11

4.9K 457 200
                                    

-Vmin focus-

Sudah seminggu berlalu sejak Jungkook menceritakan kejadian sebenarnya pada Taehyung, pria tampan itu terus menjaga Jimin dan tak sekalipun membiarkan Jimin sendiri. Bahkan ia semakin tak ada waktu untuk Irene. Irene pun begitu, ia sibuk merawat ayahnya yang tak kunjung membaik dan itu memaksanya untuk tinggal di Daegu lebih lama. Hubungan mereka merenggang selama satu minggu ini tanpa mereka sadari.

"Tae sudah makan?". Jimin sudah selesai menelan suapan terakhir dari Taehyung. Jimin baru saja pulang siang tadi, Taehyung memutuskan untuk Jimin kembali tinggal bersamanya.

"Setelah ini. Aku harus memastikan kau benar-benar sudah makan dan meminum obatmu". Rambut Jimin diusak pelan membuat si mungil tersenyum haru.

"Terimakasih Tae".

"Sama-sama cantik".

Dengan itu Jimin mendengus karena ia merasa panggilan gombal itu terdengar lagi setelah sekian lama.

"Hmmm, Tae".

Taehyung menaikkan alisnya seolah bertanya dan Jimin terlihat ragu. Jimin tak kunjung membuka suara karena larut dalam pikirannya yang meragu.

"Jangan begitu, katakan apasaja yg ingin kau katakan". Seolah hafal betul bagaimaan Jimin, Taehyung mengelus punggung tangan Jimin membuat si manis mengulas senyum tipis.

"Kau... dan... Irene noona baik-baik saja?". Nada suara Jimin terdengar kambang. Jujur ia takut menanyakan hal ini. Takut menyinggung perasaan sahabatnya tapi disatu sisi ia sangat penasaran.

Taehyung diam sejenak, jujur ia sangat merindukan kekasihnya itu.

"Jamgan pikirkan itu, oke?". Surai coklat madu yang terlihat memanjang itu diusap lembut, sejenak Taehyung kagum dengan paras Jimin yang terlihat semakin cantik.

Jimin hanya mengangguk kecil. "Jangan pergi ya Tae?". Mata indahnya menatap Taehyung penuh permohonan. Tangan mungil itu menggenggam tangan milik Taehyung. Terus menatap sahabatnya penuh harap. Jimin merasa takkan mampu bertahan jika Taehyung juga pergi meninggalkannya. Bahkan untuk membayangkannya saja Jimin takut.

Taehyung tak kunjung menjawab. Ia hanya memandang  Jimin sedih. Entah bagaimana kedepannya Taehyung tak mungkin berjanji menjaga Jimin seumur hidupnya bukan?

"Aku membutuhkanmu". Tubuh kecil itu tiba-tiba memeluk Taehyung hingga mangkuk yang masih Taehyung pegang hampir terjatuh. Meletakkan itu sebentar kemudian membalas pelukan si mungil dengan tak kalah erat. Punggung sempit itu diusap lembut berusaha menenangkan, Taehyung paham Jimin masih dalam traumanya.

Mereka tetap ada diposisi itu untuk beberapa saat, sampai Jimin melepas pelukan itu untuk kembali menatap cinta pertamanya.

Taehyung kaku saat tiba-tiba saja Jimin mengecup bibirnya singkat.

"Jimin?".
Jimin menenggelamkan perasaan malunya dengan memeluk Taehyung kembali. Mengeratkan pelukannya saat ia merasa Taehyung masih membatu.

"Seandainya kau tak pernah bertemu Irene noona, pasti kita masih bersama seperti dulu kan Tae? Kau pasti terus disampingku seperti ini, memelukku dan menjagaku, iya kan?". Entah mengapa dada Taehyung terasa seperti diremas kuat saat mengingat seperti apa kebersamaan mereka sebelumnya. Kembali teringat bagaimana terlukanya tatapan Jimin saat ia memperkenalkan Irene sebagai kekasihnya dan detik itu juga Taehyung sadar bahwa Jimin menaruh hati padanya. Namun tak ada jalan untuk kembali saat itu karna hati Taehyung sudah dimiliki wanita cantik itu. Fakta bahwa Irene juga sangat peduli pada sosok rapuh ini membuat rasa cinta semakin tumbuh dihati Taehyung. Namun tak bisa dipungkiri juga bahwa Taehyung sempat berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HONESTY [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang