00:26
Ada yang terbangun, kepalanya sakit dan tubuhnya gemetar merasa ketakutan.
"Bunda....sea takut...".
"Bunda dimana ...."
"Bunda jangan tinggalin sea.."
"Bunda maafin sea.."
"Bundaa...!!" Teriaknya seraya terbangun dari tidurnya.
Napasnya tersenggal, air matanya jatuh tanpa aba-aba.
Mimpi lagi rupanya...
Kenangan buruk yang masih membuatnya trauma itu kembali dalam ingatannya.
Isaknya tak henti malam ini. Rasa bersalah terus menghantuinya.
Ia mengambil obat yang ada dalam nakas di samping tempat tidurnya.
Diminumnya obat tersebut dengan tubuh yang sedikit gemetar.
Sejak di diagnosa mengalami PTSD, sea jadi sering meminum obat penenang seperti Antidepresan ketika mengalami hal-hal semacam ini.
Bertahun-tahun dirinya merasa tertekan. Bertahun-tahun dirinya merasa kesepian dan tidak berguna. Bertahun-tahun pula sea menyakiti dirinya sendiri.
Dengan ayahnya yang selalu berpergian entah itu bekerja atau sekedar menenangkan pikiran, mencoba melakukan hal-hal yang membuatnya lupa dengan apa yang telah terjadi.
Hingga melupakan bahwa dirinya masih mempunyai anak yang sedang mengalami masa tersulit.
Sudah banyak goresan-goresan abstrak oleh benda tajam pada tubuh sea, entah itu dilakukan secara sadar ataupun tidak.
Namun sea mencoba untuk tetap menjalani kehidupan belakangan ini. Dan mencoba untuk sembuh.Walaupun tidak mudah.
- E L E G I R E G U L U S -
"Kira-kira akan ada peristiwa langit apa saja bulan ini?" Tanya seorang pria yang memberi susu coklat kemasan siap minum.
"Banyak" Jawab sea seraya meminum susu tersebut dan masih mengutak-atik laptopnya.
"Mau melihatnya bersama? Seperti biasanya?"
"Hmm.... Kayanya tidak dulu deh" ucap sea.
"Kenapa?"
"Tidak kenapa-kenapa, hanya tidak ingin saja"
"Baiklah,kau bisa memberi tahu ku jika ingin melihatnya bersama"
"Pasti".
Namanya Bara, Aldebaran.
Teman semasa kecilnya sea.
Ia banyak membantu sea setelah banyak bencana yang terjadi pada kehidupan sea.
Bara selalu membantu sea melewati masa-masa tersulit gadis itu.
Bara adalah orang pertama yang akan maju ketika sea mengalami perundangan oleh teman-temannya.
Beda dengan ayah sea yang malah sebaliknya.
"Bar, sepulang sekolah aku akan mampir ke toko buku"
"Mau ku antar?".
"Tidak perlu, aku sendiri saja".
"Apa tidak apa-apa?".
"Eum" sea menggunakan kepalanya pelan
"Baiklah, jika terjadi sesuatu hubungi aku".
"Iya".
"Oh iya, sekarang aku ada kumpulan organisasi. Kau ku tinggal tidak apa?".
"Ya, aku tidak apa-apa. Pergi saja".
"Yasudah, sampai jumpa". Ucap bara seraya melambaikan tangan yang di balas oleh sea.
Daun-daun kering jatuh tertiup angin.
Sea menyisipkan rambutnya ke belakang telinganya.Sebuah tempat rahasia bara dan sea ini bisa dibilang tempat untuk beristirahat dari hiruk pikuk keadaan sekolah.
Bara yang menemukan tempat ini.
Jika ingin kesini, mereka akan melewati gudang sekolah terlebih dahulu.Didalam gudang tersebut ada pintu tua, dan pintu itu bertuju ke tempat taman kecil dimana sea sekarang berada.
Sebelumnya, bara sudah meminta izin kepada pengurus sekolah untuk menempatkan tempat itu dan jangan sampai ada orang yang tau keberadaan tempat tersebut.
Sea menghembuskan nafas berat.
Mimpi semalam seperti membuatnya berbeda disana, dan terus berulang-ulang di ingatan sea.
Sea benci hidup.
Sea benci kehidupannya.
Ia merasa ketidakadilan akan selalu mengikuti dibelakang dirinya selama dia hidup.
Dan dia benci menyadarinya.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Regulus
General FictionKau tau?..... Saat dimana seseorang telah menemukan titik terendah dalam hidupnya, Bagi orang pecundang seperti ku, bernapas pun sudah tak berguna lagi rasanya.