Musuh Bebuyutan

1.4K 149 34
                                    

Suasana balai desa menjadi sangat mencengkam. Semua orang yang tadi berbicara, saat itu juga mereka mengunci mulutnya.

Hewan dan serangga berlari kembali ke rumah mereka. Enggan melihat peristiwa yang akan terjadi setelah ini.

Beberapa orang mengendap-endap, merangkak, untuk bisa keluar dari balai desa yang mungkin akan menjadi tempat pertumpahan darah.

"Kenapa ada orang aneh ini disini?!" Setelah keheningan yang cukup lama, akhirnya ada satu suara yang memecahkan keheningan yang ada, dan suara itu juga yang menambah ketegangan yang sudah tercipta.

Tony berdiri di depan, dia di tunjuk sebagai bendahara acara 17 Agustusan oleh Pak RT Fury. Disampingnya berdiri Bruce yang menjabat sebagai ketua penyelenggara acara dan sebagai ketua Karang Taruna Kampung Londo.

Suasana tegang itu sendiri tercipta karena seorang Stephen Strange dan kedua temannya, Steve Rogers dan Thor Odinson yang selalu membuntutinya kemanapun.

Stephen dan Tony benar-benar tidak bisa disatukan.

"Oh, hai, tiny. Gue dapet ini dari Bruce," Stephen menunjukkan selembar kertas edaran yang sangat dikenalinya.

Tony kaget bukan main melihatnya, "Bruce! Kenapa mereka ikut juga?" tanya Tony kesal.

"Kita butuh mereka Tony, dan ini juga perintah Pak Fury! Liat badan mereka, kamu pikir kamu bisa ngangkat pohon pinang buat lomba panjat pinang?" jawab Bruce.

Tony terdiam beberapa saat, kemudian dia mendengus kesal karena semua yang dikatakan Bruce benar.

"Makanya, harusnya lo rajin minum susu, biar tinggi," celetuk Stephen.

Tony memelototi Stephen dengan sangar, Tony ingin membalas Stephen, tapi dicegah oleh Bruce karena sekarang mereka harus rapat untuk acara tujuh belasan.

"Jangan sekarang," bisik Bruce.

"Ayo kalian yang tadi keluar sekarang masuk!!" Seru Tony, kemudian ruangan balai desa kembali dipenuhi oleh pemuda-pemudi karang taruna lagi.

Bruce memulai kembali rapatnya, mereka menanyai satu per satu divisi dan persiapan apa yang sudah dan belum selesai.

Stephen, Thor, Steve, dan Bucky duduk dalam satu baris. Thor dan Stephen asyik makan kacang tanah gratis yang harusnya di oper bergantian ke barisan belakang mereka, sedangkan Steve asyik makan gorengan yang ia beli di burjonya Bucky sebelum berangkat ke balai desa.

Sampai akhirnya, Bruce menanyakan tentang progres divisinya.

"Stephen, gimana persiapan divisi perlap? Udah siap semua?" tanya Bruce dengan datar. Sumpah serapah sudah berada di ujung lidah Bruce karena kelihatannya Stephen tidak tahu apa-apa.

"Ngg... nganu.."

"Masih perlu beberapa buat lomba panjat pinang. Belut masih dikoordinasikan sama Bang Sam, soalnya beliau masih gak rela belutnya dibeli cuma dipake buat lomba-lomba gini. Kata Bang Sam, soalnya dia merawat dan membesarkan belut-belutnya seperti anaknya sendiri," Thor menjelaskan, dia melipat kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya, mengingat Bang Sam yang terlihat sangat sayang kepada belut-belutnya.

"Siapa yang nyuruh lo jawab? Gue nanya ke lo?" tanya Bruce. Bruce memang selalu tegas jika sedang memimpin sebuah rapat.

"Dia mana bisa jawab, kerja aja enggak," semua menoleh pada Tony yang baru saja berujar diikuti dengan seringaiannya.

"Udah gak heran ya..." Terlihat Bruce memutar-mutar spidol di tangannya. Siap memaki Stephen.

Bunyi kursi plastik terdorong mencuri perhatian semua orang disana, Stephen berdiri dari duduknya, menyebkan sampah kulit kacang pada pangkuannya berjatuhan. Emosi Stephen sudah sampai ujung-ujung rambutnya.

"Gak udah sok tau deh! Lo tinggal ngasih catetan apa yang harus dibeli aja belagu. Kita-kita nih yang capek, nyari sana-sini sampe semua perlengkapan kebeli. Dan sekarang lo malah ngehina kita?! Ngajak ribut lo?"

"Faktanya lo gak tau apa-apa, dan Thor lebih tau banyak dari pada lo. Masih mau ngelak?"

Stephen maju mendekati Tony, dia menggulung lengan bajunya.

Sebagian penghuni balai desa gemetar, sebagian sudah siap-siap pergi dari sana, sebagian yang lain siap melapor pada hansip, pak RT dan pak RW.

"Mau ribut? Hayuk sini," tantang Tony.

"Sok atuh," Tony mendekat pada Stephen, ia juga menggulung lengan bajunya.

"STEPHEN DUDUK!" teriak Bruce, "Kalau kalian mau gulet, itu lapangan di luar luas! Tapi sekarang kita harus rapat!"

Dengan mata yang masih menatap Tony dengan sengit, Stephen kembali duduk di kursinya.

"Sebelum rapat ditutup, apa ada pertanyaan?" tanya Tony. Sesekali ia masih membalas tatapan sengit Stephen.

Bucky mengangkat tangannya.

"Ya?"

"Gorengan buat konsumsi lomba dari warung gue kan?" tanya Bucky.

Tony menghela nafasnya, mencoba sabar menghadapi Bucky yang juga teman Stephen, "terserah ya."

"Ada lagi?"

Sekarang Steve yang dudum di samping Bucky ikut angkat tangan.

"Apa?" Tony malas meladeni teman-teman Stephen yang semuanya idiot.

"Kan Bang Sam gak setuju kalo belutnya dibeli kalo cuma dipake lomba-lomba gitu. Gimana kalo diganti tangkep yang lain aja, yang ga usah beli. Kayak tangkep semut, keong, caci—"

"GAK PENTING!" teriak Tony yang emosinya sudah memuncak.

Kemudian Thor mengangkat tangannya. Melihat hal itu, membuat Tony semakin emosi.

"APA LAGI?!" hidung Tony sudah kembang kempis karena menahan marah.

"cuma mau ijin balik duluan, perut gue sakit. Makanya jangan marah-marah aja," kemudian Thor langsung berlari meninggalkan ruangan tanpa menunggu ijin dari Tony ataupun Bruce.

Setelah beberapa pertanyaan lain yang lebih masuk akal, kemudian rapat ditutup oleh Bruce.

Panjat Cinta (IronStrange)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang