3

3.8K 522 28
                                    

Chapter 3

.

19+

.

"Jungkook.."

"Heum?".

"Aku merindukanmu".

Sedetik kemudian Jungkook yang mengerti maksud Jimin segera berpindah mengukung tubuh mungil yang kini tepat berada dibawahnya. Bibir terpaut dalam ciuman lembut yang memabukkan, Jimin sangat menyukai ini, lumatan Jungkook terasa lembut seolah tak ingin menyakitinya sedikitpun. Jimin dapat merasakan ketulusan Jungkook dari cara pria itu memperlakukannya didetiap mereka melakukan kegiatan ini. Jimin tak bisa menahan desahannya dan ia mencoba membalas setiap lumatan Jungkook dengan sama baiknya, perlahan-lahan lumatan itu terasa semakin dalam disertai nafas Jimin yang terdengar memburu, remasan Jimin pada rambut Jungkook terasa semakin acak. Jungkook sadar Jiminnya mulai hilang kendali, maka segera ia lepaskan tautan itu agar Jimin bisa mengambil nafas sekaligus menetralkan perasaannya.

Jungkook mengusap wajah kekasihnya yang sudah total memerah. Bibir sedikit membengkak, sorot mata yang terlihat sangat sayu serta dada yang naik turun mengejar oksigen. Jimin selalu saja terlihat sangat sexy saat pria mungil itu sedang dalam puncak nafsu.

"Jungkookh".

Jimin menarik tengkuk Jungkook untuk mempertemukan kembali labium mereka. Kali ini Jungkook membiarkan Jimin mengontrol kegiatan mereka, namun Jungkook merasa Jimin sangat terburu-buru dalam ciuman mereka kali ini, tak biasanya ia begini, ia merasa Jimin menciumnya seolah tak ada lagi hari esok untuk mereka. Jungkook berusaha memberi ketenangan dengan mengusap-usap kepala dan lengan Jimin. Tak lama ia merasa Jimin mulai bisa mengontrol diri, ciumanpun tak seganas sebelumnya dan terasa mulai melembut, ia kembali melepaskan tautan tersebut.

"Jangan takut. Aku takkan pernah meninggalkanmu seumur hidupku. Aku, Jeon Jungkook akan selalu disisimu ". Bisik Jungkook ditelinga Jimin lembut sebelum mengecupnya yang mana membuat Jimin mendesah geli. Kecupan itu perlahan turun hingga kini mendarat pada lehernya. Jimin tak mampu menahan desahannya saat Jungkook menyerang salah satu titik sensitifnya itu.

"Jangan pernah takut lagi". Jungkook kembali melanjutkan kegiatan mengecup perpotongan leher itu.

"Kkookh..".

Jungkook mulai membuat tanda yang nantinya akan terlihat sangat kontras pada leher seputih susu itu, memeta area tersebut hingga sampai pada tulang selangka Jimin yang menonjol. Mengecupnya dengan basah hingga Jimin terus menerus menggeliat geli, lalu kembali pada bibir Jimin yang membuka karena sedari tadi mendesah, melesakkan lidahnya kedalam mencari daging tak bertulang milik Jimin, tangannya sibuk meremas bongkahan padat kekasihnya lalu merambat pada pinggang ramping itu, mengusap acak secara berulang hingga secara perlahan piyama itu tersingkap dan tak lagi menutupi kulit pinggang kekasihnya.

Remasan Jimin pada surai kelam itu berpindah turun hingga sampai pada dada bidang Jungkook dan sesekali kembali naik untuk sekedar memberi sentuhan pada leher kekasihnya yang mana membuat nafas siempunya semakin memburu. Perlahan tangan mungilnya membuka kancing piyama Jungkook, jika biasanya Jungkook tak pernah memakai atasan dimalam hari maka kali ini salahkan hujan yang membuat malam mereka lebih dingin dari biasanya hingga Jungkook merasa perlu untuk melindungi tubuh atletisnya dari hembusan udara dingin nan menusuk yang dibawa oleh hujan. Salahkan hujan yang membuat Jimin harus melakukan usaha hanya untuk melihat tubuh kekar kekasihnya. Setelah semua kancing terlepas, Jimin meraba tubuh depan Jungkook tanpa ada satu titikpuk yang terlewatkan, setelahnya ia beralih menarik tubuh Jungkook kuat hingga tak ada jarak sama sekali diantara keduanya.

"angh!"

Tepat saat tubuh Jungkook terjatuh diatasnya, Jimin memekik nikmat saat sesuatu yang keras dibawah sana mengesek miliknya hingga menciptakan gelenyar aneh namun begitu nikmat. Tautan bibir telah terlepas, Jimin semakin mendesah saat tangan kekar itu merambat naik mencari titik sensitif Jimin yang lain: putingnya.

HONESTY [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang