Paris, 17 September 1992.
tak disangka, pesta minum teh mengesankan itu sudah terlewatkan 3 hari yang lalu. dan aku senang bisa menghadirinya.
sekarang pukul 7 malam. Aku dan Zion berada di belakang rumah untuk melihat bintang beserta meminum cokelat panas.
Karena hawa hawa musim dingin mulai terasa, aku dan Zion mengenakan pakaian hangat. sembari duduk di karpet yang terbuat dari wol, sudah benar benar hangat.
Aku dan Zion tidak saling tatap, kami sama sama melihat lolos ke langit malam.
Ditengah kesunyian kami, ternyata ada seorang anak kecil yang terpuruk dan terdiam di sudut taman. Baju yang ia gunakan juga terlihat kumuh. Tatapannya kosong seperti sedang kelaparan. Melihat itu, Zion segera menghampirinya.
"hai, kamu tersesat?" tanya Zion.
anak kecil itu menatap kekasihku dengan tatapan aneh sekali. seperti asing, tidak. bukan hanya asing. tapi sangatlah asing.
"kk..kau ss..siapa?" ucap anak itu dengan gagap. dia belum mengenali Zion.
AHA!! aku tau. mungkin karena penampilan Zion yang menyerupai peran antagonis dalam sebuah film membuat anak kecil seumuran dia terlihat takut pada Zion."lebih baik kau masuk kedalam, nak" Zion pun mengulurkan tangannya kepada anak kecil itu. Dan dia menerimanya.
aku dan Zion masuk kedalam, disusul anak kecil tadi.
"bisa kau ceritakan padaku bagaimana kau bisa berada disini?" Zion bertanya kepada anak kecil itu sambil memberinya sepotong roti.
belum sempat menjawab pertanyaan Zion. anak itu sudah melahap habis roti pemberian tadi. Benar saja, dia memang kelaparan.
"hmm, sebenarnya aku datang bersama ibuku.." jawabnya lirih.
"lalu dimana ibumu?" tanya Zion lagi.
Anak kecil itu menggeleng, ia tertunduk, dan diam selama beberapa detik."ibu membuangku. aku mengetahuinya" jawabnya.
Aku dan Zion saling tatap. perasaan bingung bercampur dengan heran. mengapa ada orang tua kejam yang membuang anak selucu dia?
Disela sela lamunan kami, aku dan Zion bertatap lagi, lalu tersenyum.
"itu tandanya kau akan tinggal bersama kami!" seru Zion dengan semangatnya.
anak kecil itu tidak terlihat senang maupun terkejut sekalipun. ia hanya tenang dan menatapku dan Zion secara bergiliran.
dan beberapa detik kemudian, ia tersenyum puas."kalian membolehkanku tinggal disini?" ucap anak kecil itu dengan suara kekanak kanakannya yang khas.
aku dan Zion serentak menjawab
IYA.❇❇❇❇❇
Esoknya, kami bertiga menanam berbagai jenis bunga di kebun belakang. aku dan Zion menanam bibit, dan anak kecil itu yang menyiraminya.
Setelah lelah berkebun, kami berkumpul di teras rumah. sambil memakan buah apel segar yang baru saja dipetik dari pohonnya.
"oh ya, kami belum tau siapa namamu" ucapku.
"namaku Marvelino Delrick. kerapnya dipanggil Ve" jawabnya.
"tapi aku lebih ingin memanggilmu 'rick', apa kau bersedia?" tanyaku.
"tentu!" Rick menjawab dengan mudah.
"berapa usiamu, Rick?" tanyaku.
"oh tunggu, biar ku tebak.. pasti sepuluh tahun!" Zion mulai mengada ada. Sudah menjadi salah satu ulahnya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Scream
Romanceini tentang dirinya, tentang seseorang. yang mungkin tidak ada lagi hal yang menarik di dunia ini selain dirinya. bagiku, dia segalanya. tidak ada yang bisa menggantikannya, sedikitpun itu, tak akan bisa. tidak biasanya aku mengawali hariku dengan...