pendalaman bahasa dasar kalian juga akan diberi arahan apa saja hal yang harua dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan" tutur Mr. Arya tiba² mungkin dia cape liat gue berantem mulu ama David si curut.
Jujur aja gue gak keberatan buat pertukaran pelajar ke Jepang. Tapi kenapa mesti sama David apa gak ada cowok lain selain dia gitu. Sekali lagi gue tegasin gue ogah bin males berurusan sama David Revando Kusuma si cowok sombong yang selalu cari masalah dan selalu buat gue emosi. Setiap ketemu dia tuh bawaannya pengen gue telen hidup-hidup itu makhluk satu. Gue heran, adanya manusia spesies gitu yang kerjaannya ngajakin berantem.
Entah emang dianya yang suka ngajakin ribut atau mungkin dia fans gue. Emang ya itu anak bawa aura aura negatif dah yakin buktinya gue bawaannya marah mulu kalo deket deket sama itu bocah. Demi apa gue kesel bat sama dia pengen bacok tapi takut dosa.
Gue gak bisa bayangin gimana pusingnya tante Fanny kalo dirumah. Punya anak gitu amat dikasih makan apa sih sama tante Fanny heran gue. Dia kayaknya waktu abis lahir salah dikasih obat kali ya atau mungkin kepalanya kebentur gagang kunci maybe. So I don't care, yang jelas gue sangat-sangat benci sama dia.
Jujur sebenernya gue seneng kalo ternyata ban sepeda yang gue kempesin bukan punya Mr. Arya tapi pas si curut nengok ancur udah mood gue.
Sekian terima kasih untuk part ini dilanjut di lain hari😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Bad
Teen FictionHidup memang selalu penuh dengan misteri. Tak satupun orang tau bagaiman kehidupan kita di masa depan. Tak satupun orang yang berhak menentukan masa depan kita. Hanya diri kita sendirilah yang dapat menentukan bagaimana kehidupan kita dimasa depan...