Chapter 22

2.2K 236 28
                                    

You Are Darkness

VargaArukas28

.

.

.

.

.

.

Happy reading minna!

.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Jadi, bagaimana?"

Ino memandang Sakura dengan pandangan yang penuh akan keingintahuan. Dirinya sudah membatalkan kencan berharganya dengan Sai untuk mendengarkan apa yang sebenarnya akan dikatakan oleh sahabat merah mudanya ini. Jadi, ia sekarang haruslah mendapatkan apa yang ia tak ingin jika semua pengorbanan yang telah ia lakukan akan berakhir menjadi sia-sia.

Angin menerpa wajah cantiknya, meniup pelan helaian rambut merah muda miliknya. Sakura menujukan Emeraldnya ke Ino, ia menghela napas saat melihat tekad yang sangat berkobar dari mata Aquamarin sahabatnya itu. Mengalihkan dari pendangan yang masih mengikutinya, ia menatap mengarah tepat ke awan yang sedang melayang dari tempatnya sekarang, atap Sekolah. Di waktu yang yang telah ia janjikan dan disepakati oleh Ino.

"Ada seseorang yang membuatku kesal akhir-akhir ini." Wajah perempuan pirang itu memerah seketika merasakan kemarahan yang menyeruak menghampirinya.

"Siapa orangnya Jidat? Biar ku hajar! tak ada satupun yang boleh mengganggu sahabatku ini." Ino berujar dengan semangat, dia sungguh ikut merasa tidak senang jika ada seseorang yang kembali berulah pada mereka berdua.

Berpikir sebentar, dan seketika Ino menjentikkan jarinya. Tak membiarkan sahabatnya itu untuk menjawab pertanyaan yang tadi ia ajukan. Dan mengaajukan dirinya sendiri sebagai penjawab, "Biar kutebak, Apa si cabe kacamata? kau berurusan dengannya, Apa kau dikerjainya?"

Sakura menggeleng, membuat Ino kembali memutar otakknya mencari jawaban yang tepat, "Tunggu jangan bilang," Ucapannya mengambang disertai dengan wajah horornya yang ia tampilkan, Sakura mengangguk mengiyakan pemikiran Ino yang sudah menemukannya. Dia sangat yakin jika Ino telah mengerti sekarang.

Kekasih Sai Shimura itu meneguk ludahnya pelan ketika yang ia dapati hanyalah keseriusan Sakura. Dia memang tahu dan jua mengerti akan keadaan temannya ini yang dapat melihat hal yang tak kan mampu dilihat orang selain sejenis dirinya. Ia telah mengetahui semuanya sejak mereka berdua duduk di bangku Junior High School.

Meskipun itu sudah berlangsung lama, dan ia telah semakin terbiasa dengannya namun tetap saja. Ia tidak akan berani jika dihadapkan dengan hal yang berbau horor seperti ini! Bulu kuduknya selalu saja meremang apabila mereka sedang berbicara tentang ini di tempat yang tidak ada orang selain mereka berdua. Ia akan lebih berani jika mereka berada di kerumunan, walaupun mereka harus berbicara dengan berbisik. Jika dibandingkan dengan sekarang, rasanya seperti seseorang yang sedang Dia dan Sakura bicarakan berada di sekitar tempat mereka berada, sedang memperhatikan.

You Are DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang