Meli

15 5 0
                                    

Sekarang Lexa sedang menangis di taman belakang sekolah. Jarang ada orang yang pergi kesana karena tempatnya yang terkesan angker.

"Bodoh banget sih gue, " Lexa menjambak rambutnya frustasi. "Kenapa gue masih cinta sama Galka setelah apa yang sering dia lakukan ke gue, " lanjut Lexa.

Lexa memeluk kakinya yang ditekuk. "Gue ngak bisa benci sama lo Gal, " lirih Lexa lalu menenggelamkan wajahnya di tekukan kakinya.

"Saat Galka udah sadar dengan ke bodohannya, dia bakalan ganti ngejar lo. " ucap Vrakar tiba tiba.

Lexa yang mendengar itupun langsung mendongakkan kepalanya ke atas.

"Sejak kapan lo disini? " tanya Lexa serak sehabis menangis.

"Sejak lo belum disini, " jelas Vrakar lalu mengambil duduk di sebelah Lexa.

Cangung. Itulah yang di rasakan Lexa. Dia bingung mau memulai pembicaraan bagaimana. Karna dia sebelumnya belum pernah bicara berdua dengan Vrakar. Jadi mereka hanya diam diaman sampai bel pulang sekolah berbunyi.

****

Malam sudah semakin larut. Tapi mata Lexa sangat susah untuk di tutup. Lexa lalu berjalan menuju balkon kamarnya. Dia menatap bintang yang sedang bersinar di langit sana.

"Bilangin sama Galka ya kalo gue sayang banget sama dia, " ucap Lexa. Tak terasa setetes air mata jatuh di pelupuk matanya.

"Gue tidur dulu ya, " pamitnya lalu masuk kekamarnya dan tak lupa menutup pintu balkonya kembali.

*****

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul tuju pagi. Dan Lexa masih tidur dengan lelap di kasurnya.
"Bangun kamu, " teriak Meli mama Lexa.

Lexa yang mendengar itu hanya mengerang di tempatnya.

"Dasar pemalas. Tiru kakak kamu yang jam enam sudah rapi dengan seragamnya, tidak seperti kamu yang jam tuju belum bangun. "

Lexa yang mendengar itupun langsung membuka matanya dengan ogah ogahan. "Lexa masih ngatuk ma, " ucap Lexa serak.

"Apa peduli saya. Cepat mandi dan sekolah, " perintahnya lalu pergi keluar kamar Lexa sambil membanting pintu.

Duorrr.

Setelah Meli pergi dari kamarnya, Lexa lalu berjalan malas ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, Lexa sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya.

Lexa menatap penampilannya di pantulan cermin kamarnya sebentar, lalu dia pergi ke lantai bawah untuk berpamitan dengan sang mama.

"Lexa berangkat dulu ma, "pamit lexa sambil membungkuk ingin mencium punggung tangan Meli.

"Langsung berangkat sana, " usir Meli lalu pergi begitu saja meninggalkan Lexa yang masih membungkuk.

"Minta pamit aja susah banget, " ucap Lexa lalu menegakkan tubuhnya kembali.

Tak mau ambil pusing. Lexa lalu berangkat ke sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul delapan. Toh dia juga sudah sering di perlakukan seperti itu.

*****

Budidayakan menghargai karya orang😂Vote & Comment seeeebanyak banyaknya.

Bkln ku respon kok. Kan yang nyuruh aku😊

Segreto(Rahasia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang