Sepulang sekolah, aku bersama Heisuke pergi ke gym untuk tim voli putra.
"Ne, apa Kurosu-sensei galak?" tanyaku.
"Lumayan," jawab Heisuke, "tapi, dia baik dan pengertian."
"Ah, okay," aku manggut-manggut.
Aku memainkan lengan cardigan-ku yang panjang karena bosan. Perjalanan menuju gym hening karena tidak ada yang berbicara. Aku tidak tahu ingin membicarakan apa, sednagkan Heisuke sepertinya tidak ingin berbicara juga.
Tiba-tiba saja, kami sudah sampai di depan pintu gym.
"Uwah, aku gugup sekali," ujarku dengan nada datar.
"Kau datar sekali, Chihiro," komentar Heisuke.
"Aku begini karena terlalu gugup," jawabku menunjuk ke arah wajahku yang datar.
Heisuke hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. Dia membuka pintu gym dan menyautkan 'selamat siang' kepada para anggota yang sudah di dalam.
Aku mengintip dari balik pintu gym. Sudah lumayan banyak anggota tim voli yang berada di dalam gym. Bahkan si kembar Miya sudah ada di sana, berantem. Aku menyisir seluruh wilayah, mencari pelatih tim voli, Kurosu-sensei.
Ternyata dia berada di dekat si kembar Miya, sedang berbicara dengan seorang pemuda tanpa ekspresi dengan rambut abu-abu.
"Chihiro, kau masuk?" tanya Heisuke, mendatangiku.
"Tidak, terima kasih," jawabku kemudian.
Heisuke sweatdrop, "Chihiro, kau yang menyerahkan formulirnya."
"Aku mengundurkan diri, boleh?" tawarku.
"Kau bahkan belum mencobanya."
"Tidak mau."
"Kau sendiri yang mau."
"Ada Miya."
"Miya?" Heisuke langsung menoleh ke arah si kembar yang sedang berantem, lalu menatapku lagi, "kau ada masalah dengan para ace Inarizaki?"
"Err...tidak?" jawabku tak yakin.
Heisuke menatapku tak senang, meletakkan kedua tangannya di pinggang, "Kau sendiri yang bilang kalau semua akan baik-baik saja ketika aku gugup untuk memasuki tim voli, sekarang kau yang harus percaya kalimat itu."
Geez, perkataan bijakku menjadi boomerang.
"Kita dilihati oleh seluruh anggota tim voli," bisik Heisuke tak nyaman.
Benar saja, ketika aku mengedarkan pandanganku, semua orang di gym terfokus pada kamiーkecuali Kurosu-sensei, si rambut abu-abu, dan si kembar Miya yang masih berantem.
Aku mengambil napas panjang, lalu menghembuskannya pelan.
"Aku benci ini."
Aku memasuki ruang gym.
Heisuke terkekeh, "Kau sendiri yang memintanya."
"Huft, aku menyesal Heisuke, aku menyesal," aku meniup poniku, kesal. "Itu Kurosu-sensei, ya kan?"
"Yeah," Heisuke mengangguk, "dia sedang mengobrol dengan kapten voli, Kita Shinsuke dari kelas tiga. Ingin kuantar?"
"Of course kau antar, aku lost di sini," ujarku.
"Lost apa lost," Heisuke menggelengkan kepalanya dan memimpin jalan.
Aku mengikuti di belakang, "Kau jadi pede gini setelah masuk gym, aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Foxes Sanctuary 「 Inarizaki 」
FanfictionHarukaze Chihiro, entah mendapat ilham darimana, tiba-tiba menjadi manajer untuk tim voli putra Inarizaki. "Aku menyesal dari lubuk hatiku terdalam." Harukaze Chihiro (OC) ft Inarizaki Volleyball Club Haikyuu!! © Haruichi Furudate