Chapter 15

2.4K 257 17
                                    


Warning! Typo.

"Tertarik dengan perempuan ini serta membawanya untuk menemaniku."

Sakura melebarkan matanya saat perkataan hantu itu. Ia sangat terkejut pikirannya bercabang dengan dominan betapa gilanya hal yang telah ia dengar, terasa sangat menjengkelkan mengingat semua kata yang bersatu tuk kalimat itu. Ia sangat kesal dengan kelakuan hantu didepannya ini yang seenaknya, selain Sasuke tentunya. Fakta yang harusnya digarisi disini posisinya sebagai temannya Ino, dan pria itu dengan mudahnya mengatakan ingin menculik sahabatnya?

Sakura berteriak nyalang, "Kau!!" Ia tentu saja marah, ini sudah tak bisa di tahan lagi.

Matanya mengerling dengan senyum congkaknya ia berucap. "Kenapa memangnya?"

Dan seringainya semakin terlihat nyata ketika Sakura melangkahkan kakinya mendekati dirinya yang setia menunggu apa yang akan gadis itu lakukan. Gadis itu terlihat sangat marah dan itu membuat euphorianya terasa menyenangkan baginya.

Semantara sang pria yang sedia menemani perempuan pink itu hanya mengikutinya dengan lirikan mata tanpa sepatah katapun. Sepertinya pria itu tak dapat menahan apa yang akan dilakukan temannya.

Menghembuskan nafas lelah, akhirnya Sasuke ikut melangkah mengikuti Sakura. Ia tidak bisa membiarkan jika nanti perempuan itu akan melawan sebuah bahaya. Lebih baik ia berjaga dan mengawasi seperti apa nanti situasi yang akan ia hadapi.

Tap.

Setelah langkah akhir Sasuke, mereka bertiga sekarang sudah dalam jarak yang cukup dekat antara satu dan lain. Aura yang menyerupai akan terjadinya sebuah peperangan besar telah memenuhi kamar membuatnya terasa lebih panas dan juga pengap mengalahkan suhu pendingin ruangan yang telah berada di titik rendah.

"Heh, mau apa kau? Bertarung?"

" ...."

Sakura menundukkan kepalanya, emosinya benar benar telah memuncak mendengar perkataan hantu ini. Mencoba meredakan semua perasaan kekesalannya ia pundengan pelan menutup mata lalu mengatur nafasnya. Helaian rambutnya terjatuh menutup wajah permukaan merahnya yang dapat dilihat oleh siapapun. Rasanya Sungguh disayangkan apabila energinya habis terkuras hanya untuk meredakan amarahnya sendiri, seharusnya ia menyimpannya dan akan menggunakannya di saat yang tepat.

"Oh, aku tahu. Kau akan menghajarku?" tebaknya disertai nada meremehkan yang terlihat jelas dari nada bicaranya jika ia hanya menggap ini hanya gurauan belaka. Segala sesuatu yang permukaannya panas dikeadaan saat ini terasa sangat menyenangkan untuknya.

Dan tentu itu membuatnya memutar otak untuk lebih bisa memperburuk suasana ini, "Terserah dengan apa yang akan kau lakukan padaku. Tapi ingat satu hal! Keputusanku tetap membawa si cantik bersamaku." Ia menentukan itu sebagai serangan terkhirnya.

Ia sudah tidak perduli apapun dengan hal yang menurutnya sangat konyol dan bukan urusannya, melawan dua bocah yang tidak sebanding dengannya.

Sedari tadi Sasuke sudah bersiap, tujuannya ialah melindungi perempuan yang menjadi perhatiannya sekarang jika saja nanti dirinya diserang. Tidak dipikirkannya celaka apa yang mungkin juga mengintai dirinya sendiri. Sebenarnya ia tak terlalu perduli tapi disini ia adalah pria, yang tentu memiliki keharusan untuk menjaga perempuan karena baginya mereka berada di tempat yang lebih lemah.

Dan maka dari itu, iapun menjaga keamanan dengan kembali mengubah matanya menjadi merah. Menatap awas pergerakan musuh yang mulai menggerakkan tubuhnya mendekati Sakura.

Sasuke mendecakkan lidahnya melihat perempuan itu yang hanya terdiam dengan kepala yang menunduk. Tak tahukah gadis itu jika dirinya berada dalam bahaya?

You Are DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang