rival

551 15 2
                                    

Diruang olahraga indoor SMA Jaewon,tampak tim basket yang sedang berlatih,coach mereka meneriakan berbagai intruksi pada para muridnya, turnamen winter cup akan diadakan sebentar lagi,menyebabkan anak club basket mendapatkan menu latihan tambahan. Diantara klub olahraga,club basket disekolah mereka termasuk salah satu club yang diandalkan bagi sekolah,sehingga pelatihan diclub basket ini benar-benar keras dan disiplin. Saat latihan mereka berakhir, banyak diantara anggotanya yang langsung beristirahat ditempat sangking lelahnya. Namun,mengabaikan pandangan semua orang, jeno mengambil satu bola basket dan mulai berlatih sendiri. Seolah-olah tubuhnya tidak merasakan kelelahan sama sekali, karena itu tidak sedikit anggota club yang mengaguminya.
"Apa kapten tidak lelah?." Seonho, salah satu junior tahun pertama ditim bertanya. "Biarkan saja" lucas menanggapi pertanyaan juniornya. "Tapi coach bilang,kita tidak boleh memaksakan diri." Kali ini samuel yang berbicara. " dia tidak pernah mendengarkan siapapun. Tapi meskipun begitu dia tidak akan bertindak ceroboh.percaya saja padanya." Lucas menjelaskan kepada kedua magnae ditim inti mereka. "Lagipula ini akan menjadi tahun terakhir kami." Lucas melanjutkan ucapannya.
Mendengarkan ucapannya, kedua junior itu mengerti, kapten dan beberapa anggota tim sudah berada ditahun ketiga mereka,pertandingan winter cup tahun ini akan menjadi pertandingan terakhir mereka di SMA. Jeno adalah orang terakhir yang meninggalkan sekolah,berjalan menuju halte rute bus untuk sampai kerumahnya. Jeno menunggu bus sembari mendengarkan musik,ia merapatkan hodie yang dipakainya saat angin malam bertiup padanya. " Musim dingin sudah mulai datang" pikirnya lagi. Kala menyadari sebuah bus mendekat, jeno segera menaikinya, menempelkan kartu bus pada scan untuk membayar dan mulai mencari tempat duduk. Penumpang bus tidaklah ramai, sehingga jeno memutuskan untuk duduk dibarisan belakang disamping jendela, memandangi lampu-lampu dijalanan dengan tenang,tanpa disadarinya,pikirannya mulai berkelana.

Jeno tampak antusias melihat daftar nama-nama SMA yang berpartisipasi dalam turnamen inter high, ia menelusuri satu persatu untuk menemukan bahwa SMA SURAN berada diperempat final, senyumnya mengembang. " bingo" ucapnya senang tanpa mempedulikan tatapan aneh rekan-rekan dan seniornya. Karena tim basket SMA JAEWON bermain lebih dulu,jaemin dan rekan setimnya memutuskan untuk menonton. Mereka tampak antusias melihat permainan dari SMA JAEWON. " Wah permainan mereka benar-benar mengagumkan." Salah satu dari mereka berkomentar. "Melihat permainan mereka,aku jadi ikut bersemangat" rekan jaemin yang lainnya ikut menambahi. Mereka semua menonton dengan cermat, dimana Sma Jaewon menyelesaikan ke empat babak pertandingan dengan kemenangan. " ayo pergi, pelatih ingin kita berkumpul." Jaemin melihat kearah pemuda yang memberikan intruksi, bahkan untuk meyakinkan anggotanya,ia tidak ragu untuk menunjukkan isi pesan yang dikirim oleh pelatih padanya. Tidak memiliki alasan untuk menolak,mereka mengikuti kapten mereka untuk menemui pelatih. Ketika mereka melewati lapangan, mereka berpapasan dengan SMA JAEWON . Jaemin menghentikan langkahnya ketika melihat jeno yang berjalan kearahnya, " selamat untukmu " jaemin mengucapkannya dengan tulus. "Terimakasih,berjuanglah,aku menunggumu di final" jeno melemparkan kepalan tangannya ke udara,semua orang bisa melihat semangatnya.
"Tentu" setelah mengatakan hal itu,jaemin segera menyusul rekan timnya yang telah menjauh.
"Kau mengenalnya?." Lucas,rekan setimnya bertanya dengan penasaran. " ya, kami berjanji untuk bersaing dilapangan" Jeno menjelaskan dengan suka rela. mereka mencari tempat duduk dideretan kursi penonton. Dan mulai mengikuti jalannya pertandingan, ini bisa dihitung sebagai bahan referensi mereka untuk mempelajari strategi lawan, tidak peduli siapapun yang akan menang akan menentukan lawan mereka difinal. " wah, kau memilih rival yang sepadan." Lucas berkomentar saat melihat permainan jaemin. " aku tidak sabar menantikannya,,bagaimana rasanya melawan dia" jeno mengatakan kalimat itu dengan antusias. Saat ini SMA SURAN telah memimpin score,namun meski begitu mereka tidak mengendurkan permainan mereka yang agresif. Bahkan hingga memasuki babak terakhir,serangan mereka tidak melemah,hal itu rupanya menyebabkan pola permainan tim lawan menjadi berantakan. Ditambah lagi area pertahanan mereka luas dan sukar ditembus. Sekilas,semua orang sudah bisa menebak tim mana yang akan memenangi pertandingan ini. Jaemin menerima operan dari salah satu rekannya yang berperan sebagai point guard. Berlari menuju ring lawan dan melompat untuk mencoba melakukan dunk shoot,lawannya mencoba mengejar dan menghentikannya dengan ceroboh. Tidak mengantisi gerakan berantakan lawan menyebabkan terjadinya tabrakan. Seisi stadion seketika terkesiap, para pemain pun berhamburan mengelilingi jaemin yang tampak kesakitan.wasit dan pelatih juga dengan segera memeriksa kondisinya, tak lama setelah itu paramedis tampak memasuki lapangan dengan sebuah tandu dan membawa jaemin pergi. Raut wajah kwatir tampak jelas diwajah para anggota tim SMA SURAN, pelatih mereka tampak menghampiri kapten timnya,mengatakan satu dua hal dan kemudian meninggalkan mereka untuk menyusul jaemin.
Mengenai insiden yang tiba-tiba terjadi, SMA SURAN terpaksa mengganti pemain,pertandingan dilanjutkan tanpa ace mereka. "Sepertinya cukup parah." Rekan setim jeno berkomentar. " semoga saja tidak" jeno berusaha berpikiran positif.
        Setelah pertandingsn usai, jeno segera menuruni tangga untuk sampai ke lapangan dimana anggota SMA SURAN berada. Suasana disekitar mereka tampak menegang. Anggota tim tampak memandang dengan pandangan menuduh dan marah pada lawan mereka. Jeno bisa mendengar kapten tim mereka memberi peringatan pada anggotanya untuk tidak menyebabkan masalah. Jadi meskipun mereka kesal,mereka tidak bisa melakukan apapun. Jeno segera menghampiri salah satu diantara mereka yang tampak paling tenang. " jaemin,bagaimana dia." Tanpa basa basi jeno langsung bertanya. Meskipun pemuda itu tidak mengenal jeno tapi ia masih menjawabnya singkat. "Kami tidak tahu".
"Itu bukan cidera yang parahkan?." Lagi, jeno bertanya. "Jaemin punya cedera dipergelangan kakinya kemarin, saat ini kami hanya berharap bahwa cideranya tidak memburuk" pemuda itu menjawab apa adanya. Jeno merasa buruk setelah mendengarnya.
" Mark,ayo pergi" salah satu rekan pemuda itu mengingatkan mereka. "Oke,aku harus pergi sekarang." Pemuda yang bernama mark itu meninggalkan jeno seorang diri.

NCT  Dream Cerpen(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang