8

2.9K 445 96
                                    

Hai, sudah lama ya hehe.
Karena saya total lupa sekali dengan alur ini jadi saya berusaha membuat alur baru yang saya sendiri gak yakin kedepannya akan bagaimana.
Kalau ada yang tidak nyambung dengan chapt sebelumnya, tolong dikomen saja ya supaya bs langsung diperbaiki.
Terimakasih, selamat membaca 💐





Jimin menatap tak percaya pada sesosok lelaki tampan yang pagi ini mengetuk pintu rumah Taehyung.

"Jungkook?". Suaranya sedikit tercekat ditenggorokan karena diselimuti rasa tak percaya, bukankah ini lebih cepat dari jadwal yang seharusnya? Bukankah seharusnya Jungkook kembali esok lusa? Bagaimana bisa kekasihnya tiba-tiba sudah berada dihadapannya dengan senyum tampan dan gigi kelincinya yang sedikit menyembul. Persetan, rasa rindunya lebih mendominasi.

"Jungkook?!". Jimin berusaha bangkit dari kursi rodanya dengan susah payah. Jungkook refleks mendekat, ia sangat takut Jimin terjatuh dan luka.

"Tidak! Jangan!". Jimin melarang Jungkook yang akan membantunya berdiri.

"Tapi". Jungkook sudah akan meraih tubuh Jimin namun Jimin mendorong Jungkook agar kembali ditempatnya berdiri semula.

"Diam disitu Jungkook, lihat aku. Aku akan berjalan kearahmu". Jimin meringis namun masih tetap memasang senyumnya, memaksakan sendinya yang kaku untuk dapat berdiri, Jungkook ikut meringis membayangkan betapa sulitnya Jimin melakukan semua itu. Ia sungguh khawatir jika Jimin terjatuh dan terluka.

"Jimin, jangan memaksakan kondisimu". Jungkook sungguh khawatir terlebih tangan Jimin sempat terpleset dari pegangannya dan demi Tuhan itu membuat jantung Jungkook seakan terjatuh dari tempatnya.

"Tidak, tunggu aku disana. Aku bisa Jungkook, aku sudah sering berlatih". Jimin berucap yakin membuat Jungkook berusaha menahan rasa khawatirnya dan melihat kesungguhan dan usaha Jimin membuat ia tak tega.

Ia berhasil berdiri dan Jungkook dapat dengan jelas melihat bagaimana susahnya Jimin menahan keseimbangannya. Jimin perlahan mengangkat kaki kanannya untuk melebarkan langkahnya, sedikit demi sedikit ia berjalan tertatih menghampiri Jungkook. Jungkook meringis namun sudut bibirnya sedikit tertarik membentuk garis senyum yang samar.

"Jung-kook lihat. Aku bisa". Ucapnya dengan sidikit tersengal. Bagi Jimin, butuh banyak sekali tenaga bahkan hanya untuk satu langkah saja.
"Kookh shh-". Meski tertatih dan sambil meringis, Jimin tetap berusaha tersenyum sambil terus melangkah mendekati Jungkook, ia sungguh senang bisa bertemu Jungkook. Ia ingin segera memeluk tubuh itu.

"Ah!". Akhirnya Jimin telah sampai dipelukan Jungkook, air matanya menetes saking rindunya. Menghirup aroma Jungkook yang membuatnya merasa tenang dan aman. Jungkooklah yang mampu membuat ia merasa aman dan dilindungi.

"Ekhem!".

Jimin segera mengusap air matanya, mengintip dari bahu Jungkook siapa kiranya seseorang yang menginterupsi dirinya.

"Hai, Jimin".

Sesosok pria dengan senyuman manis dan bertubuh mungil sama sepertinya menyapa Jimin.

"H-hai. Maaf, siapa ya?".

Jungkook memegang Jimin erat sekali hingga Jimin mengernyit heran. "Jungkook, aku tidak akan jatuh kok". Ia tersenyum pada Jungkook yang tengah memandangnya dengan raut yang tak biasa Jimin lihat. Jimin menatap aneh pada ekspresi wajah Jungkook.

"Aku Min Yoongi, kekasih Jungkook".

Bibir yang semula tersenyum manis kini membuka perlahan, alisnya bertaut perlahan seolah akan menyatu satu sama lainnya. Jimin berharap ia salah mendengar tapi kalimat yang diucapkan pria yang tak lebih tinggi darinya itu terdengar amat sangat jelas bahkan terasa berdengung ditelinganya.

HONESTY [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang