rival

1.4K 24 1
                                    

Attension : cerita ini terinspirasi dari anime kuroko no basuke,untuk memuaskan imajinasi pribadi, maka dibuatlah cerita ini. Cerita ini hanya fiksi,mohon tidak menempatkannya dengan serius dihati . Sekian dan terimakasih.

Lee jeno berjalan menyelusuri taman dengan santai,ia memutar-mutar bola basket diatas jari telunjuknya, memainkan bola orange tanpa mempedulikan sekitarnya,niatnya jeno ingin meninggalkan tempat itu segera sebelum seruan seseorang menghentikan lan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee jeno berjalan menyelusuri taman dengan santai,ia memutar-mutar bola basket diatas jari telunjuknya, memainkan bola orange tanpa mempedulikan sekitarnya,niatnya jeno ingin meninggalkan tempat itu segera sebelum seruan seseorang menghentikan langkahnya, ia menoleh kearah sumber suara untuk menemukan seseorang yang berlari menghampirinya.
"Aku memanggilmu sedari tadi,kenapa kamu tidak mendengarkanku". Pemuda lainnya langsung berbicara padanya. Mendengar itu, jeno menoleh kekanan dan kiri memeriksa sekitarnya sebelum kemudian menyadari bahwa ia tidak menemukan siapapun selain dirinya sendiri,jeno kembali menoleh pada pemuda lainnya yang berdiri didepannya,"kau bicara padaku?" Tanya jeno, bukan hal aneh kenapa jeno menanyakan hal itu,karena sejauh ingatannya,jeno sama sekali tidak mengenal pemuda yang berdiri didepannya yang jeno tebak berusia sama dengannya.
"Tentu saja,jika bukan kamu siapa lagi" pemuda itu membenarkan pertanyaan jeno.
"Apa yang bisa kubantu untukmu" meskipun jeno tidak mengenal pemuda asing ini,tetapi jeno berpikir jika mengabaikan seseorang itu bukanlah hal yang baik. Seketika senyum pemuda itu merekah,menyebabkan kerutan didahi jeno terlihat, "mencurigakan!" Pikir jeno. Namun sebelum jeno sempat bereaksi,pemuda itu lebih dulu menyambar lengannya dan menariknya untuk mengikuti langkah kakinya yang terburu-buru. Kemudian, saat
Pemuda itu berhenti menyeretnya, mereka sudah sampai di sebuah lapangan basket yang tidak jauh dari taman itu.
" guys,ayo mulai bermain,aku sudah menemukan orang untuk membantu kita" pemuda itu menunjuk jeno pada teman-temannya. Perlahan akhirnya jeno mulai memahami sesuatu, ditempat ini sepertinya sedang dilaksanakan pertandingan street basketball, memang bukan pertandingan resmi,tetapi meskipun begitu kelihatannya pertandingan ini memiliki cukup banyak peminat. Jeno melihat pemuda yang menyeretnya dengan pandangan yang cukup menuduh. Pemuda itu hanya bisa tersenyum canggung menanggapinya. " timku kekurangan anggota, karenanya aku membutuhkan bantuanmu" pemuda itu beralasan. "Kau tidak meminta persetujuanku" jeno membalas kesal. "Ayolah,jangan menolaknya oke." Pemuda itu melemparkan sebuah jersey pada jeno " kupastikan kamu tidak akan menyesal, ini akan menyenangkan" Pemuda itu tidak memberi kesempatan pada jeno untuk menolaknya. Jeno Melihat pemuda itu yang mulai meninggalkannya menuju sisi lapangan, jeno mengalihkan pandangannya pada jersey yang berada di genggamannya, sebelum pada akhirnya mengikuti pemuda itu.

"Dia benar, Pertandingan sepertinya menyenangkan" pikir jeno yang tiba-tiba merasakan antusias,sebagai seorang pecinta basket,ia merasakan andrenalinnya yang mendidih. Senyumnya merekah, jeno tidak sabar untuk menunggu giliran "tim"nya untuk segera bertanding. "Ayo,sekarang giliran kita" pemuda itu berjalan memimpin mereka untuk memasuki lapangan,melihat itu jeno segera mengikutinya juga. Akhirnya giliran mereka telah tiba,mereka membentuk lingkaran kecil membahas perihal ini dan itu dengan singkat dan mengakhirinya dengan satu teriakan semangat. Jeno menoleh pada pemuda yang menyeretnya tadi. Jeno pikir pemuda ini pastilah kapten tim kecil mereka.

Ketika wasit melempar bola untuk memulai start, pemuda itu menjadi yang pertama yang mendapatkan bola basket. Pada awalnya,karena jeno bukanlah bagian dari tim yang sebenarnya,pola permainannya menjadi benar-benar kontras dengan "tim"nya. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama,karena kemudian ia bisa menyatu dengan "tim" nya. tidak diketahui apakah karena ia bisa beradaptasi dengan cepat ataukah karena rekan barunya menyelaraskan permainan dengannya..,apapun itu mereka semua benar-benar menikmati pertandingan itu. Bahkan,sampai mereka menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan, antusias mereka tidak berkurang.

Warna orange senja mulai mendominasi langit, pertandingan telah berakhir sejak beberapa waktu lalu,orang-orang mulai meninggalkan tempat itu, begitu juga dengan rekan tim pemuda itu,menyisakan dua orang yang masih duduk disalah satu kursi ditaman. " terimakasih atas bantuanmu kawan,kamu bermain dengan keren" pemuda itu menggigit popsiclenya setelah mengatakan itu. "Tidak,akulah yang seharusnya berterimakasih,jika kau tidak menyeretku,aku mungkin tidak akan memiliki pengalaman hari ini" jeno menatap popsicle yang mulai mencair ditangannya. "Permainan kalian sangat bagus,terimakasih." Jeno melanjutkan ucapannya.
Jeno tidak berbohong, terutama pemuda yang berada disampingnya ini,jeno mengakui bahwa kemampuannya seperti seorang pro. "Ngomong-ngomong,kita belum berkenalan" pemuda itu memecahkan kesunyian yang tercipta diantara mereka sejenak. Jeno menoleh kesebelahnya untuk melihat pemuda lainnya yang memasang cengiran khas diwajahnya yang tampan. "Benar juga" pikir jeno.
" jaemin, Na jaemin" pemuda itu mengulurkan tangan ya untuk bersalaman. "Lee jeno" jeno menyambut jabat tangan yang diulurkan jaemin.
"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya,apa kamu tinggal disekitar sini?." Jaemin bertanya. "Aku tidak,aku hanya mengunjungi saudariku" jeno menjawabnya. "Begitu rupanya" jaemin mengerti. Jeno membuang stick popsicle yang telah habis ke tong sampah terdekat, kemudian ia mulai berkemas, " jersey mu,ini kotor" jeno menunjukkannya pada jaemin. "Tidak apa,itu juga milikku, kamu bisa memilikinya" jaemin tidak mempermasalahkannya. " aku akan mengembalikannya lain waktu" jeno memasukan jersey itu kedalam ransel yang dibawanya.
"Oke" jaemin menanggapinya dengan santai.

Jeno melirik arloji dipergelangan tangan kirinya, ia harus bergegas, butuh waktu beberapa jam naik kereta untuk kembali kerumahnya. Jeno melihat kearah jaemin,mencoba untuk berpamitan dengannya.
"Jae, apa kau akan ikut pertandingan interhigh bulan depan?." Jeno hanya menebak, bagaimanapun melihat skill yang dimiliki oleh pemuda NA itu,ia yakin jika jaemin mungkin saja salah satu pemain basket disekolahnya. Mendengar pertanyaan jeno, senyum jaemin merekah,matanya menunjukkan pemahaman. Sepertinya tebakan jeno benar. "Mari bertemu dipertandingan" jaemin mengulurkan kepalan tangannya pada jeno. "Aku akan mengalahkanmu" jeno membalas tos jaemin dengan penuh percaya diri. "Aku juga tidak akan kalah" kedua kepalan tangan itu beradu tos.

Disenja yang mulai menghilang,dua orang asing yang bertemu mengucapkan janji, siapa yang menyadari bahwa pertemuan tak disengaja itu membentuk ikatan yang kuat.
"NA JAEMIN tahun pertama SMA SURAN, ingat itu." Jaemin meneriakkan kalimat itu dengan lantang mengiringi punggung jeno yang menjauh, mendengar itu jeno hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh. "Nah mari bertemu dilapangan" jaemin segera memungut bola basketnya dan kembali pulang kerumahnya.

Padahal mereka berdua hanyalah orang asing yang baru bertemu hari ini, mungkin karena mereka berdua sama-sama mencintai basket. Entahlah siapa yang tahu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NCT  Dream Cerpen(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang