Di sore hari yang cerah, terlihat jelas matahari ingin bersembunyi di balik sekelompok awan yang sedang beriringan.
Tampak seorang gadis dan ketiga teman pria-nya sedang duduk di rerumputan sambil melindungi diri dari teriknya matahari.
"Apa kau baik – baik saja Chels?" Tanya salah satu pria
"Kelihatannya kau sedang banyak pikiran" Sambung pria yang lain.
"Apakah kau sedang memikirkan seorang pria?" Pria yang lain pun tidak lupa ikut bergabung dalam pembicaraan, namun tanggapan sang gadis terlihat tidak baik kepada pria yang terakhir.
Ia mengepalkan kedua tangannya lalu berdiri tepat di depan pria yang sangat menyebalkan baginya. "Duta Argiantara! Apa kau pikir kesedihanku sekarang bisa dijadikan bahan untuk bercanda olehmu?"
Sontak ketiga pria tersebut berdiri karena teriakkan satu – satunya gadis cantik diantara mereka.
"Tidakㅡ tidak seperti itu" Jawab Duta dengan nada merintih setelah menatap mata gadis tersebut.
Dengan jelas Duta dapat melihat bulir – bulir air mata yang sudah menggumpal di dalam kelopak mata gadis tersebut.
"Tenangkan dirimu Chelsea!" Kata seorang pria berdiri di belakang gadis yang bernama Chelsea Irawan tersebut dengan menggenggam erat kedua lengannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Ceritakan pada kami, agar kau bisa tenang" Kata pria lain tepat bersandar di batang pohon yang kokoh.
Chelsea berusaha menenangkan dirinya dan menumpahkan setetes air mata. Pria yang tepat dibelakangnya berusaha memutar tubuh Chelsea untuk berhadapan dengannya, kini terlihat jelas wajah Chelsea yang sudah di banjiri air mata.
"Tenang Chels, kita disini untukmu" Pria tersebutㅡ Ray, menarik Chelsea tepat ke dada-nya agar Chelsea bisa bersandar dan tangan kiri pria tersebut membelai lembut rambut Chelsea.
"Thanks Ray," ucap Chelsea dengan tersedu - sedu.
Chelsea mulai bercerita dan ketiga temannya mendengarkan dengan baik. Seperti dongeng sebelum tidur untuk anak berumur lima tahun, karena cerita Chelsea yang sangat panjang dan dramatis.
***
Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi adalah salah satu Sekolah Kejuruan favorit di perkotaan.
Saat itu, terlihat Chelsea yang sedang duduk di pinggir lapangan sampai sebuah kaleng tiba – tiba muncul tepat di depan wajah Chelsea, ia bingung dan melihat ke arah sekitar.
Chelsea pun menerima kaleng minuman tersebut dan mempersilahkan orang yang memberinya minum untuk duduk di suatu bangku panjang bersamanya. "Thanks, Ray."
"Kau sedang apa disini? Bukankah bel sebentar lagi akan berbunyi?" Tanya Ray dengan menitikkan pertanyaannya dengan menenggak minuman kaleng tersebut.
"Um, tidak sedang apa – apa, dimana Duta dan Randy?"
Tepat saat Chelsea bertanya, Duta dan Randy datang menghampiri dirinya dan Ray.
"Apa kau sedang mencariku? Whoa, terlihat sangat merindukan kami rupanya" Ledek Duta.
Duta merangkul Randy yang saat itu disebelahnya dan tertawa sangat bergembira seolah mengajak Chelsea untuk bercanda.
"Cih, kau pikir kau siapa sampai aku harus membuang waktu-ku untuk merindukanmu!"
Chelsea mengatakannya dengan ketus lalu pergi ke kelas, meninggalkan tempat tersebut disusuli oleh Ray dan dua pria yang masih saja tertawa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Myth.
Short Story[Completed] Inspired by Taiwanese Drama : Magician of Love. I created this story on 2015.