03. Plan Failure

15 3 0
                                    

"Gimana kalau nikah sama gue aja? Gue jamin lo 'nggak bakal di jodohin lagi."

Kalau Yumi tidak menahan tubuh Woojin, laki-laki itu pasti sudah terjatuh ke bawah dari ranjang milik Yumi karena toyoran Yumi yang tiba-tiba.

"Gila lo ya! Kalau gue kejengkang 'nggak lucu!"

"Lucu kok. Gue pasti ketawa".

Yumi tertawa sebentar sebelum sebuah guling menghantam tubuhnya.

"Ya abisnya lo aneh-aneh aja. Yang ada anak gue buluk kalau nikah sama lo."

"Asem lo."

Keduanya terdiam, berpikir bagaimana caranya membatalkan perjodohan itu. Padahal sudah sejak lama mereka ingin membentuk rencana ini, tapi baru tercapai. Karena Woojin yang sedang sibuk dan baru ada waktu sekarang ini.

"Kan kita sekarang lagi di kamar cuma berdua nih..."

Woojin mengambil kue kering buatan mama Yumi dari toples putih transparan yang ada di antaranya dan Yumi.

"... Kita keluar aja bilang sama mama papa kalau kita abis itu. Biar kita di nikahin gitu. Mumpung lagi pada kumpul."

Mungkin Yumi sudah memukul Woojin dengan guling dan bantal kalau Woojin tidak mengambil alih semua benda-benda itu. Yumi paham apa yang di maksud Woojin.

"Gue masih waras, Jin. Jangan ajak gue gila."

"Yee di kasih saran juga."

"Ya 'nggak gitu juga kali."

Dan mereka berakhir membicarakan hal yang tidak penting dari pada membentuk rencana yang mereka inginkan. Hingga Woojin pergi kembali ke tempat latihannya setelah di hubungi temannya satu jam yang lalu.

Sendiri lagi gue.

Yumi banyak bermonolog dalam hatinya. Banyak kemungkinan yang ia pikirkan jika ia menikah dengan Seongwoo. Bukan hanya tentang perbedaan umur mereka yang jauh, tapi soal perasaan.

Yumi sudah memimpikan pernikahannya dengan orang yang dicintainya, membentuk keluarga yang bahagia tanpa paksaan.

Dan juga soal anak.

Yumi belum siap mengandung bahkan mengurus anak. Mengurus diri sendiri saja ia masih merecoki mama-nya.

Jangankan mengandung, melakukan proses pembentukan janin saja ia takut.

menggelikan.

Yumi bergidik ngeri karena semua pikiran di otaknya. Seharusnya orang seumurannya sedang memikirkan pendidikannya dan menikmati masa mudanya, bukannya malah memikirkan pernikahan seperti ini.

Yumi bangkit dari baringannya berniat kedapur mencari makanan yang bisa di makan. Mendadak perutnya lapar karena memikirkan hal seperti itu.

"Oh ya Tuhan! Curut! Kambing! Rayap!"

Yumi benar-benar terkejut melihat sudah ada orang di balik pintu yang baru di bukanya. Sepertinya ia baru datang, karena Yumi melihatnya baru mengangkat tangan akan mengetuk pintu saat Yumi membukanya.

"Ya Tuhan! Nami, ngagetin aja sih lo."

Nami mengaduh pelan setelah Yumi menjitak kepalanya. Yumi sangat mudah jika ingin menjitak Nami, karena Yumi sedikit lebih tinggi dari Nami.

"Sakit, Curut! Lo nya aja yang kagetan."

Yumi melanjutkan jalannya kedapur meninggalkan Nami yang sedang mengusap kepalanya. Yumi tidak tanggung-tanggung memang jika menjitak.

"Mau ngapain lo kesini?" Ucap Yumi sembari membuka lemari es mencari bahan makanan yang bisa di masak. Dan Nami duduk di meja makan memperhatikan Yumi yang menyibukan diri.

"Mau minta makan."

Yumi sudah tidak heran dengan Nami yang seperti itu. Dia memang mengatakan ingin minta makan, tapi tidak dimakan saat di beri makanan.

"Tante Rani kemana?"

Nami celingak-celinguk mencari keberadaan mama Yumi yang tidak terlihat eksistensinya sejak ia datang. Biasanya wanita yang masih cantik -meskipun sudah kepala empat- itu akan menyapanya jika mendengar suara Nami.

"Pergi sama papa 'nggak tau kemana."

Nami memgangguk mengerti lalu meneguk es jeruk yang baru Yumi letakkan di atas meja.

"Gimana lo sama kak Seongwoo?"

Yumi agak aneh dengan sebutan kak yang Nami berikan untuk Seongwoo.

'Nggak cocok banget.

"Gimana apanya?"

Yumi memasukkan sosis yang ia potong kecil kecil dalam nasi goreng buatannya.

"Ada kemajuan gak?"

"Gigi lo tuh yang kemajuan."

Yumi memilih mengabaikan Nami yang sudah komat-kamit merutuki cibiran Yumi dan melahap nasi goreng yang sudah ia letakkan di atas meja makan, berikut milik Nami.

"Kayaknya gue emang harus ngegagalin perjodohan ini deh".

"Dan saya yang akan menggagalkan usaha kamu! Saya akan mempertahankan pekerjaan saya!"

Mampus! Dateng dari mana sih ini orang.

                           ♡♡♡
Helooo!
Aneh ya chapter ini? Hahhah
Minta pendapatnya ya😉

-Chamsae-

(Soul)mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang