Dia adalah lelaki yang pernah aku semogakan dalam sepertiga malam ku.. (syabila Alifia)
Dan malam ini Syabila sudah berada di rumah. Izinnya pada pesantren bukan karena ia akan di khitbah, namun acara keluarga. Jujur Ila tidak mau pesantren menjadi ramai hanya karena pengkhitbahan yang akan berlangsung malam ini. Karena Ila di kenal banyak santriwati karena kerendahan hatinya, baik dan juga ramah pada siapapun.
***
Adzan isya berkumandang, keluarga Ila bersiap-siap ke masjid kecuali Ila dan umi nya. Mereka sholat jama'ah di rumah. Sedang Abah nya berjamaah menuju masjid kampungnya.
Setelah sholat berjamaah dengan umi nya, Ila juga umi mempersiapkan aneka makanan untuk makan malam bersama dengan keluarga pak Fahri.Ting.. Tong... Ting.. tong..
Suara bel rumah menggema ke seluruh ruangan rumah. Umi menyuruh Ila untuk ke kamar mengganti pakaian.
"Kamu ke kamar dulu nduk, nanti umi panggil." Kata umi Ila. Ila hanya mengangguk dan berbalik ke kamarnya.
***
Jujur ketika Ila sudah rapi dengan pakaiannya, mengapa umi belum juga datang. Ila merasa deg-degan. Jantungnya bekerja lebih cepat kali ini. Astaghfirullah, bukankah aku sudah memantapkan hati dan telah memiliki satu jawaban? Kenapa aku merasa deg-degan seperti ini ya Rabb? Bathinnya.
Tok tok tok...
Terdengar pintu kamar di ketuk. Ila menghela nafas pelan-pelan. Bismillah. Bathinnya.
"Ayo sudah di tunggu di bawah." Ajak umi. Ila tersenyum kikuk.
"Umi, Ila kok deg-degan ya. Takut mi..." Bisik Ila. Umi tersenyum lalu menggenggam tangan putri satu-satunya itu. "Semua akan baik-baik saja." Jawab umi dengan tatapan teduhnya.
***
"Bagaimana Ila? Apa kamu menerima khitbah dari nak Fahri?" Tanya Abah. Ila mengangkat wajahnya, dan tersenyum.
"Bismillah, Ila terima khitbah dari pak Fahri, bah" jawab Ila mantap. Semua yang ada di ruang tamu terlihat sumringah, tak terkecuali pak Fahri. Bahkan dosen tampan itu sesekali mencuri pandang ke arah Ila.
Alhamdulillah ya Allah, kau kabulkan do'a do'a hamba. Semoga ini langkah baik menuju jannah-Mu ya Rabb aamiin. Bathin Ila.
***
Setelah mendapat jawaban dan makan malam bersama keluarga pak Fahri pulang. Dan esok juga Syabila harus kembali ke pesantren. Entah bagaimana bahagianya Ila. Bahagianya tidak dapat di gambarkan oleh apapun. Tak henti-hentinya Ila mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah yang maha segalanya. Semoga ini adalah dermaga pertama dan terakhir untuk Ila. Dermaga tempat untuk menuju jannahNya.Alhamdulillah,, udah di khitbah.. ayo siapa yang mau kaya Ila? Di khitbah sama laki-laki yang selama ini menjadi semoga di sepertiga malam nya..
Maaf ya agak pendek ceritanya 😂
Jangan lupa vote and komen..
Sien_ma
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Pinjam Namamu di Sepertiga Malamku
RomanceKau masih percaya do'a? Jika masih, berdoalah sebanyak yang kau mau... Yakinlah doamu tidak akan sia-sia.