Terlambat

14 4 0
                                    

Sesampainya di depan SMA MERAH PUTIH. sudah bisa dilihanya jika gerbang sudah tertutup rapat.

Lexa yang melihat itupun di buat bingung. "Gue masuk lewat mana kalo kaya gini, " gumam Lexa bingung.

Tiba tiba dia teringat dengan tembok belakang yang sering di gunakan anak anak untuk membolos. Tak mau buang buang waktu, Lexa pun langsung berlari menuju tembok belakang.

Sesampainya di sana, Lexa lalu menyusun balok balok kayu yang berada di sekitar situ.

Lexa naik tembok dengan mudah nya. Dan sampainya di atas Lexa langsung meloncat turun.

Saat dia akan melangkah pergi, tiba tiba tasnya ada yang menarik kebelakang. Saat Lexa menoleh akan memarahi dia malah hanya nyengir kuda.

"Ehh Bu Tuti, " sapa Lexa sambil mengusap tengkuknya.

"Ehh Lexa, " ucap Bu tuti mengikuti gaya bahasa Lexa barusan "Ngapain kamu di sini? " Bentaknya. "Kamu telat kan? " tanyanya menyelidik.

"Engak bu engak, " ucap Lexa sambil mengelenkan kepala. "Tadi tu saya.... "

"Alasan, cepat ikut saya. " ucapnya sambil menarik pergelangan tangan Lexa.

****

Sesampainya di lapangan SMA MERAH PUTIH, Bu tuti baru mau melepaskan pergelangan tangan Lexa.

"Sekarang kamu berdiri di depan tiang bendera sapi jam istirahat, " jelas bu tuti dengan wajah sangarnya.

"Tapi kan bu, saya ngak boleh kecappp.... "

"Saya tidak peduli dengan perkataan kamu. Sekarang cepat sana berdiri dari pada saya tambah hukuman kamu lagi, " tawarnya.

"Saya dari tadi juga berdiri kali, " gumam Lexa kesal tapi masih bisa di dengar bu tuti.

"Dan kamu jangan coba coba buat mau kabur. Saya sudah menyuruh pak sapto untuk mengawasi kamu agar tiak kabur, " jelas Bu tuti sambil sesekali melirik ke arah pak sapto berada.

Lexa yang mendengar itupun langsung mengikuti arah lirikan bu tuti tadi. Dan dapat di lihatnya memang pak sapto dari tadi mengawasinya dari pingir lapangan.

"Beneran bu saya ngak bisa kalo di suruh berdiri di lapangan, entar saya.... " Lexa menimang nimang alasannya.

"Pingsan? Saya tidak peduli, " ucap Bu tuti sebelum meninggalkan Lexa di lapangan.

"Awas lo butut, " ancam Lexa.

Lima menit kemudian.

Lexa sudah tidak tahan dengan terik matahari yang sangat menyegat ini.

"Pak, saya udah ngak kuat. " Teriak Lexa dengan wajah pucatnya.

"Alasan, " jawab pak sapto dengan teganya.

Lexa memegang kepalanya yang terasa begitu pusing. Pandangngannya mulai mengabur, tubuhnya juga terasa lemah. Dan

Brukkk

Semua menjadi gelap.

*****

Aku bingung mau ngetik apaan lagi. Soalnya udh malem jadi mls ngetik+mikir.

Vote & Comment jn lupa.

Segreto(Rahasia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang