Chapter 1
.
.
.
.
.
."Jimin?".
Jungkook yang baru saja membuka pintu ruang utama rumahnya langsung mendapati sang kekasih tengah duduk diruang tersebut. Seperti biasa, senyum manis Jimin akan selalu menyambut kedatangannya.
"Sayang kenapa belum tidur? Ini sudah larut malam".
Jungkook berjalan mendekat, menghampiri Jimin yang sudah membuka lebar kedua tangannya. Tubuh keduanya kemudian saling memeluk melepaskan rindu setelah lebih dari setengah hari mereka berpisah. Dahi itu dikecup lembut oleh Jungkook lalu tangannya mengusap surai lembut itu sehingga siempunya memejamkan mata merasakan kenyamanan yang selalu Jungkook berikan disetiap sentuhannya. Menoleh sebentar, Jungkook mendesah kecewa saat melihat jam menunjukkan pukul setengah duabelas malam. Jungkook kecewa pada dirinya sendiri karena membuat Jimin menunggu hingga selarut ini.
"Sayang lihat, sudah larut sekali. Ayo kita masuk".
Jimin mengangguk dan masih tetap tersenyum. Jungkook akhirnya mengangkat tubuh Jimin untuk ia bawa kedalam kamar mereka.
"Lain kali jangan menungguku hingga selarut ini, kau bisa sakit dan aku tidak mau itu terjadi".
Jimin lagi-lagi hanya bisa mengangguk.
"Maafkan aku, aku akan usahakan untuk tidak lagi pulang selarut ini dan membuatmu menunggu".
Tangan yang melingkar pada leher Jungkook mengerat. "Iya, aku mencintaimu Jungkook. Sangat".
Tubuh yang lebih kecil direbahkan dengan sangat hati-hati karena tidak ingin menyakiti kekasihnya itu barang sedikitpun. Tersenyum sekilas kemudian mengecup bibir tebal itu dengan sangat lembut.
"Aku juga".
Jimin kembali tersenyum, akhirnya ia bisa memejamkan mata dengan hati tenang karena melihat Jungkook telah kembali pulang. Jungkook mengusap-usap rambut Jimin agar kekasihnya itu bisa cepat terlelap. Maka setelah dirasa Jimin sudah benar-benar tertidur ia segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Pagi yang cerah, seperti biasa Jungkooklah yang akan terbangun lebih dulu. Diperhatikan wajah Jimin yang sedang tertidur lelap membuat senyum terkembang dikedua sudut bibir Jungkook.
"Maafkan aku, aku akan berusaha lebih baik untukmu".
Yang lebih mungil terbangun akibat usapan-usapan lembut pada kedua pipinya. Matanya membuka perlahan sembari menyesuaikan cahaya yang masuk dikedua retinanya.
"Enghh".
Menguap sebentar lalu menggeliatkan tubuh atasnya demi mengusir pegal setelah tertidur sangat pulas semalaman.
"Selamat pagi, Jiminku".
Mendengar suara Jungkook saja mampu membuat Jimin merasa sangat bahagia. Senyumnyapun akan secara otomatis terbentuk untuk kekasih tampannya itu.
"Selamat pagi, Jungkook".
Kecupan yang Jimin dapat pada dahinya selalu menjadi bagian yang paling ia sukai disetiap paginya. Matanya terus memandang pahatan Tuhan yang sempurna yaitu Jungkook. Dalam hati tak pernah lelah mensyukuri kehadiran Jungkook dalam hidupnya. Jungkook yang begitu sempurna tanpa cacat itu sudah menemani hidupnya selama 4 tahun terakhir ini tanpa pernah mengeluh akan segala kekurangan yang ia miliki.
"Aku tau aku sangat-sangat tampan, sayang".
Jungkook kemudia terkekeh setelah melihat Jimin yang tiba-tiba menyembunyikan wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Jungkook merasa gemas kemudian sedikit mengikis jarak guna memeluk kekasihnya yang tengah menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HONESTY [KM]
FanfictionKOOKMIN [angst] "Jungkook itu sempurna, ia bisa saja meninggalkanku saat bosan. Tapi kupikir Tuhan begitu baik mengirimkannya untukku yang tidak sempurna ini". Ps? I (actually my readers) found that "Honesty" is similar to "Moon" by oreovmin. Bcs "m...