Suasana menjadi gaduh seketika, manakala Anto sedang terlelap tidur diatas tilam empuknya itu. Bunyi orang bersiap-siap terdengar di telinganya yang sensitif terhadap suara-suara, apalagi dengan suara yang tidak beraturan seperti yang didengarnya sekarang ini. Berisik dan melekit sekali mendengungkan kupingnya, sehingga membuat dirinya tak tahan lagi untuk membuka mata dan melihat apa yang terjadi di sekitarnya.
Anto terbangun dan langsung duduk di tilamnya itu, dengan rambut yang kusut serta mata yang setengah terpejam dia melihat ke sekeliling ruangan kamarnya ini. Tampak olehnya santri yang lain sedang berganti pakaian dan tampaknya tengah bersiap-siap. Mereka tampak tak ragu untuk berbugil ria di hadapan para santri lainnya, bahkan ada yang sedang mengelap daerah kemaluan mereka ketika mata Anto berpendar ke sekeliling ruangan.
Anto tertegun. Sungguh sebuah pemandangan yang tidak diduga olehnya di pagi hari seperti ini dan membuat dirinya menjadi bernafsu. Tak ada terbayang oleh dirinya bahwa dia akan melihat tubuh-tubuh atletis para santri lainnya yang notabene berkulit lebih gelap dibandingkan dengan dirinya. Matanya hanya bisa menatapi mereka satu persatu sampai mereka selesai menutupi segala aurat mereka, dan tampaknya mereka tak sadar diperhatikan oleh Anto.
Kesadaran Anto kemudian tiba-tiba muncul ketika melihat mereka menggunakan seragam pesantren. Dia baru ingat bahwa hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di pesantren ini, dan sialnya, diapun tak tau dimana letak kelasnya yang harus didatangi. Bukan hanya letak kelas, kamar mandi saja dia tak tau, dan hal ini membuat dia menjadi sangat gelisah. Dia juga tak terbiasa untuk berkenalan terlebih dahulu, ditambah dengan perilaku kasarnya ketika subuh tadi membuat dia yakin pasti akan langsung dijauhi oleh para santri sekamarnya ini sebelum dia sempat menyebutkan namanya.
"Hei, kau tidak siap-siap berangkat ke kelas? Sudah mau masuk jam-nya ini, nanti kalau kau telat Ustadz Arifin akan menghukum kau loh" ucap seorang anak yang sedang bersiap-siap di samping kasurnya. Tempat tidur mereka tersusun saling bersamping-sampingan dengan dua lemari kecil yang memisahkan ujung tempat tidur mereka, dan setiap tempat tidur terdapat lemari kecil yang dapat digunakan untuk menyimpan pakaian.
"Oh, sebentar lagi sepertinya" ucap Anto.
"Hmm, baiklah kalau begitu. Tapi saranku, kau lebih baik cepat, sebelum antriannya semakin banyak" jawab anak itu dengan acuh.
Anto tersenyum, namun di dalam hatinya dia ingin bertanya banyak hal yang berkaitan dengan kelas dan juga kamar mandi,"Hei, kenalkan namaku Ananda Tauriqh, kau bisa panggil aku Anto" ucap Anto tiba-tiba sambil berdiri dan membuat orang yang berbicara dengannya itu terkejut dengan sapaannya.
"Namaku Ajisaka Permana, mereka biasanya memanggil aku Aji. Asalmu dari mana?" tanya Aji kepada Anto sambil duduk di kasurnya.
Anto juga ikut-ikutan duduk di kasurnya sendiri,"Aku dari Jakarta, kau sendiri? Apa kau dari Jakarta juga, aku seperti mendengar logat Jakarta dari lidahmu" ucap Anto kepada Aji.
"Ah, tidak. Aku dari Bekasi, pinggirannya Jakarta, jadi agak wajar jika aku memiliki logat seperti orang Jakarta" jawab Aji.
Anto hanya bisa mengangguk, diapun menatap Aji yang sudah memakai pakaian seragam pesantren ini,"Kau berada di kelas apa?" tanya Anto kemudian.
"Kelas X-4, kelasmu dimana?" tanya Aji kemudian.
Mendengar ucapan Aji, Anto berpikir sejenak sambil mencoba mengingat kelasnya yang disebutkan oleh Bundanya kemarin,"Oh, sama. Kelasku juga di X-4, kau mau berangkat bareng bersamaku gak Aji?" tanya Anto mendadak.
Aji melihat Anto dengan tatapan heran,"Tapi, kau bahkan belum bersiap-siap sama sekali dan sebentar lagi kelas akan dimulai" ucap Aji mencoba menolak dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GURU NGAJI ANTO [ON GOING]
Fantasía#1 MenxMen [8/8/2018] Berkisah tentang Anto yang sedang berusaha menjauhi dunia pelangi yang selama ini membuat dirinya menjadi manusia kotor dan dianggap sampah oleh keluarganya, sampai akhirnya dia disekolahkan di sebuah pesantren yang memiliki ra...