The Truth
Menurutku. Chapter ini yang terburuk
Maaf 🙏🥺Jungkook masih merasakan kebas dikedua pipinya. Taehyung tadi menamparnya dengan begitu keras, anggap saja itu untuk mewakilkan sakit hati Jimin. Dan bagi Jungkook itu tidaklah cukup, mungkin jika Taehyung membunuhnya pun rasa bersalahnya belum tentu menghilang.
Posisi mereka kini duduk bersebelahan dengan Taehyung yang memejamkan mata lelah. Jungkook menatap kosong lantai rumah sakit sesekali menggerakkan kecil pipinya yang terasa berdenyut.
Taehyung tentu ingin sekali menghajar pria brengsek disampingnya namun ia masih sadar disini bukan tempat yang tepat. Jungkook menceritakan semuanya, hari dimana Jimin kehilangan orang tua dan kemampuannya untuk berjalan.
Flashback
Jungkook yang saat itu menyetir dalam keadaan setengah mabuk sehabis merayakan dirinya yang mendapat jabatan baru di perusahaan melajukan mobilnya dengan cukup kencang, ia terburu-buru karena hari itu ia harus mengantar Yoongi kembali ke Daegu pagi-pagi sekali. Saat itu hampir pagi dan Jungkook pikir tidak akan banyak kendaraan melintas maka ia meningkatkan kecepatan mobilnya dan menerobos lampu lalu lintas yang saat itu berwarna merah.
Namun naas, sebuah sedan putih yang melaju pelan tak mampu ia hindari dan tabrakan pun terjadi. Jungkook tak ingat apapun hingga saat ia sadar ia sudah berada di rumah sakit. Ia seolah melupakan Yoongi dan sibuk mengingat kejadian naas itu. Bertanya kepada perawat yang berjaga kemudian mendapat informasi tentang si pengendara sedan yang ternyata telah tewas, mereka adalah pasangan suami istri. Ketakutan mulai menghantui Jungkook. Bayangan tentang dirinya yang akan menghabiskan masa muda dibalik terali besi menghantui. Satu-satunya yang terlintas dikepalanya adalah segera menelepon Namjoon. Karena pria berlesung pipit itu pasti mampu membuatnya terhindar dari kasus hukum.
"Tapi ada yang selamat tuan, putra dari pasangan Park itu selamat".
Jungkook kembali memusatkan perhatiannya pada perawat yang sedang menyuntikkan sesuatu kedalam cairan infusnya.
"Apa aku boleh bertemu?". Jungkook bertanya ragu.
"Dia sedang ditangani, luka pada kedua kaki dan panggulnya sangat parah, juga keadaan emosionalnya sedang tidak baik".
Jungkook mengernyit ngilu mendengarnya, ia ingin melihat keadaan korban tapi jika mereka bertemu apa yang akan ia katakan? Apa Jungkook harus memperkenalkan diri sebagai tersangka?
"Jadi kapan saya bisa menemuinya?".
"Mungkin setelah dokter selesai menanganinya. Saya permisi".
"Terimakasih".
"Ah maaf sebelumnya, anda tidak diperkenankan kemanapun karena masih dalam pengawasan polisi. Saya permisi".
Jungkook menegang, nafasnya terasa berat. Ia mencari-cari ponselnya yang entah dimana. Pasti saja terlempar atau bahkan sudah hancur saat kecelakaan. Jika begini bagaimana ia bisa menghubungi Namjoon?
"Kook?". Sebuah suara masuk ditengah-tengah rasa paniknya. Jungkook menoleh ke arah pintu dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa si pemilik suara.
"Hyung?".
"Astaga Kook, bawahanku menghubungiku tentang kecelakaan hari ini dan kau tau betapa lemasnya lututku saat melihat plat mobilmu? Kupikir kau yang meninggal".
Kim Namjoon, seorang Kepala Kepolisian yang sudah seperti keluarga bagi Jungkook. Singkatnya pria berlesung pipit itu bisa seperti sekarang berkat jasa Tuan Jeon. Ayah Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
HONESTY [KM]
FanfictionKOOKMIN [angst] "Jungkook itu sempurna, ia bisa saja meninggalkanku saat bosan. Tapi kupikir Tuhan begitu baik mengirimkannya untukku yang tidak sempurna ini". Ps? I (actually my readers) found that "Honesty" is similar to "Moon" by oreovmin. Bcs "m...