Pagi pagi sekali.
pukul 5.Rutinitas harianku terasa melelahkan. tidur malam karena menyelesaikan pekerjaan rumah, bangun pagi karena harus mengurus keperluan Rick dan Zion. hufft.
Itu semua membuatku berpikir, betapa pentingnya waktu yang kumiliki.
Rick semakin dewasa. Ia semakin paham apa apa yang aku dan Zion sering bicarakan.
Rick bukanlah anak kecil lagi.Bertahun tahun lamanya, kini aku sudah bisa menjalani kehidupan sehari hari dengan adanya Rick dan Zion. serta tinggal di Paris dengan tenang dan nyaman.
Derapan langkah kaki terdengar di lorong. Sudah sejak kemarin sore Zion belum juga pulang kerumah.
"Emily?! Emily?! dimana kau?" ucap Zion dengan nafas ter-engah engah.
"kenapa? apa yang terjadi?"
"kita harus pergi sekarang!"
"hah?! apa yang sedang kau katakan, Zion?"
"seseorang mencoba membuntutiku. dan dia memata mataiku sejak pekan lalu.." penjelasan Zion terputus.
"bagaimana dengan Rick? bagaimana dengan sekolahnya? siapa yang mengurus kebun dan sapi ternak?"
"kuserahkan pada Matthew. kita harus pergi!"
"kemana, Zion?"
"tempat itu.. ya, Romania..."...
❇❇❇❇❇
Rick pergi ke sekolah tepat pukul 6.
Ia sudah menjadi seorang anak lelaki tampan berusia 13 tahun.
"Alexa! tunggu!"
Rick memberhentikan langkah seorang gadis berpita merah yang terlihat tergesa-gesa.
Gadis cantik bermata biru itu menatap Rick.
"ada apa? maaf aku buru buru"
"mmm, sepulang sekolah nanti, aku ingin mengajakmu ke taman dekat peternakan"
"kau mau apa? memintaku memerahkan susu sapi? atau memintaku memanjat pohon apel?"
"tidak. ada sesuatu yang ingin kubicarakan"..
"baiklah. asal kau tidak mengerjaiku seperti kemarin lagi"..
Rick memegangi tengkuknya. ia tersenyum kecil. Alexa segera pergi meninggalkannya.
Sepulang sekolah.
"hei! kemari!" Rick melambaikan tangan pada Alexa yang sedang bermain bersama teman temannya.
"ada apa lagi?"
"ayo, ke taman"
"oh iya, hampir saja aku lupa. ayo!"
Rick dan Alexa berjalan berdampingan. pita merah itu menjuntai ke pundak Alexa. Rick sangat mengenali pita itu karena Alexa selalu memakainya.
Sesampainya di taman. Mereka lebih memilih untuk duduk di tepian danau. melempari kerikil demi kerikil kedalam danau.
"jadi. apa yang ingin kau katakan, Rick?"
Rick terdiam. Ia semakin menunduk. Tangannya masih usil melempari kerikil kedalam danau.
"hentikan, Rick. kau akan menyumbat kincirnya!" Alexa menepis tangan Rick yang hendak melempar kerikil ke danau.
Rick menghadap ke arah Alexa. begitupun Alexa.
"besok aku akan pergi jauh"
Alexa terdiam.
"pergi kemana?"
"hm, aku lupa namanya. yang pasti sangatlah jauh dari desa ini"
"apakah kau akan kembali, Rick?"
"aku tidak tau. kurasa tidak.."
Alexa menunduk. tangannya mencengkram rerumputan. Ia menatap Rick lagi dengan air mata yang sedikit keluar.
"kenapa kau lakukan hal ini? siapa yang menyuruhmu? bagaimana sekolahmu? bagaimana dengan kita?"
"maksudmu?"
"bagaimana dengan aku?"
"kau?"
"iya. aku! kau pergi, kau akan hilang. dan besok aku tidak melihatmu lagi! padahal kau sahabatku! kau temanku! kau pernah memberiku coklat! kau pernah memberiku bunga! kau teman baikku!"
Alexa berlinang air mata. Ia memeluk Rick dengan sangat erat. Pita merahnya menjuntai ke tanah. terlepas.
"sudah. sudah. aku tidak apa apa. aku berjanji suatu saat nanti aku akan kembali kesini"
Alexa mengusap air matanya.
"kembali untuk apa? kau kan sudah tidak punya rumah lagi disini"
"aku akan kembali untuk mengajakmu kerumah baruku"
"setelah itu, kita jalan jalan lagi?"
"tidak hanya itu. aku berjanji akan menikahimu"
"kita masih kecil. kalau menikah pasti akan dimarahi ibuku dan ibumu, juga ayahku, ayahmu, tetanggaku, tetanggamu, guru, polisi"
"cukup, Alexa. kubilang suatu saat nanti. berarti tidak sekarang. saat kita berusia 20 tahun"
"20 tahun?? lama sekali, Rick" ucap Alexa sambil menghitung tahun menggunakan jemarinya.
"yaa begitulah. oh iya, aku punya sesuatu untukmu, ambil ini" Rick menyerahkan sebuah kotak berwarna coklat muda.
"kubuka sekarang?"
"ya"
Alexa membuka kotak itu. Matanya berbinar. Ia menemukan sebuah gaun berwarna merah jambu, disertai dengan rumbai pita di bagian pinggangnya.
"astaga, Rick. aku suka! bagaimana kau mendapatkannya?"
"memalukan sekali. seseorang memberikannya padaku ketika aku masih bayi. karena ia mengira aku adalah bayi perempuan"
Alexa tertawa lepas seolah tak ada suatu hal yang membuatnya menangis beberapa menit yang lalu.
Ia memegangi perutnya karena terus menerus tertawa membayangkan Rick memakai gaun yang sekarang menjadi miliknya."kalau begitu. ambilah ini. simpan baik baik, dan ketika kau kembali nanti, bawalah ini supaya aku tetap mengenalimu" ucap Alexa sambil memberikan pita merah yang dikenakannya selama bertahun tahun. juga sebagai ciri khasnya, Gadis berpita merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Scream
Romanceini tentang dirinya, tentang seseorang. yang mungkin tidak ada lagi hal yang menarik di dunia ini selain dirinya. bagiku, dia segalanya. tidak ada yang bisa menggantikannya, sedikitpun itu, tak akan bisa. tidak biasanya aku mengawali hariku dengan...