Hari ini kelas kami jadwalnya untuk olahraga, aku dan kedua sahabatku tadi tak saling sapa tapi tempat dudukku masih bersama ara dan nanti aku akan meminta maaf pada mereka.Kamipun disuruh berkumpul dilapangan aku berjalan beiringan dengan fanya temanku sekelas dia primadona disekolah karna wajahnya yang cantik tubuh ideal, kulit putih bersih,dan ramah tapi sayang dia belum berhijab sama seperti lisa mungkin dia belum mendapat hidayah atau mungkin dia ...
ahsyudahlah hanya dia,keluarga dan Allah yang tahu, kami sebenarnya tidak begitu dekat dan aku sebisa mungkin akan mencoba lebih dekat dengannya,
kamipun mengobrol hal-hal yang tidak begitu penting dia ternyata asyik diajak ngobrol.
setelah sampai dilapangan kamipun baris seperti yang diperintahkan, materi kali ini yaitu basket putra putri dipisah dan dibuat kelompok satu kelompok 5 orang aku sekelompok dengan fanya,lisa,ara,dan jenny.
“baiklah setiap tim melawan tim lain dan meshoot kan bolanya ke ring. Ada pertanyaan?” tanya pak jimin, semua serempak menggeleng.
“oke silahkan dimulai sekarang bapak tinggal sebentar” kata pak jimin lalu berjalan meninggalkan lapangan.
Kami pun membagi posisinya fanya dibaris paling depan karna dia mahir dalam hal olahraga ,
aku dan lisa baris kedua sedangkan jenny ara paling belakang.
Kami mulai bermain tanpa ada kendala bahkan skornya pun 3-2 perlu kalian tau kalo yang berhasil meshootkan lisa dan fanya, lisa 2x sedangkan fanya 1x.
“nadnad awass” teriak seseorang yang kuyakini itu suara ara,
aku merasakan bola mendarat keras dibagian belakang kepalaku pandanganku pun mulai tidak fokus,
sekilas aku melihat semua orang pada berlari kearahku lalu aku tidak sadarkan diri tapi aku masih bisa merasakan seseorang mengangkatku.
Perlahan aku membuka mataku dan menatap kesekeliling yang berwarna serba putih“udah sadar lo nad?” tanya jenny.
Ternyata ada jenny dan ara yang menjagaku terharu sekaligus bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka padahal kemarin aku sudah membentak mereka, mataku pun mengeluarkan air mata.
“eh? Lo kenapa nad? Sakit banget ya?” tanya jenny khawatir
“bebeb nadnad jangan nangis dong, ntar gue marahin si vino karna udah bikin lo kayak gini” kata ara
“kalo perlu gue tendang anunya biar kapok, katanya calon kapten basket tapi bisa gitu salah sasaran” tambahnya lagi.
“hiks..bu bukan itu tapi..” kataku tersedat-sedat
“tapi apa?” tanya jenny makin panik
“gu..e..gue” kataku
“gue apa? Ngomong aja jangan bikin kita tambah khawatir” kata jenny
“gue kebelet boker” jawabku.
Mereka langsung melotot kearahku, dan akan berjalan meninggalkanku tapi sebelumnya aku menahan lengan jenny karna jarak kami deket,
dia menatapku datar sedangkan ara masih melotot. Itu bola mata kalo lepas gimna?pikirku.
“bercanda..” rengekku, lalu merubah posisi menjadi duduk.
“gue mau minta maaf sama kalian soal kemarin” jelasku.
Belum ada suara setelah aku ngomong begitu.
“gue kira kalian marah sama gue karna gue kemarin ngebentak kalian gue kemarin khilaf, gue nangis karna terharu ternyata kalian masih peduli sama gue” jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halalin atau Tinggalin (✔)
Teen FictionBukan cerita tentang remaja yang dimabuk cinta kemudian melampiaskannya untuk menjalin pacaran. bukan. Bukan itu. Ini cerita tentang bagaimana perjuangan cinta yang mulia bukan nafsu belaka. ini tu sumpahh gajee banget banyak typonya, recehh, abstr...