1

67 4 3
                                    

madrid, 7 september 1992.

"kurasa, masaku berada disini akan segera berakhir, Emily." ucap Zion. sudah lama sekali aku berpacaran dengan pemuda tampan keturunan Polandia - Puerto Rico itu.
aku memandanginya lumayan lama.

"lalu, kita akan pergi kemana lagi, Zion?" tanyaku.
Zion menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya lagi.

"tidak ada pilihan lain selain mengelilingi benua lagi" Zion tertawa kecil.

Memang sudah lama aku dan Zion menetap di Madrid. Di sebuah rumah yang terletak jauh dari keramaian kota. Aku dan Zion kini harus berpindah lagi ke tempat lain.

Kenapa bisa seperti itu? Karena profesi Zion yang membuatku geram saat mengetahuinya.

"sampai kapan kau akan terus terusan membuat masalah, Zion?" tanyaku. Zion menatapku, ia menaikkan satu alisnya lalu tertawa lagi. benar benar ekspresi yang menyebalkan.

begini, Zion adalah seorang buronan.

Pekerjaannya hanyalah merampok, menipu, dan meledakkan sesuatu dengan bom. Ditambah lagi dulu ketika berumur 17 tahun, Zion pernah disewa di berbagai tempat untuk menjadi seorang pembunuh bayaran. Itu sudah cukup mengerikan untuk seorang anak berusia 17 tahun.

Dan pada tahun 1986 lalu, polisi dan akademi militer Amerika Serikat melakukan aksi pencarian besar besaran dengan ratusan drone untuk mengintai pergerakan Zion setelah dia meledakkan Bank Internasional Canada saat itu.

Tapi bagiku, Zion tetaplah salah satu lelaki yang paling kucintai setelah ayahku. Meskipun sebenarnya ayahku sendiri tidak merestui adanya hubunganku dengan Zion.

Zion memang berpenampilan biasa saja, namun dibalik matanya yang teduh itu menyimpan jutaan tragedi yang membuatnya terus kehilangan semuanya. Dia tidak memiliki uang, dan mungkin dia tidak membutuhkannya. Dia hanya bertumpu pada gitar kesayangannya dan menyanyi lagu sesuai dengan keinginan hatinya.

KLAK!- Zion menjentikkan dua jarinya didepan mataku.

Memang sedari tadi aku memandang Zion dengan berjuta angan angan.
"tidak ada lagi yang perlu kau sesalkan, Nona."
Aku melirik Zion lagi dengan tatapan kesal. dia benar benar menyebalkan.
"Zion, apa kau ingat sekarang tanggal berapa?" Aku mencoba mengingatkan Zion tentang hari Anniversary kami.

Aku diam sejenak, dan menunggu jawabannya.
"hmm, tanggal 7 September?" Zion menyangga dagu dengan tangannya, seolah sedang berpikir keras.

aku terus mengangguk menunggu jawabannya.
"tanggal itu kan, ketika aku pergi membawa kabur helicopter milik tentara Mexico sialan itu?" ujar Zion.

"tidak, bukan itu!"

"oh, hari saat aku hampir tertembak polisi China saat aku merampok bank mereka?"

"bukan, Zion!" aku terus mengelak.

"oh, aku ingat!" ujar Zion secara tiba tiba.

"ayo, Zion. katakan!"

"itu adalah hari dimana aku berhasil kabur dari penjara bawah tanah di Austria!" Zion bersorak bangga.

Aku paham. mungkin bagi Zion, terlalu banyak peristiwa yang dia alami pada 7 September. Namun yang paling aku tidak suka adalah, Zion itu lelaki yang romantis. Namun anehnya, dia tidak bisa mengingat tanggal Anniversary kami sendiri.

"baiklah jika memang itu yang tersirat dipikiranmu, Zion" ucapku dengan nada pasrah.

tanpa ragu, Zion mengangguk dan pergi keluar untuk duduk di teras depan rumah sementara kami.

Silent ScreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang