6; Namanya Gofur Ternyata

18.3K 527 20
                                    

Suasana kelas Anto semula tenang dan damai. Berbagai ayat Al-Quran dibacakan oleh ustadz yang mengajar di depan sana, begitu juga dengan artian serta wejangan yang di dapat dari ayat tersebut. Ayat-ayat suci yang sarat akan makna kehidupan yang dalam dan juga kewajiban yang harus ditaati oleh umat rasullah. Suara beliau sangatlah merdu dan menyayat-nyayat hati, sampai membuat hati Anto tersayat-sayat walau hanya dengan mendengarnya. Ayat yang paling disukai Anto pada pelajarannya kali ini adalah surat Al-Ahqaf ayat 15, yang berpesan tentang syukur dan melakukan amal baik.

Walaupun hidupnya bukanlah berada di jalan Allah. Anto tetaplah manusia biasa yang mengakui bahwa dosanya ini sangatlah besar dan tidak terampuni. Baginya, dia tidak mengharapkan surga, neraka mungkin tempat yang sangat pantas  untuknya dan dia juga menyadari dan menerima hal itu. Tetapi yang tidak dia inginkan adalah Abah dan Bundanya yang nantinya juga terseret ke neraka karena dosanya ini.

Tak pernah sekalipun dia meminta untuk diberikan cobaan seberat ini, tetapi takdir sudah menetapkannya demikian dan membuat dia hanya bisa tabah sembari memberikan yang terbaik memohon ridhanya. Anto tak pernah sekalipun berdoa kepada Allah agar Allah mengampuni dosanya, namun dia selalu berdoa untuk keselamatan Abah dan Bundanya kelak di akhirat nanti. Agar mereka dapat lolos dari kekangan dosa anak mereka yang tak terampuni ini.

"Ya Allah, hamba sadar akan dosa-dosa hamba yang tak terampuni ini. Hamba mengerti bahwa dosa hamba ini akan menyeret hamba ke nereka jahanammu, tetapi hambamu yang paling berdosa ini hanya meminta satu hal kepadamu ya allah. Ampunilah kedua orang tua hamba, ampuni mereka dari siksa api neraka yang menanti mereka di akhirat nanti. Cukup hamba saja yang disiksa di akhirat nanti, jangan mereka, mereka tidak salah ya allah. Hamba mohon dengarkanlah doa hamba-mu Ya Allah, dengarkan ratapan umatmu yang hanya menginginkan keselamatan orang tuanya di dunia dan di akhirat, Amin Ya Rabbal Allamin" doanya sambil berisak tangis.

Suasana lantas langsung berubah terbalik ketika pelajaran mereka usai. Tiba-tiba semua anak grasak-grusuk membereskan barang-barang mereka untuk langsung pergi dari kelas. Begitu juga dengan Aji yang sekarang sudah membereskan barang-barangnya dengan sangat cepat, seperti sedang dikejar hantu belau saja dia, pikir Anto.

"Kenapa kalian terburu seperti itu?" tanya Anto kepada Aji.

"Astaga. Aku lupa memberitahukanmu. Ustadz yang akan mengajari kita habis pelajaran ini sangatlah ganas dalam mengajari muridnya. Jika kita telat sedikit saja datang ke kelasnya, maka bisa-bisa kita dirotan olehnya" ucap Aji kepada Anto.

"Benarkah yang kau bilang itu?" tanya Anto sambil langsung membereskan barang-barangnya juga. Dia yang langsung panik kemudian dengan asal membereskan barang dan langsung dimasukkan ke dalam tasnya.

"Sial sekali, tak biasanya ustadz Maulana memperpanjang doanya. Dan akhirnya, kita juga yang akan kena getah" ucap Anto kemudian.

Mereka berdua langsung berlari meninggalkan kelas mereka untuk menuju kelas mereka berikutnya. Aji yang menuntun mereka berlari, sedangkan Anto hanya bisa mengekor dari belakang lantaran memang dia tidak tau letak kelasnya dimana. Dengan gesit, Aji berlari bersama dengan tasnya yang sudah berbunyi 'jingrag-jingrag' sebab barang-barang yang beradu di dalam tasnya.

Dan ketika mereka sampai ke depan kelas mereka berikutnya, tampak beberapa anak sudah berbaris di depan kelas tersebut sambil menunduk ketakutan. Tampak olehnya juga seorang ustadz yang gagah berdiri di depan anak-anak tersebut, dan semakin dekat dilihat semakin gagah pula ustadz tersebut terlihat olehnya. Dengan gesit, mereka berdua langsung menyatu dengan barisan tersebut.

"Kalian berdua yang baru datang, kenapa langsung masuk ke barisan?! Kesini dulu kalian" ucap ustadz tersebut.

Aji dan Anto kemudian lantas berjalan sambil tertunduk lemas kearah ustadz tersebut. Dengan sedikit melirik, Anto melihat ustadz tersebut dengan sangat garang menatap ke arah mereka berdua dan lantas bertanya,"Kenapa kalian bisa terlambat sampai selama ini? Darimana saja kalian?" tanya ustadz tersebut.

GURU NGAJI ANTO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang