2

69 5 0
                                    

Siang itu, tepatnya di hari Minggu. Duta berada ditengah kebersamaan keluarga.

Ruang makan di rumah mewah milik keluarga Argiantara dipenuhi orang, yang tidak lain adalah para pembantu dirumah tersebut yang sedang menyiapkan makan siang di meja sepanjang setengah meter.

"Ayah!" seru Dafa sebagai orang termuda di rumah tersebut.

Dia adalah anak kedua dari keluarga terkenal karena perusahaan milik ayahnya.

Perusahaan Argiantara Promotions yang bergerak dibidang promotor. Perusahaan mereka mendatangkan entertainer dari luar negeri untuk mengadakan konser atau fan meeting di dalam negeri.

Dengan antusias, seluruh anggota keluarga mendatangi ruang makan dengan pakaian formal dan rapi.

"Bagaimana kabar kalian?" Tanya sesosok pria berkulit sawo matang yang berkedudukan sebagai kepala keluarga dalam keluarga tersebut.

"Kami baik – baik saja" Jawab halus sang wanita yang berstatus sebagai ibu dari dua anak.

"Ayah perlu bicara denganmu, Duta" Duta berhenti melahap makanannya dan memerhatikan ayahnya dengan serius.

"Ada apa?" Tanya Duta penasaran.

"Langsung saja, karena setelah makan siang ini Ayah harus melakukan penerbangan. Ayah tidak punya banyak waktu"

"Sebelumnya, Ayah minta maaf tetapi Ayah harus melakukan ini. Ayah ingin menjodohkanmu dengan anak perempuan teman Ayah."

"Apa?!" Duta memotong pembicaraan yang menurutnya tidak masuk akal.

"Dengarkan Ayah sampai selesai, nak" wanita di samping Duta berusaha menenangkan anaknya dengan mengusap pelan pundak anaknya.

"Maaf Duta, tapi Ayah butuh kau sebagai jaminan dalam kerja sama ini. Anaknya sangat cantik dan baik, kau pasti menyukainya"

Ayah menjelaskan dengan lembut tapi dibalas dengan tatapan heran oleh Duta.

Duta memundurkan bangku dan menundukkan wajahnya.

"Satu hal yang perlu Ayah tau, aku tidak akan mencintai wanita manapun selain pilihanku, permisi" Duta berdiri lalu berjalan meninggalkan ruangan.

Langkah Duta terhenti di ujung ruangan setelah mendengar perkataan yang tertuju untuknya

"Kita semua akan pindah dari rumah ini, kemaskan barangmu!"

Duta tercengang, dan berusaha mengabaikannya dengan melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Tanpa sadar ada yang mengikuti langkahnya hingga menuju kamar.

"Duta, bicaralah pada Ibu"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan" tetap dengan membelakangi ibunya, Duta menanggapi.

"Duta, bantulah Ayahmu, bagaimanpun juga Ia Ayahmu" Tegur sang Ibu dengan halus.

"Tapi apakah perlu Ayah mengatakan bahwa aku adalah jaminan? Berarti selama ini, aku bukan anaknya melainkan jaminan. Begitu?"

Duta mulai membalikan badannya dan menatap wajah ibunya penuh amarah.

"Apa Ayah perlu menggunakan Bapak Irawan untuk menyanggupi permintaan Ayah?" Suara lantang sekaligus serak itu muncul dari ambang pintu kamar Duta.

Duta menghampiri Ayahnya dengan tatapan tajam

"Apa maksud Ayah?!" Dengan nada agak ditingkatkan, Duta bertanya dengan sopan.

"Apa kau tahu, keluarga Bapak Irawan meminjam banyak uang dari perusahan untuk biaya pengobatan istrinya. Bisa saja Bapak Irawan, Ayah pecat. Bukankah itu akan membuatmu dengan Chelsea jadi bermusuhan?"

Myth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang