Sudah 1 bulan sejak pertemuan keluarga Yumi dan Seongwoo yang tujuannya hanya satu.
Perjodohan.
Selama itu pula Yumi sering bertemu dengan Seongwoo dengan perintah ibunya.
Entah dengan menyuruh menghantarkan kue ke kantor Seongwoo, meminta Seongwoo menjemput atau mengantarnya ke kampus atau hal-hal lainnya yang membuat mereka bertemu.
Yumi bahkan merasa seperti Yumi lah yang mengejar-ngejar Seongwoo.
Sebenarnya Yumi bosan bertemu dengan pria itu. Seongwoo sangat hemat berbicara. Padahal sudah 1 bulan mereka mengenal, tapi tidak ada perubahan di sikapnya.
Dia tetap dingin.
Ya meski 1 bulan bukan waktu yang lama untuk mengubah seseorang, tapi setidaknya berkurang sedikit saja sikap dinginnya. Hanya itu yang Yumi harapkan.
"Saya cuma mau nganter ini..."
Yumi meletakkan kotak bekal berwarna Hijau kesukaannya pada meja kerja Seongwoo.
"... Tenang aja, saya langsung pergi kok. Bosen juga saya disini." Lanjut Yumi.
Yumi sangat hafal jika ia pasti akan di diamkan di tempat sebesar ini.
Yumi berjalan perlahan sembari menunggu kata penahanan dari seorang Ong Seongwoo. Bukan. Yumi bukan berharap di tahan, tapi Yumi ingin melihat Seongwoo yang membuang sikap dinginnya dan berhenti dengan aksi penghematan katanya itu. Setidaknya untuk meyakinkan dirinya agar tidak menolak keputusan orang tuanya.
Yumi mengakui ketampanan Seongwoo. Bahkan Seongwoo jauh lebih tampan jika sedang serius bekerja. Wajahnya terlihat lebih muda dari umurnya. Yumi yakin banyak yang menyukai pria itu.
Seperti sekarang ini, Yumi melihat sekertaris Seongwoo yang baru saja masuk keruangan itu. Yumi selalu mengamati gerak gerik wanita dewasa itu yang terlihat menyukai Seongwoo.
Yumi mendesis saat wanita itu berdiri di sebelah Seongwoo yang masih duduk di kursi kebanggaannya.
Norak!
Pintu ruangan Seongwoo kembali terbuka saat Yumi ingin membukanya dan keluar dari ruangan itu.
"Om Daniel!"
Yumi tersenyum sumringah saat mengetahui siapa yang datang. Seorang pria tinggi dengan tubuh tegap bernama Daniel Kamayel, teman Seongwoo yang juga seorang CEO muda.
Sudah dua kali ini mereka bertemu, dan sudah cukup saling mengenal. Bukan Seongwoo yang mengenalkan mereka, mereka sendiri lah yang berkenalan.
Daniel yang membuatnya tidak bosan berada di ruangan ini seminggu yang lalu saat lagi-lagi Seongwoo membaeanya kesini tanpa mengajak Yumi berbicara.
Daniel adalah orang yang asik menurut Yumi. Tidak kaku seperti Seongwoo. Bahkan kebalikan dari Seongwoo.
Daniel juga tampan menurut Yumi. Apalagi saat pria itu tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya, auranya benar-benar memancar.
Kalau boleh memilih, Yumi lebih memilih di jodohkan dengan Daniel saja. Yumi yakin ia akan cepat menyukai pria itu. Tapi sayang, Om Danielnya sudah memiliki tunangan.
Pasti tunangannya cantik.
"Katanya mau pulang. Kenapa masih disini?"
Suara tegas Seongwoo menginterupsi Yumi dan Daniel yang sedang bermain monopoli milik Daniel yang sengaja Daniel tinggal disini untuk dimainkan Yumi jika bosan.
"Nggak jadi, ada Om Daniel. Jadi 'nggak bakal bosen disini."
"Makanya Bang, ada cewek cantik jangan di cuekin. Kalau dia bosen terus pergi kan lo sendiri yang sedih". Ucap Daniel menimpali kalimat Yumi.
Seongwoo lebih tua setahun dari Daniel, jadi Daniel memanggilnya abang.
"Mama kamu tadi nelpon saya nyariin kamu. Pulang sebelum kamu baper sama Daniel".
Kesan dingin masih terasa dari kalimat yang Seongwoo lontarkan.
"Uuuuh padahal diem-diem cemburu itu, Yum".
Yumi hanya tersenyum tipis melihat Daniel yang sudah komat kamit karena di lempar bantal sofa oleh Seongwoo. Dan Seongwoo tetap berdiri di tempatnya tanpa berniat duduk di samping Yumi yang terdapat tempat kosong.
"Yaudah Om Yumi pulang udah di cari mama. Biasa anak kesayangan".
Yumi keluar dari ruangan itu setelah membereskan isi tasnya yang sempat jatuh dan mengeluarkan beberapa barang di tasnya.
Awalnya Yumi ingin mampir kerumah Woojin, tapi Yumi yakin pasti Woojin tidak ada di rumahnya. Orangvitu pasti sedang berada di temoat latihannya.
Woojin sangat sibuk akhir-akhir ini, bahkan mereka hanya bertemu saat kelas berlangsung dan setelahnya Woojin kembali ke tempat latihan.
Woojin akan mengikuti kompetisi dance dalam waktu dekat ini. Kalau di tanya rindu atau tidak Yumi pasti akan jawab iya.
Yumi berniat untuk mampir ke cafe yang tidak jauh dari kantor Seongwoo untuk sekedar membeli americano sebelum ada notifikasi chat yang ada di ponsel yang masih ia genggam.
'Ting'
Om Seong : Langsung pulang! Mama kamu nelponin saya terus, nyariin kamu.
Di chat aja masih kerasa dinginnya.
Dan Yumi lebih kesal lagi saat sampai di rumah mama-nya mengatakan tidak menelpon Seongwoo sama sekali saat Yumi bertanya.
Lalu apa maksudnya menyuruhnya pulang? Dia tidak suka melihat Yumi?
Yumi berbaring di ranjang setelah membersihkan diri. Lagi-lagi ia bosan. Tidak ada seorangpun di rumah ini selain dirinya. Papa-nya keluar kota dan Mama-nya pamit bertemu temannya saat Yumi baru pulang tadi.
Yumi hanya anak tunggal yang akan kesepian jika orang tuanya sedang pergi.
Tapi sebosan apapun dia dirumah, ini lebih baik karna ia benar benar sendiri. Di banding di kantor Seongwoo atau di tempat apapun bersama Seongwoo yang jelas jelas ada orang lain selain dirinya.
Woojin😵
Pokoknya lo harus
bantuin gue ngancurin
rencana orang tua gueYumi meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas dan memejamkan matanya masuk ke alam mimpi.
♡♡♡
Udah Chapter 3 nih.
Pendapatnya ya😉-Chamsae2-
KAMU SEDANG MEMBACA
(Soul)mate?
Fanfiction"Jangan terlalu dingin, Om. Nanti beku kayak anna frozen". -Yumi Razani- A story by Chamsae2 Begin : 17 Agustus 2018 (On Going)